Beberapa tahun kemudian setelah Amerika menyerbu Irak dengan menewaskan ribuan warga tak berdosa dan menghancurkan segala infrastruktur negara dan bahkan hingga saat ini, klaim senjata pemusnah massal itu tidak terbukti.
Kini, Inggris dengan dukungan Amerika menuduh Rusia telah mengembangkan senjata biologis mematikan, ‘Novichoks’ (pendatang baru) yang digunakan untuk membunuh mantan agen rahasianya yang tinggal di Inggris. Lebih jauh, dengan tuduhan itu, Inggris telah mengambil langkah dramatis dengan mengusir puluhan diplomat Rusia, sekaligus mendorong dunia ke arah perang nuklir.
Seperti ditulis Dr. Craig Murray di situs craigmurray.co.uk, 14 Maret, pada tahun 2016 lalu Dr. Robin Black, Kepala Laboratorium Deteksi di fasilitas penelitian senjata kimia INggris di Porton Down, menulis laporan tentang keberadaan senjata kimia 'Novichoks' dengan menyebutnya sebagai sesuatu yang 'misterius dan komposisinya belum diketahui'.
Tulisan itu merupakan bagian dari spekulasi keberadaan senjata kimia 'generasi ke-empat' yang disebut ‘Novichoks’, yang menurut Dr. Black: "dikembangkan di Rusia sejak tahun 1970-an sebagai bagian dari program 'Foliant’, dengan tujuan menemukan 'agent-agent' yang akan berkompromi dengan 'sistem pertahanan tubuh'. Informasi tentang zat ini sangat jarang didapat di wilayah umum, sebagian besar berasal dari pembelot asal Rusia Vil Mirzayanov. Tidak ada konfirmasi independen tentang struktur atau struktur zat ini yang pernah dipublikasikan." (Robin Black. (2016) Development, Historical Use and Properties of Chemical Warfare Agents. Royal Society of Chemistry).
Sebelumnya di tahun 2013, para ahli senjata kimia yang tergabung dalam organisasi di bawah PBB, The Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons (OPCW), menolak untuk mengkategorikan ‘Novichoks’ sebagai senjata kimia yang harus diawasi karena ketiadaan informasi yang cukup.
Kemudian, secara mengejutkan pemerintah Inggris mengklaim telah bisa mengidentifikasi zat tersebut. Tidak hanya itu, Inggris bahkan mengklaim mampu mendeteksi asal keberadaan zat ini. Menanggapi hal ini, Rusia pun telah menuntut Inggris untuk menyerahkan sampel senjata mematikan ini ke (OPCW), namun Inggris menolak. Mengapa?
Tuduhan INggris bahwa senjata kimia ini hanya bisa diproduksi oleh sebuah laboratorium militer tertentu, untuk menjustifikasi tuduhan terhadap militer Rusia, adalah bertolak belakang dengan klaim Mirzayanov. Ia menulis:
"One should be mindful that the chemical components or precursors of A-232 or its binary version novichok-5 are ordinary organophosphates that can be made at commercial chemical companies that manufacture such products as fertilizers and pesticides."
Intinya, setelah ditemukan, senjata ini akan bisa dibuat di semua pabrik kimia komersial yang memproduksi pestisida dan pupuk. (Vil S. Mirzayanov, “Dismantling the Soviet/Russian Chemical Weapons Complex: An Insider’s View,” in Amy E. Smithson, Dr. Vil S. Mirzayanov, Gen Roland Lajoie, and Michael Krepon, Chemical Weapons Disarmament in Russia: Problems and Prospects, Stimson Report No. 17, October 1995, p. 21.
Menurut Dr.Craig Murray Inggris tidak mungkin bisa menguji senjata kimia Rusia ini tanpa memiliki sampelnya terlebih dahulu. Namun karena Mirzayanov telah menulis tentang senjata ini 20 tahun yang lalu, kalaupun Inggris sudah memilikinya, tidak bisa dijamin itu berasal dari Rusia.
Terakhir, Mirzayanov berasal dari Uzbekistan. Laboratorium tempat ia bekerja berada di Nukus, jauh dari Rusia. Dr.Craig Murray yang pernah berkunjung ke laboratorium saat menjadi Duta Besar Amerika untuk Uzbekistan mengklaim laboratorium itu sudah hancur dan semua peralatannya telah dipindahkah oleh pemerintah Amerika.
"Tidak pernah ada bukti bahwa “novichok” pernah ada di Rusia," tulis Craig Murray.
"Jika senjata ini benar-benar ada, maka secara historis Amerika memiliki akses untuk memproduksinya," tambahnya.
(ca)
Waspada sebuah project design oleh Amerika.. karena berbagai konfilk di dunia, sering nya berdalang Amerika
ReplyDeleteAh...ini pasti rekayasa barat, hobby melimpahkan kesalahan ke pihak lain. Tapi kesalahan mereka sendiri buta, barat benar2 tumor bagi dunia.
ReplyDeleteAh...ini pasti rekayasa barat, hobby melimpahkan kesalahan ke pihak lain. Tapi kesalahan mereka sendiri buta, barat benar2 tumor bagi dunia.
ReplyDeleteAh...ini pasti rekayasa barat, hobby melimpahkan kesalahan ke pihak lain. Tapi kesalahan mereka sendiri buta, barat benar2 tumor bagi dunia.
ReplyDelete