Indonesian Free Press -- Pemerintah melalui Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto akhirnya mengakui, bahwa ada persoalan dalam impor senjata api untuk Korps Brimob Polri yang kini menjadi polemik publik.
"Ada masalah yang perlu kita selesaikan dengan cara musyawarah, mufakat dan koordinasi. Tugas saya sebagai Menkopolhukam atas perintah Presiden adalah mengkoordinasikan semua lembaga di bawah saya untuk sama-sama kita selesaikan," kata Wiranto kepada pers, 1 Oktober., seperti dilansir situs beruia Garuda Kita.
Meski demikian, Wiranto menolak memberikan keterangan rinci. Namun demikian, mantan Kasum TNI Letjen (purn) Suryo Prabowo menanggapi pengakuan Wiranto itu dengan pernyataan lugas, “Berarti Jenderal Gatot (Panglima TNI) benar.”
Sebagaimana diketahui Jendral Gatot baru saja mengeluarkan pernyataan mengejutkan yang menyebut adanya institusi non-muliter (Polri termasuk institusi seperti ini) yang berusaha memasukkan senjata standar militer ke Indonesia. Jendral Gatot bahkan mengancam akan menyerang Polri jika terbukti memiliki senjata militer-berat seperti senjata anti-tank, anti-helikopter dan anti-kapal.
Tidak lama setelah pernyataan itu, publik bertambah terkejut setelah terkuak kabar adanya pengiriman sejumlah besar senjata pelontar granat (granade launcher) untuk Korps Brimob Polri, yang kini masih tertahan di Bea Cukai lantaran menunggu proses perizin dari Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI selesai.
Kepolisian telah mengakui bahwa senjata tersebut adalah milik mereka. Menurut Kepala Divisi Humas Markas Besar Polri, Inspektur Jenderal, Setyo Wasisto, ratusan senjata itu dibeli untuk Korps Brimob Polri. Senjata itu sah meski tertahan oleh Bea Cukai lantaran menunggu izin dari Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI rampung.
Di sisi lain, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo tak mau berkomentar ihwal senjata dan amunisi impor Kepolisian RI yang tertahan di gudang Kargo Unex, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten itu. Gatot meminta wartawan mengkonfirmasi ke Menkopolhukam.
TNI Amankan Senjata Impor Polri
Sementara itu Rakyat Merdeka Online melaporkan bahwa sejumlah personil TNI diterjunkan untuk mengamankan senjata impor asal Bulgaria milik POlri tersebut.
Informasi yang beredar di kalangan media, sebanyak 79 prajurit TNI gabungan turun dalam pengamanan senjata SAGL kaliber 40mm sebanyak 280 pucuk dan amunisi granat sebanyak 5.932 butir di gudang Kargo Unex.
Pasukan yang ikut mengamankan diantaranya satu Pleton Yonif Para Raider 328, Satu Tim Tai pur Kostrad serta dari Kodim 0506, Marinir, Paskhas dan POM AU.
Dalam laporan tersebut juga menjelaskan, pengamanan senjata berjalan lancar dan tanpa ada situasi yang mengancam kegiatan pengamanan.
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto menyatakan senjata yang diamankan tersebut merupakan milik Polri dengan dokumen pembelian dan pengiriman yang sah. Tidak hanya itu proses pembelian senjata dan amunisi tersebut sudah sesuai dengan prosedur.
"Jadi prosedurnya memang barang itu masuk dulu lalu kemudian pada proses karantina sekalian dicek oleh Bais (Badan Intelijen Strategis) TNI apakah sesuai dengan spesifikasi dalam pembelian atau tidak, lalu kemudian keluar rekomendasinya," ujarnya dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Sabtu (30/9).
Setyo menambahkan, Setyo menambahkan, pihaknya juga sudah mengkonfirmasi soal impor senjata ke Bais TNI. Namun demikian, jika barang yang kini masuk karantina tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi, maka akan dikembalikan ke negara asal.(ca)
Kebenaran pasti menang pada akhirnya
ReplyDeleteBohong lagi tutup dgn kebohongan lagi tutup lagi dgn kebohongan lagi begitu terus dan terus dasar wereng jahanam
ReplyDelete