Indonesian Free Press -- Media setengah resmi Iran, FARS News dan Keyhan, melaporkan tewasnya putra mahkota Saudi Pangeran Mohammad bin Salman (MBS) dalam upaya kudeta yang gagal bulan lalu.
Seperti dilaporkan FARS, kemarin (18 Mei), MBS tewas oleh dua tembakan di tubuhnya dalam upaya kudeta yang terjadi 21 April lalu. Informasi tersebut diperoleh dari sumber inteligen Saudi Arabia, demikian FARS mengklaim.
Seperti dilaporkan media-media internasional termasuk IFP, dalam insiden tanggal 21 April tersebut awalnya hanya diketahui sebagai insiden penyusupan drone ke kompleks istana Saudi Arabia di Riyadh. Akibat insiden ini, Raja Salman dilarikan ke pangkalan militer yang berdekatan dengan istana. Namun tidak ada informasi lebih lanjut tentang adanya upaya kudeta.
"Sejumlah video yang beredar menunjukkan terjadinya tembak-menembak di sekitar istana Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud di Riyadh. Sejumlah laporan menyebutkan bahwa Raja bersama Putra Mahkota Mohammed bin Salman, dievakusi ke pangkalan militer terdekat dengan pengawalan pasukan Amerika. Sementara para pejabat dan media Saudi membisu seputar insiden ini, ada laporan-laporan yang bertentangan tentang insiden ini. Sejumlah saksi dan warga di dekat istana mengatakan telah terjadi upaya kudeta dan menambahkan para pemberontak menyerbu istana dengan bantuan drone mata-mata yang terbang di atas istana," tulis laporan itu.
Sejumlah anggota kelompok oposisi mengatakan bahwa 'seorang perwira senior telah memimpin serangan dengan sasaran membunuh raja dan putra mahkota'.
Video-video juga menunjukkan kendaraan-kendaraan lapis baja dan helikopter militer yang berpatroli di sekitar istana. Sementara itu 'pasukan khusus' yang setia kepada MBS mengambil alih keamanaan ibukota. Penerbangan sipil dan militer ditutup di atas Riyadh.
"Bin Salman sering muncul di depan publik, namun ketidak munculannya selama 27 hari terakhir menimbulkan pertanyaan tentang keberadaannya," tambah laporan itu.
MBS disebut-sebut tidak nampak ketika Menlu Amerika yang baru, Mike Pompeo, berkunjung ke Riyadh pada 28 April. Dalam kunjungan keluar negeri pertamanya itu Pompeo hanya bertemu Raja Salman dan Menlu Adel al-Jubeir. Beberapa hari setelah upaya kudeta itu pemerintah Saudi merilis foto MBS bersama sejumlah diplomat asing, namun kapan pertemuan itu berlangsung belumlah terverivikasi, demikian tulis FARS.
Saudi dilanda ketegangan politik setelah munculnya MBS ke tampuk kekuasaan dengan menyingkirkan sejumlah pangeran senior, termasuk Putra Mahkota sebelumnya. Sejumlah 'reformasi ekonomi' yang dijalankan MBS juga berselisihan dengan kalangan ulama wahabi. Selain itu, Saudi juga harus menanggung beban politis dan ekonomi yang sangat berat akibat kampanye militernya di Yaman yang gagal total.(ca)
Situasi Saudi kelak akan menjadi bom waktu dikemudian hari..
ReplyDeleteAku berharap moga2 benar2 nyata kematian MBS, orang ini dan bpk nya sama2 serakah.
ReplyDeleteAku berharap moga2 benar2 nyata kematian MBS, orang ini dan bpk nya sama2 serakah.
ReplyDelete