Saya suka mengamati due ekor makhluk ini ketika Junjungannya melakukan hal2 yang pernah mereka benci. Mengamati perilaku mereka dengan kejadian yang sering mereka jadikan olok-olok bila hal itu terjadi di pihak sebelah.
Mereka kompak bahwa perceraian ahok adalah RANAH PRIBADI yang gak patut di bicarakan atau di olok-olok.
Mereka lupa dengan kelakuan diri saat membahas ranah pribadi orang lain dan menjadikan hal itu sebagai bahan olok-olok. Saat Ustad arifin Ilham mempunyai istri 3, mereka jadikan hal itu sebagai bully. Padahal kemampuan beristri juga masuk ke RANAH PRIBADI orang lain. Dia menikah secara sah tanpa ada pihak yang di dustai.
Mereka lupa, saat kebencian dengan PKS sudah menjadi virus dalam otak merekea, RANAH PRIBADI orang2 PKS mereka angkat untuk mempermalukannya. Seolah hal itu salah dan wajib di olok-olok.
Mereka lupa, ketika Prabowo yang bercerai di lambangkan sebagai pemimpin yang gagal karena tidak bisa mempertahankan keutuhan rumah tangganya.
Berbuih kita menjelaskan pada mereka, apapun alasan kita gak akan membuat mereka sadar. Saat Ustad Arifin Ilham menikah lagi, kita menjelaskan bahwa itu adalah hak arifin ketika ingin poligami. Tapi mereka gak peduli, bagi mereka itu bukanlah alasan. Saat Politikus PKS terlibat juga poligami, mereka juga gak peduli karena hal itu patut di tertawakan. Saat Prabowo di lambangkan sebagai pemimpin yang gagal, mereka tidak mau becermin pada presiden rusia dimana ia juga seorang duda ketika menjabat sebagai presiden saat ini.
Mereka tertawa karena hal itu merupakan bahan yang ingin selalu mereka bahas. Mau RANAH PRIBADI kek..yang penting di tertawakan dulu.
Sekarang, ketika ahok mengalami kasus yang bisa kita tertawakan juga..mereka langsung tampil bak seorang ustad sejuk khas sarungan, mereka tampil bak seorang pendeta yang kharismatik dengan berpesan bahwa "JANGAN CAMPURI URUSAN PRIBADI ORANG LAIN".
Untuk mengetahui RASA, maka mereka harus mencoba jika hal itu terjadi dalam kubu mereka sendiri. Apa yang mereka rasakan..? Saat ini mereka rasakan bagaimana posisi dahulu ketika mereka memperolok-olok orang lain yang seharusnya gak patut mereka tertawakan karena itu adalah RANAH PRIBADI orang lain.
Deny siregar berkata, "Lah, dia yang cerai kok ente2 yang kelojotan..."
Kalau kita balikkan kata dia dahulu saat menertawakan kasus ustad arifin, "Lah, dia yang kawin lagi kok ente2 yang kelojotan...?", Kamu akan di tertawakan ketika berlaku bijak sok paten namun di kesempatan lain, paten kau itu kau suruk kan di dalam kolor-mu.
Sekarang bijak kali kau berkata itu ranah private orang yang gak perlu kita hakimi, mereka yang menertawakan kasus ahok saat ini karena mempunyai dendam pada kalian. Mereka menertawakan kalian, bukan menertawakan ahok. Ahok itu sudah habis, dirinya sudah hancur. Diri terpenjara, rumah tangga hancur. Bayangkan tekanan psikologis yang di hadapi anak-anak ahok.
Saya lebih peduli pada psikologis anak-anak ahok dari pada saya ikut menertawakan nasib ahok. Karena saya seorang ayah 3 anak yang juga akan menangus bila anak2 saya mengalami seperti apa yang di alami anak ahok. Dan hal itu juga saya bawakan pada anak2 korban hasil keretakan rumah tangga berujung pada perceraian.
Apa yang saya rasakan adalah bentuk kepedulian yang membuat saya gak mau berpesta dengan kasus ahok. namun mereka gak berpikir kesana, mereka bisa tertawakan ranah pribadi orang tanpa peduli nasib keluarga yang dfi tertawakan.
Tuyul Kuntadhi lain lagi mencari dalil tentang jangan tertawakan ahok. Dia membawa keberhasilan seorang tokoh2 dunia karena hidup sendiri tanpa pasangan, namun dia lupa bagaimana ia tertawakan Prabowo ketika mencalon sebagai presiden.
Bagi saya ahok itu jahat, tapi saya harus jujur menilai dan memilah mana yang bisa kita bahas dan mana yang tidak boleh kita tertawakan. Saat kasus perceraian ini keluar, itu bukanlah bahan utama bahasan kita untuk membully ahok. namun kasus itu bisa kita jadikan CERMIN pada pendukung ahok dan MENERTAWAKAN MEREKA atas kasus cerainya ahok.
karena saat ini mereka sadar, ternyata ahok itu adalah manusia biasa yang bisa salah dan berlaku menyalahi AGAMA. dalam agama kristen, Cerai itu adalah tindakan yang tercela. Sebagai yang mengaku anak Tuhan dan pasti masuk surga, pendukung ahok bisa berpikir atas kejadian ini..
"masak anak tuhan kok cerai? Katanya yakin masuk surga..firman tuhan saja di langgar. gimana mau ke surga...?"
Pendukung ahok itu sama dengan BUNGLON. Mereka bisa berubah warna tergnatung pada masalah yang ada. Bila masalah itu berada di pihak sebelah, mereka akan jadi bunglon berwarna merah...bertopeng badut dan selalu tertawa. namun bila masalah itu bersumber dalam lingkaran mereka, terlebih lagi di lakukan oleh junjungan mereka, maka warna mereka menjadi KELABU seperti warna TAIK ANJING yang terkena debu.
Bisa berubah jadi tokoh spritual yang mengeluarkan kata2 sejuk dan bijak atas masalah sendiri. Tokoh spritual ABU-ABU macam yang kena debu tadi.
Tuhan itu maha Adil, ketika mereka berpesata dan tertawa..Tuhan ingatkan kita jangan membalas olok2 mereka.
"Nanti suatu saat, aku akan berikan RASA yang sama pada mereka untuk merasakan apa yang kalian rasakan"
Dan Tuhan membuktikan janjinya...Indah janji Tuhan untuk mengingatkan kelompok manusia agar selalu berpikir dengan otak, bukan dengan pantat. Karena pantat itu tempat keluarnya si abu2 tadi, bukan tempat keluarnya suatu keputusan berdasarkan hasil olah pikiran.
Mengamati perilaku pendukung ahok..seperti menonton acara NAT GEO WILD.
Wkwkw.. duo fauna ini memang diciptakan Tuhan sebagai bahan pembelajaran insan manusia..
ReplyDelete