Indonesian Free Press -- Amerika mengintimidasi negara-negara yang bakal mendukung Palestina dalam Sidang Umum PBB tentang Jerussalem. Demikian seperti dilaporkan Press TV, Rabu (20 Desember).
Seperti disebutkan dalam laporan itu, Dubes Amerika untuk PBB Nikki Haley, dalam surat yang dikirim kepada negara-negara anggota PBB, mengingatkan bahwa Amerika 'akan mengingat' negara-negara yang mendukung Palestina dan menolak klaim Amerika atas Jerussalem sebagai ibukota Israel.
“Presiden (Amerika) akan melihat pemungutan suara ini dengan cermat dan telah meminta laporan tentang negara-negara yang menentang kami. Kami akan mencatat setiap suara dalam pemungutan ini,” tulis Haley, seperti dilaporkan oleh kantor berita Inggris Reuters.
Ia mengulangi ancamannya dalam kicauannya di Twitter, mengatakan bahwa Amerika akan 'mencatat nama' negara-negara yang menentang Amerika.
Sebagaimana diketahui pada hari ini (21 Desember) Sidang Umum PBB akan digelar untuk menetapkan status Jerussalem, setelah pengakuan Amerika sebagai ibukota Israel yang menimbulkan reaksi keras dari dunia internasional. Setelah kegagalan Dewan Keamanan PBB mengambil sikap akibat veto Amerika, Sidang Umum PBB menjadi forum terakhir yang diharapkan bisa menyelesaikan masalah ini, meski forum ini tidak memiliki ketetapan mengikat.
Karena pentingnya forum ini sebagai landasan moral yang bisa mengancam legalitas Amerika dan Israel atas klaim Jerussalem, kedua negara ini melakukan berbagai langkah untuk membendungnya.
Negara-negara Arab dan Muslim meminta PBB untuk menggelar Sidang Umum, setelah Amerika memveto resolusi DK PBB yang diajukan Mesir. Dalam draft resolusi itu tertulis: "Setiap keputusan dan tindakan yang mengubah kharakter, status atau komposisi demografi Kota Suci Jerussalem (Al Quds) tidak memiliki efek legal, tidak berlaku dan harus dikembalikan kepada resolusi-resolusi yang relevan dari Dewan Keamanan."
Dalam Sidang Umum hari ini, resolusi yang sama kembali diajukan. Utusan Palestina untuk PBB Riyad Mansour mengatakan Palestina berharap akan mendapat dukungan mayoritas dari 193 negara anggota PBB.
"Sidang Umum PBB akan mengatakan, tanpa takut oleh veto, bahwa masyarakat internasional menolak untuk menerima posisi unilateral Amerika," kata Mansour.
Sementara itu pemerintah Israel telah menginstuksikan para duta dan pejabatnya di luar negeri untuk melakukan lobby atas resolusi yang akan digelar ini. Mereka diperintahkan untuk membujuk negara-negara mitra untuk menolak, atau setidaknya netral pada pengambilan keputusan Sidang Umum. Pada saat yang hampir sama, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengirim dua delegasi ke Cina dan Rusia untuk meminta menjadi mediator baru pembicaraan perdamaian Palestina-Israel setelah Amerika dianggap tidak layak sebagai mediator.
Pada hari Selasa (19 Desember) Sidang Umum PBB juga telah digelar dengan keputusan 176-7 suara mendukung Palestina untuk menentukan nasib sendiri. Dan hari ini adalah sidang untuk menentukan stasus Jerussalem.(ca)
Masyarakat International sebaiknya keluarga dr PBB dan membentuk PBB baru tanpa AS
ReplyDelete