reposisi dari konsumsi ke produksi
Fokus masalah utama bangsa hari ini adalah KESEJAHTERAAN, bukan yang lain. Jadi kita harus berfikir dan bertindak keras untuk itu.
Kunci kesejahteraan bangsa itu sederhana. Ada dua langkah besar.
Pertama, perbanyak produksi dalam negeri dalam bentuk barang dan jasa, ini namanya Produk Domestik Bruto atau PDB, dengan begini, kekayaan akan lebih banyak beredar di masyarakat.
Yang kedua adalah distribusi, kekayaan ini harus kita pastikan merata. Hari ini 4% populasi negeri menguasai 90% kekayaan yaang beredar didalam negeri. Timpang sekali.
Jika bangsa ini hanya fokus mengkonsumsi saja, maka uang akan terbelanjakan, itu pasti. Ketika produk yang kita konsumsi bukan KARYA anak negeri, maka uang akan keluar dari negeri ini. Poin pertama dari kunci kesejahteraan akan hilang.
Mari buka ingatan akan produk yang kita konsumsi hari ini. Perhatikan saja brand nya, milik nasional atau asing. Setelah sadar milik asing, coba cek turunan bahan bakunya, lalu coba telusur proses hulu nya. Kita akan menemukan rangkaian proses bisnis yang sama sekali tidak menguntungkan bangsa sendiri. Triliunam rupiah mengalir ke tangan asing.
Maka kita harus memaksa diri kita untuk menjadi bangsa yang memproduksi sesuatu, membuat sesuatu, memenuhi kebutuhan anak bangsanya sendiri. Inilah yang menjadi semangat Kopdar Saudagar Nusantara 2018 : BERKARYA UNTUK NEGERI.
*****
Ada beberapa poin strategis, mengapa kita harus memproduksi kebutuhan kita sendiri.
1. Hanya negara manufaktur yang dapat menyerap tenaga kerja dengan massive.
Hari ini angka pengangguran sangat tinggi. Itu pun sudah dikurangi tenaga kerja yang bekerja di sektor informal, dimana banyak sahabat muda kyang digaji tidak layak. Karena memang bekerja di kaki lima.
Semua ini terjadi karena kita hanya negeri pemakai. Mulai dari mobil, pesawat, smartphone, turbin dan banyak kebutuhan negeri ini, tidak diproduksi oleh negeri ini. Ini yang kemudian membuat kita hanya menjadi penjual. Makan margin barang. Hanya gerak di fungsi distribusi. Tidak membuat sesuatu sama sekali.
Jika kita memproduksi, maka pabriknya di Indonesia, seluruh proses bisnis dari hulu sampai hilir akan dilakukan oleh anak bangsa sendiri. 135 juta anak bangsa akan mendapatkan pekerjaan yang layak. Proses produksi akan membutuhkan banyak SDM untuk terlibat.
2. Hanya dengan memproduksi sesuatu, tenaga ahli researcher kita jadi terpakai.
Dengan membuat sesuatu, kita akan memiliki anggaran untuk membayar para ahli dan researcher. Kita akan mampu membayar para Doktor secara layak. Para peneliti akan punya anggaran untuk melakukan penelitian.
Akan lahir produk baru, produk masa depan, proses bisnis yang lebih murah, mudah dan berkualitas. Semua itu bisa kita bayar jika memang proses produksinya kita kuasai. Kalo kita hanya pemakai atau penjual, darimana kita mau belanja riset?
Dengan memproduksi, kita dapat MEMULANGKAN KEMBALI Diaspora Bangsa ini yang tercerai berai ke negera lain. Mereka bukan tidak cinta negeri ini, tapi ilmu dan kapasitas mereka tidak bisa dipakai dan dihargai di negeri ini. Karena mereka tenaga ahli, tenaga riset, tenaga pemikir.
Jika bangsa ini hanya berfungsi menjualkan, untuk apa para Doktor turun jaga toko?
Pulangnya para Doktor (S3) akan mempercepat pembangunan. Keilmuwan yang dipadukan dengan tekad pembangunan akan melesatkan bangsa ini.
3. Konsep negara produksi akan menjaga arus uang tetap didalam negeri, bahkan menyedot arus uang dari luar.
Dengan membuat produk sendiri, semua ongkos produksi yang terbeban ke harga barang akan kembali ke anak negeri.
Jika kita menggunakan produk asing, dan tidak memberikan alternatif produk nasional untuk anak bangsa sendiri, maka uang belanja konsumsi ini akan lari ke luar negeri : FLIGHT CAPITAL.
Pabriknya di luar negeri, buruhnya bukan orang Indonesia, biaya produksinya berada di luar negeri, begitu dijual ke anak negeri, artinya kita sedang membiayai proses itu semua. Uang keluar.
