Friday, 28 July 2017

Rizal Ramli Sebut Reuni IMF Dan Bank Dunia Dibiayai Rakyat

Indonesian Free Press -- Mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli menyebut pertemuan dua lembaga keuangan dunia IMF dan Bank Dunia di Bali bulan Oktober mendatang adalah sebuah 'tragedi' bagi rakyat Indonesia.

Sebagaimana dilaporkan Rakyat Merdeka, Kamis (27 JULI), Rizal yang dipecat oleh Jokowi diduga kuat karena menolak proyek reklamasi yang dijalankan gubernur terpidana Ahok itu menyebut pertemuan itu dengan istilah 'tragedi Yunani'.


Menurut Rizal, dana untuk menyelenggarakan pertemuan itu sebesar lebih dari Rp 500 miliar akan ditanggung oleh pemerintah dan Bank Indonesia (BI). Iapun menyebutkan jika dana yang dikeluarkan dari uang rakyat untuk reuni IMF dan Bank Dunia yang notabene pernah menghancurkan ekonomi Indonesia pada tahun 1998 silam via "IMF-provoked riots" itu adalah tragedi.

"Ini jelas tragedi, A Greek Tragedy, sungguh tragedi Yunani," kicau Rizal lewat akun twitter pribadinya @Ramlirizal, Kamis (27 Juli).

Jumlah uang yang sedemikian fantastis itu menjadi tragedi ditengah utang terus bertambah dan masyarakat semakin resah. Menteri Keuangaan, Sri Mulyani melalui Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan, telah melakukan lelang Professional Congress Organizer Pertemuan Tahunan IMF-WB itu. Mirisnya, Sri Mulyani mengatakan anggaran sebesar Rp 505.440.390.400 bukan jumlah yang besar.

"Sekali lagi, ini tragedi yang seharusnya mendapat perhatian Presiden Jokowi agar dikoreksi, ditinjau kembali," tegas mantan Menteri Kooridnator Bidang Maritim dan Sumber Daya itu.

Menurut Rizal, di tengah lesunya ekonomi, menteri-menteri yang menjadi komprador IMF malah melakukan austerity (penghematan yang salah), yakni dengan memotong anggaran dan subsidi. Tak hanya itu, juga menguber pajak rakyat.

"Cara ini gagal di negara-negara Amerika Latin dan Yunani. Apes kita," tegas mantan Menteri Kooridinator Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu.

Dalam berbagai kesempatan dan tulisan, bahkan sejak tahun 1997, Rizal kerap mengingatkan pemerintah agar jangan ikut saran IMF. Sebab IMF menurut mantan kepala Bulog itu bukan Dewa Penyelamat namun lebih tepat disebut Dewa Amputasi yang sangat mahal biayanya dan ditanggung rakyat Indonesia.(san/ca)

1 comment:

  1. Duo hama, sudah tau merusak tapi tetap dibiarkan masuk... ya kapan Panen nya

    ReplyDelete