Indonesian Free Press -- Tanpa melibatkan senjata nuklir, perang di semenanjung Korea bisa menewaskan 300.000 orang dalam hitungan hari. Demikian analisis yang dikeluarkan dalam laporan U.S. Congressional Research Service baru-baru ini.
Seperti dilaporkan Japan Times dengan mengutip Bloomberg News, 28 Oktober, laporan itu berdasar pada tingkat kepadatan dan daya hancur senjata-senjata konvensional non-nuklir yang terlibat dalam konflik perang di Semenanjung Korea.
"Bahkan jika Korea Utara (Korut) hanya menggunakan senjata konvensional, diperkirakan antara 30.000 hingga 300.000 tewas dalam pertempuran hari-hari pertama," tulis laporan itu dengan merujuk pada kemampuan Korut menembakkan 10.000 senjata artileri per-menit hingga menjangkau ibukota Korea Selatan Seoul.
Laporan ini seolah membenarkan pernyataan mantan penasihat keamanan Presiden Donald Trump, Steve Bannon. Dalam wawancara dengan 'The American Prospect' bulan Agustus lalu, ia mengatakan, "Sampai ada yang bisa memastikan bahwa 10 juta warga Seoul tidak tewas pada 30 menit pertama perang konvensional, saya tidak bisa menerima pendapat itu (solusi militer). Tidak ada solusi militer di sini, mereka (Korut) membuat kita tak berdaya."
Laporan memperkirakan setidaknya sebanyak 25 juta orang, termasuk 100.000 warga Amerika di Korea, akan terkena dampak langsung dari perang konvensional. Dan ketika perang terus berkembang dan tidak dihentikan, dampaknya akan jauh lebih buruk, terutama ketika kekuatan-kekuatan utama di sekitar melibatkan diri, seperti Jepang, Cina dan Rusia.
“Konflik seperti itu akan mendorong mobilisasi besar-besaran Amerika di Semenanjung Korea, dan korban yang besar di kalangan militer. Hal-hal rumit juga bisa terjdi ketika Cina melibatkan diri dalam konflik sehingga bisa memperluas konflik ke luar Semenanjung.”
Ketegangan di Korea semakin intensif dari hari ke hari dengan diwarnai oleh perang kata-kata antara para pemimpin Korut dan Amerika. Ini diikuti oleh langkah-langkah 'psywar' oleh kedua negara. Korut berkali-kali menembakkan rudalnya, dan Amerika mengirim dua kapal induknya ke dekat Semenanjung.
Pada akhir pekan lalu (28 Oktober) Menhan Amerika Jim Mattis berpidato di hadapan para pejabat Korea Selatan di Seoul. Ia menyebut bahwa Amerika tidak akan pernah bisa menerima Korea Utara memiliki senjata nuklir dan mengingatkan bahwa program nuklir Korut tidak akan bisa menjamin keamanan dan justru melemahkan keamanan Korut sendiri.
Mattis juga mengingatkan bahwa Korut bukan tandingan militer Amerika.
"Jangan buat kesalahan. Setiap serangan terhadap Amerika dan sekutu Amerika akan kami kalahkan. Dan setiap penggunaan senjata nuklir oleh Korut akan direspon Amerika dengan kekuatan militer besar-besaran," kata Mattis.(ca)
Sampai kapanpun Amerika g akan berani menyerang Korut..
ReplyDeleteSelain tak ada dasar jg tak tujuan yg dibenarkan