Berbeda jika kita membuat produk untuk diri kita sendiri. Suka gak suka kita harus belanja barang, belanja mobil, belanja TV, belanja pesawat, jika semua hal itu kita yang produksi, maka uang akan berputar kembali didalam negeri.
4. Bangsa Indonesia yang kaya sumber daya alam, membutuhkan proses lanjutan untuk menambah nilai jual.
Ratusan juta ton batu bara terproduksi setiap tahunnya. Ratusan juta ton batubara tersebut dieksport keluar negeri untuk MENTENAGAI bangsa lain membangun lini produksi negerinya.
Batu bara kita mentenagai pabrik mereka, melelehkan baja mereka, mentenagai produksi mereka. Akhirnya kita hanya mendapat 100$ kurang lebih untuk setiap ton-nya.
Bayangkan jika batu bara tersebut masuk ke PLTU negeri sendiri. PLTU swasta nasional. Lalu kita produksi listrik untuk bangsa kita sendiri. Bahkan kita jual ke asean.
Bayangkan jika batubara tersebut kita gunakan sendiri di pabrik-pabrik baja kita, di pabrik-pabrik manufaktur kita, tentu nilai 100$ per ton akan menjadi lebih nilainya. Ia menjadi nilai tambah lebih lanjut. Mentenagai produk dalam negeri.
Begitu juga sumber daya yang lain. Kita harus menjaga bahan baku negeri ini agar kita gunakan sendiri. Kita gunakan pada proses pembuatan produk nasional.
Kita akan bikin pesawat.
Kita akan bikin mobil.
Kita akan bikin smarphone.
Kita akan bikin produk elektronik
Kita akan bikin sepeda motor.
Dengan bahan baku dalam negeri.
Kita akan bikin mobil.
Kita akan bikin smarphone.
Kita akan bikin produk elektronik
Kita akan bikin sepeda motor.
Dengan bahan baku dalam negeri.
5. Bangsa yang mampu memproduksi kebutuhannya, akan menjadi bangsa yang mandiri. Besar dan disegani.
Setelah kita mampu memenuhi kebutuhan negeri kita sendiri, kita akan memiliki harga diri.
Kita akan membangun industri pertanian dan perkebunan yang efisien. Produksi beras nasional akan berada diatas kebutuhan dalam negeri.
Industri peternakan kita akan maju dan pesat. Biaya produksi akan turun, kualitas akan naik, suatu hari kita akan menjadi negeri pengekspor daging pangan terbesar dunia.
Kita akan membuat pesawat tempur sendiri, kapal induk sendiri, persenjataan sendiri.
Ini semua ujungnya kemandirian, harga diri, keberdayaan. Inilah kondisi BANGSA BERDAYA yang kita cita-citakan.
*****
Dalam mengkonkretkan langkah tersebut, Kami Serikat Saudagar Nusantara (SSN) bekerjasama dengan Group Lentera Abang Ricky Elson. Bersama Bang Ricky, kami mencanangkan produksi prototype mobil listrik SELO 2 sebagai SIMBOL CITA-CITA anak bangsa, bahwa suatu saat bangsa ini akan menjadi BANGSA BERKARYA.
Dengan semangat BERKARYA UNTUK NEGERI, kami menghimpun seluruh anak bangsa yang hatinya bersepakat dengan cita-cita dan tujuan kami.
1. Hadirlah dalam.peluncuran mobil listrik SELO 2 di Kopdar Saudagar Nusantara 2018, 15-16 desember, di SICC. Daftar, dapatkan e-ticketnya dan jadilah saksi deklarasi tekad anak negeri. WA 0878 2595 5508. Daftar KSN.
2. Lakukan donasi pembuatan prototype mobil SELO 2. Target donasi adalah Rp 3.000.000.000,00. Silakan donasi via :
Bank Mandiri
133-00-3024203-6
an. Serikat Saudagar Nusantara - DONASI
Cab. BOGOR -Konfirmasi Donasi via WA ke
0821-7658-7892 (Teguh)
133-00-3024203-6
an. Serikat Saudagar Nusantara - DONASI
Cab. BOGOR -Konfirmasi Donasi via WA ke
0821-7658-7892 (Teguh)
3. Share tulisan ini, perluas narasi kebangsaan ini, bangunlah kesadaran anak bangsa untuk bersemangat untuk berkarya, membuat sesuatu. Komen yang panjang dan keras. Berikan likes terbaik.
Mari nyalakan lilin...
Dan berhenti mengutuk kegelapan...
Dan berhenti mengutuk kegelapan...
Mari membangun...
Dan berhenti sekedar berkomentar...
Dan berhenti sekedar berkomentar...
Mari bersatu...
Dan berhenti bercerai berai...
Dan berhenti bercerai berai...
Rendy Saputra
Narator Bangsa
Narator Bangsa
Jika rakyat makmur maka segala rencana yang disusun dapat berjalan baik..
ReplyDelete