* 2 Jet Siluman F-35 Dilaporkan Masuki Iran Tanpa Diketahui
Indonesian Free Press -- Kementrian Pertahanan Rusia membantah laporan sejumlah media tentang dua pesawat jet F-35 Israel yang terbang di udara Suriah, Irak dan Irak setelah mengelabuhi sistem pertahanan udara Rusia di Suriah.
"Informasi yang dipublis oleh sejumlah media massa dengan menggunakan narasumber asing, bahwa pesawat-pesawat jet Israel mengelabuhi sistem pertahanan udara Rusia di Suriah dan melakukan misi pengintaian di ketinggian udara merupakan 'kebodohan besar'," tulis Sputnik News, JUmat (30 Maret).
Sebelumnya sejumlah media internasional mengutip laporan media Kuwait Al-Jarida dan media Israel Jerussalem Post yang menyebutkan dua pesawat siluman F-35 Israel berhasil melakukan misi pengintaian di ketinggian udara di atas wilayah Iran, Iraq dan Suriah, setelah mengelabuhi sistem pertahanan udara Rusia yang ditempatkan di Suriah.
Menurut Kementrian Pertahanan Rusia, pesawat pengintai yang terbang di ketinggian adalah sasaran empuk bagi semua sistem pertahanan udara, terlebih buatan Rusia. Ia mengingatkan dengan insiden penembakan pesawat pengintai U-2 Amerika di udara Uni Sovyet, di tahun 1960-an. Juga diingatkan bahwa sistem pertahanan buatan Rusia di Suriah telah berhasil menembak jatuh rudal-rudal dan drone yang ukurannya lebih kecil dibandingkan F-35.
Menurut laporan media-media tersebut di atas, dua F-35 Israel terbang di udara Suriah dan Iran sebelum mencapai beberapa lokasi terget di Iran seperti Bandar Abbas, Esfahan, dan Shiraz. Baik otoritas Israel maupun Iran tidak berkomentar atas laporan-laporan itu.
Israel memiliki tujuh F-35 di jajaran Angkatan Udaranya, berkali-kali melancrakan serangan udara ke Suriah dengan sasaran utama fasilitas militer Hizbollah dan Iran yang merupakan pendukung regim Bashar al Assad. Namun, bulan lalu sebuah F-16 Israel jatuh ditembak sistem pertahanan Suriah.
Selain Kemenhan Rusia, media spesialis penerbangan The Aviationist juga membantah keras laporan penerbangan F-35 tersebut dan menyebutnya sebagai 'kabar palsu' dan 'perang psikilogis'. Adapun beberapa alasan mengapa laporan itu palu, menurut The Aviationist adalah sbb:
Pertama media Al Jarida telah terkenal sebagai 'corong' propaganda Israel. Kedua, klaim dalam laporan tersebut yang menyebut F-35 mampu terbang dua kali Israel-Iran tanpa pengusian bahan bakar di udara adalah bohong. Ketiga, jika Israel benar-benar mengirim F-35 ke Iran, hal itu tidak mungkin bocor ke media massa. Selain itu, mengirim dua F-35 ke Iran hanya untuk tujuan 'mata-mata' semata adalah sebuah kebodohan. Dan lebih dari itu semua, sistem pertahanan udara Rusia yang ditempatkan di Suriah mampu mendeteksi semua penerbangan pesawat-pesawat udara Israel secara 'real time', bahkan pada saat pesawat-pesawat itu tengah tinggal landas, demikian tulis The Aviationist.(ca)
ndak perlu berargumen..cuma perlu siap siaga setiap detik...kerna rezim zionis tidak pernah lupa untuk menyerang syria,irak danlubnan..apatah lagi iran.kata orang..pelanduk juga lupakan jerat,jerat tidak pernah lupakan pelanduk.
ReplyDeleteKemungkinan F35 Israel memang berhasil masuk ke wilayah Iran tanpa ketahuan namun segera diketahui radar Iran dan segera kabur..
ReplyDeleteKehadiran F35 di TimTeng jelas membuat ancaman baru