Almarhum Moerdiono, SekNeg Pak Harto, "mengakui kesalahan paling besar sepanjang karirnya" adalah membantu membujuk Pres Soeharto utk tandatangani LOI IMF, yang sengaja dirancang utk gagal karena ada 140 prasyarat (condionalities) yg tidak masuk akal dan sebagian besar, tidak ada hubungannya dengan stabilitas moneter dan kurs rupiah.
Krisis dimulai di Thailand Juli 1997. Semua pihak membantah, bahkan IMF & Bank Dunia memuji, bahwa Indonesia super sehat dan tidak akan kena krisis. Rizal Ramli satu-satunya yang meramalkan bahwa Indonesia akan kena krisis di tahun 1997-98, dalam Economic Outlook Econit Oktober 1996. Karena terlalu banyak utang swasta, defisit current account yg besar dan Rupiah yg over-valued 8%.
Bank Dunia, IMF, pejabat-pejabat memuji dan membantah bahwa Ekonomi Indonesia sehat dan tidak bakal kena krisis.
Ketika krisis tiba, Korea cepat melakukan restrukturisasi utang swasta, sehingga cepat pulih. Malaysia menolak campur tangan IMF dan paksakan capital control, sehingga ekonominya lolos dari krisis.
*Indonesia minta tolong IMF, akibatnya ekonomi anjlok dari 6% ke -13%, dan kota-kota rusuh ratusan korban.*
Baru setelah Rizal Ramli menulis di koran international, beri kuliah di Carnegie Center di Washington DC dan Oxford tentang Malpraktek IMF di Indonesia, IMF bentuk komite review tentang Indonesia, dipimpin oleh DR. Montek Aluwalia, Assisten Prof Hollis Chenery yang kemudian jadi Mentri Perencanaan India. Montek bujuk Rizal Ramli supaya bersedia diwawancara oleh komite review tersebut. Rizal Ramli bersedia karena kenal dan menghormati Prof Hollis Chenery, 2 tahun kemudian Komite review akhirnya mengakui berbagai kesalahan IMF di Indonesia. Nasi sudah jadi bubur, ekonomi anjlok -13%, biaya BLBI $80 milyar, bank dan korporasi hancur, Kurs Rupiah anjlok dari Rp 2500/$ jadi Rp 15.000/$.
*Sekarang kok bisa banyak yang memuja-muja IMF di Indonesia sampai hari ini?. Jangan lupa sejarah IMF pernah malpraktek menghancurkan ekonomi Indonesia.*
Kedunguan akut jika sampai sejarah itu terulang..
ReplyDelete