Indonesian Free Press -- Setelah sebelumnya sejumlah media internasional, media Swiss Basler Zeitung akhirnya turut membongkar adanya perselingkuhan diam-diam antara Arab Saudi dan Israel.
Seperti dilaporkan media itu kemarin (7 Januari), disebutkan bahwa Arab Saudi dan Israel telah membentuk aliansi rahasia untuk melawan Iran.
“Selama ini, Riyadh menolak setiap normalisasi hubungan resmi dengan Israel selama konflik Palestina-Israel belum diselesaikan dan selama belum ada pengakuan terbuka normalisasi hubungan oleh negara-negara Arab lainnya, maka saling mengirim duta besar belum akan dilakukan," tulis Pierre Heumann, koresponden media tersebut yang bertugas di Israel.
“Ada kerjasama rahasia yang intensif antara Saudi Arabia dan Israel dalam upaya meraih tujuan utama melawan ekspansi Iran dan melemahkan ambisi regionalnya,” tambahnya seraya menekankan bahwa terdapat kerjasama militer antara Riyadh dan Tel Aviv.
Mengutip seorang pejabat Saudi yang tidak disebutkan identitasnya, Basler Zeitung melaporkan bahwa Saudi Arabia saat ini tengah mempertimbangkan pembelian senjata-senjata dari Israel, terutama sistem pertahanan tank serta pertahanan rudal 'Iron Dome' yang oleh Israel diklaim efektif menghadapi serangan-serangan roket para pejuang Palestina.
“Riyadh tengah berupaya untuk melumpuhkan rudal-rudal yang diluncurkan Yemen. Para pengamat dari Tel Aviv dan Riyadh membenarkan bahwa kerjasama keamanan antara Israel dan Saudi Arabia telah sangat jauh, meski Saudi Arabia secara resmi membantah hal itu,” tulis laporan itu lagi.
Menurut laporan yang sama, “para pejabat penting Saudi tidak lagi merasa takut untuk menjalin kontak dengan para pejabat Israel sebagaimana di masa lalu.” Direktur CIA Mike Pompeo juga telah mengkonfirmasikan hal itu, ketika pada awal Desember 2017 lalu mengatakan secara terbuka bahwa Saudi Arabia dan sejumlah 'negara Sunni' telah menjalin kerjasama dengan Israel untuk memerangi terorisme.
Sebelum itu, Menteri Energi Israel, Yuval Steinitz, mengatakan kepada radio militer Israel bahwa “ada sejumlah kontak dengan Saudi Arabia, namun atas permintaan Saudi, hal itu dirahasiakan.”
Basler Zeitung juga menegaskan bahwa sejumlah pejabat dan tokoh penting Saudi telah melakukan pertemuan terbuka dengan para pejabat Israel. Pada bulan Oktober 2017 lalu, misalnya seperti disebut media tersebut, mantan kepala inteligen Israel Efraim Halevy dan mantan kepala inteligen Saudi Arabia Pangeran Turki al-Faisal bertemu dan berdiskusi mengenai kebijakan Amerika di kawasan. Keduanya bahkan kemudian bersama-sama menghadiri simposium yang digelar Jewish Community Centre di New York.(ca)
Berkat serangan balik Yaman, Iron Dome semakin laris dipasaran..
ReplyDelete