Indonesian Free Press -- Komandan pasukan khusus Tentara Pengawal Revolusi Iran (Quds Force) Jendral Qassem Soleimani memiliki bukti-bukti kuat tentang kerjasama Amerika dan teroris ISIS di Irak dan Suriah. Demikian laporan Press TV, Minggu (4 Maret).
Salah satu bukti itu, menurut laporan itu, adalah kedatangan pesawat angkut militer Amerika berisi jendral-jendral dan senjata Amerika ke pangkalan udara Mosul.
"Ketika kota Mosul di Iraq masih dikuasai ISIS, sebuah pesawat A330 Amerika mendarat di Mosul Airport, jendral-jendaral Amerika keluar dan senjata-senjata dibongkar. Di ruang tunggu VIP bandara, para jendral Amerika berbicara dengan para pemimpin ISIS di Mosul selama tiga jam dan kemudian kembali ke pesawat. Apa yang dibawa jendral-jendral Amerika itu untuk ISIS? Senjata dan peralatan militer," kata Hossein Amir-Abdollahian, penasihat khusus parlemen Iran untuk urusan luar negeri kepada kantor berita Iran IRIB, seperti dikutip Press TV.
Abdollahian mengakui informasi itu diberikan oleh Qassem Soleimani kepadanya saat ia masih bekerja di Kementrian Luar Negeri Iran.
"Saat saya masih di Kemenlu Iran, saya bertemu dengan Jendral Soleimani, yang memberikan dokumen-dokumen yang menunjukkan kerjasama antara Amerika dengan kelompok teroris Daesh Takfiri (ISIS)," katanya.
Menurutnya, Jendral Soleimani telah meminta kepadanya untuk memberikan pesan kepada Menlu (Mohammad Javad) Zarif agar melanjutkan perundingan dengan Amerika, namun bila masalah muncul ia (Zarif) bisa membuka dokumen-dokumen itu dan mengatakan kepada delegasi Amerika, 'Inilah yang kalian lakukan!'
Abdollahian menambahkan bahwa informasi yang diberikan Jendral Soleimani mencakup posisi geografis, waktu dan detil-detilnya. Dalam peristiwa lainnya, tambahnya, helikopter-helikopter Amerika diketahui telah mengevakuasi para pemimpin ISIL/Daesh menjelang kejatuhan MOsul ke tangan pasukan Irak. Lainnya, tiga helikopter Amerika mendarat dengan membawa senjata untuk pemimpin ISIS.
“Kami juga menemukan bukti bahwa Amerika telah membawa para komandan ISIS yang dievakuasi, ke Afghanistan, Libya dan Yaman,” tambah Abdollahian.
Pada akhir Januari lalu Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Seyyed Ali Khamenei mengecam tindakan Amerika yang telah merelokasi anggota-anggota ISIS ke Afghanistan. Menurut Khamenei tindakan itu ditujukan untuk memberi alasan Amerika mempertahankan keberadaan militernya di kawasan demi menjamin keamanan kepada Israel.
Kelompok ISIS secara mengejutkan menjadi perhatian dunia setelah berhasil merebut sejumlah besar wilayah di Suriah dan Irak tahun 2014 dan memproklamirkan negara 'khalifah'. Namun berkat dukungan Iran, kedua negara tersebut berhasil merebut kembali wilayah yang diduduki ISIS. Pada bulan November 2017 dalam sepucuk surat yang dikirimkan kepada Ayatollah Ali Khamenei, Jendral Soleimani menyatakan berakhirnya kekuasaan ISIS/Daesh.(ca)
Bukan rahasia lagi.. Sayang semua media utama dikuasai para dalang Isis
ReplyDelete