Tuesday, 12 November 2019

Pemimpin Teroris 'White Helmets' Tewas di Istanbul

Indonesian Free Press -- Mantan tentara Inggris yang turut mendirikan organisasi White Helmets, James Le Mesurier, ditemukan tewas di dekat rumahnya di Istanbul Turki, Senin (11 November). Demikian seperti dilaporkan Reuters.

"Pendiri organisasi yang melatih kelompok penolong “White Helmets” di Suriah ditemukan tewas di Istanbul, seorang tetangga dan seorang diplomat mengatakan hari Senin," demikian tulis Reuters.

Mengutip keterangan seorang diplomat yang tidak disebutkan namanya Reuters menyebut penyebab kematian pendiri Mayday Rescue Group itu masih belum jelas. Sky News menyebutkan kemungkinan 'bunuh diri'. Sementara Veterans Today menyebut kemungkinan agen-agen Rusia sebagai pembunuhnya.


Reuters memuji Mesurier sebagai sosok yang telah berjasa 'menyelamatkan ribuan orang di Suriah yang menjadi korban pemboman Suriah dan Rusia'. Sementara baik Suriah dan Rusia menyebut White Helmets sebagai mesin propaganda Barat. Rusia dan Suriah sebagaimana media-media independen bahkan menyebut White Helmets sebagai teroris.

"Karier Le Mesurier dipenuhi dengan intrik-intrik. Selain turut membentuk White Helmets, yang terlibat dalam rekayasa tuduhan 'kejahatan pemerintah Suriah' untuk kepentingan media-media Barat, ia juga terkait dengan sejumlah LSM Barat dan juga kerajaan-kerajaan Arab," tulis Veterans Today (VT).

VT menyebut Le Mesurier terlibat dalam berbagai konflik di dunia dimana aktifitasnya adalah melakukan operasi 'bendera palsu' yang kemudian dituduhkan kepada rejim yang menjadi sasaran untuk diganti. VT juga menyebut pemerintah AS dan Inggris telah menggelontorkan dana hingga $100 juta meski diketahui White Helmets berkaitan dengan kelompok-kelompok teroris seperti Al Qaida di Suriah.

Akun twitter Kemenlu Russia menulis, "Pendiri White Helmets, James Le Mesurier, adalah mantan agen rahasia Inggris MI6, yang diketahui berada di wilayah-wilayah konflik seluruh dunia termasuk di Balkan dan Timteng. Keterkaitannya dengan kelompok-kelompok teroris telah dilakukan saat menjalankan misi di Kosovo."

"Kami percaya bahwa ia dibunuh setelah adanya kesepakatan diam-diam antara Putin dan Erdogan. Ini adalah pembunuhan. Ding dong, the witch is dead," tulis Veterans Today.(ca)

1 comment: