Seperti dilaporkan TIME, hari ini (28 Mei), militer Cina mengatakan telah mengirimkan sejumlah kapal perang untuk menggagalkan kapal-kapal perang Amerika yang hendak berlayar di dekat pulau-pulau yang diklaim Cina di Laut Cina Selatan. Namun laporan ini tidak menyebutkan kapal-kapal perang Cina yang dikirim tersebut dan berapa jumlahnya.
Kemenhan Cina mengatakan bahwa pelayaran kapal-kapal perang tersebut tidak mendapatkan ijin Cina dan Cina telah memberi peringatan agar kapal-kapal itu pergi.
Kapal-kapal perang Amerika yang terlibat dalam drama panas ini adalah USS Antietam, sebuah kapal jelajah berpeluru kendali, serta destroyer USS Higgins. Keduanya berlayar sejauh kurang dari 12 nautical mil dari Kepulauan Paracel yang diklaim Cina.
Jubir Kemenhan Cina Kolonel Senior Wu Qian, mengatakan bahwa kapal-kapal perang Amerika telah 'melanggar secara serius kedaulatan Cina' dan 'menghancurkan saling kepercayaan' antara kedua negara.
Amerika sendiri mengklaim menjalankan misi 'kebebasan navigasi' di wilayah yang dipersengketakan oleh Cina dan negara-negara tetangganya yang merupakan sekutu Amerika. Dengan misi ini, Amerika bermaksud untuk menolak klaim Cina yang 'berlebihan' dan mempertahankan hak atas pelayaran internasional. Amerika telah beberapa kali menjalankan misi ini sejak Presiden Barack Obama.
Jubir Armada ke-7 Amerika yang berwilayah di Samudra Pasifik, Comodor Clay Doss mengatakan kepada the Times bahwa operasi semacam ini telah dilakukan Amerika di 22 negara di dunia.
"Operasi-operasi seperti ini bukan ditujukan pada satu negara," katanya.
Cina telah membangun pangkalan sipil dan militer di sejumlah pulau yang dilaimnya di Kepulauan Paracel dan Spratly. Hal ini membuat marah dan prihatin Amerika dan sejumlah negara Asia Tenggara yang juga mengklaim wilayah itu.
Minggu lalu Cina bahkan dilaporkan telah mendaratkan pesawat pembom strategis pembawa bom nuklir, H-6K, di pulau-pulau yang diklaim Cina di Laut Cina Selatan.
Seperti dilaporkan sejumlah media internasional, termasuk Reuters dan AFP, tanggal 19 Mei lalu, sejumlah pesawat pembom, termasuk H-6K, melakukan latihan pendaratan tinggal landas di sejumlah pulau sengketa.
Sejumlah analis menilai langkah ini sebagai persiapan Cina menghadapi konflik bersenjata di Laut Cina dan Pasifik Barat. Laporan ini hanya berselang beberapa minggu setelah Cina diketahui telah membangun sistem pertahanan udara dan laut di pulau-pulau yang diklaim tersebut.(ca)
China semakin menunjukan power prajectory capacity nya
ReplyDelete