Indonesian Free Press -- Ribuan tentara Suriah dan koalisi pendukungnya bergerak ke wilayah Dara'a, setelah Damaskus berhasil diamankan dari para pemberontak.
Sebagaiman dilansir Almasdar News, Rabu (23 Mei), seluruh anggota satuan Divisi ke-9 telah berada di Dara'a, bahkan sebelum para pemberontak di Yarmouk, Damaskus selatan, berhasil dihancurkan. Selain itu sekitar separo dari kekuatan Divisi ke-4 juga telah berada di Izra’a, Provinsi Dara'a. Sisanya akan bergerak ke Dara'a dalam beberapa hari ini, tulis Almasdar.
Selain itu satuan pasukan khusus Tiger Forces baru akan bergerak ke Dara'a dalam satu dua minggu mendatang. Mereka akan bergerak setelah seluruh pemberontak di Provinsi Homs berhasil diusir pergi.
Operasi pembebasan Dara'a yang terletak di Suriah Selatan akan berjalan melalui tiga fase. Konsentrasi pasukan terbesar akan ditempatkan di Nassib Crossing dan selatan Dara’a City.
Iran Tidak Terlibat
Sementara itu SouthFront melaporkan, kemarin (25 Mei), Dubes Iran untuk Yordania Mojtaba Ferdosipour mengungkapkan bahwa Iran tidak akan terlibat dalam operasi pembebasan Dara'a. Ia menegaskan bahwa sampai saat ini tidak ada pasukan Iran yang berada Provinsi Dara'a.
Ferdosipour menambahkan bahwa saat ini pemerintah Suriah masih melakukan pembicaraan dengan para pemberontak untuk mencegah pertumpahan darah. Namun, jika perundingan mengalami kegagalan, militer Suriah akan tetap melanjutkan operasi pembebasan.
SouthFront juga melaporkan militer Suriah (SAA) dan milisi Palestina Liwa al-Quds berhasil menggagalkan serangan ISIS di al-Mayadin, Provinsi Deir Ezzor, menewaskan setidaknya 8 teroris.
Menurut sumber pemerintah, masih ada sekitar 1.500 anggota ISIS di gurun-gurun pasir Provinsi Homs. SAA tengah mempertimbangkan melancarkan operasi pembersihan terhadap mereka.
Pada 23 Mei sebanyak 300 anggota kelompok Free Syrian Army (FSA) yang didukung Turki menyerah kepada pasukan Suriah di utara Homs. Selanjutnya sebagian dari mereka bergabung dengan pasukan Suriah, sisanya menjalani kehidupan sipil. Namun sebanyak 500 anggota ditolak pemerintah karena kejahatan terorisme mereka. Mereka dan keluarganya kemudian dipindah ke wilayah lain di utara Suriah.
Pada hari yang sama Komandan Operasi Militer Rusia di Suriah, Kolonel Jendral Sergei Rudskoy mengatakan kepada wartawan bahwa Rusia dan Turki serta Iran telah selesai membangun pos-pos pengamatan di wilayah de-eskalasi di Provinsi Idlib. Turki membangun dan mengoperasikan 12 pos, Iran tujuh dan Rusia sepuluh.
Sementara itu Mayjend Yuriy Evtushenko, kepala pusat rekonsiliasi Suriah yang dibentuk Rusia mengataan bahwa sebanyak 66.257 warga telah kembali ke rumah-rumah mereka di Ghouta Timur, 7.000 warga kembali ke rumah mereka di Qalamoun Timur, 13.763 warga kembali di Homs dan 46.792 warga kembali di Tepi Barat Sungai Euphrates di Provinsi Deir Ezzor.(ca)
Selama Israel tidak mengganggu, operasi SAA akan berjalan lancar..
ReplyDelete