Indonesian Free Press -- Israel telah membunuh 10.000 warga Palestina sejak tahun 2020. Mohammed Hamayel (15 tahun) menjadi korban terakhir yang ditembak sniper Israeli pada tanggal 11 Maret lalu.
Seperti dilaporkan Americans Knew tanggal yang sama, Hamayel ditembak di bagian wajahnya oleh sniper Israel dengan peluru 'mekar', yaitu peluru yang pecah ujungnya setelah menembus tubuh sasaranya dan menimbulkan luka yang hebat. Ia menjadi warga Palestina ke 10 ribu yang dibunuh Israel sejak tahun 2000.
Insiden ini merupakan yang ketiga secara berurutan. Seperti dilaporkan media Israel Haaretz pada hari Senin (9 Maret) dan Selasa (10 Maret) dua remaja Palestina juga menjadi pembunuhan oleh aparat keamanan Israel. Kedua insiden terjadi di wilayah Issawiya, yang selama setahun terakhir menjadi ajang aksi kekerasan aparat Israel terhadap warga Palestina.
"Mohamed Atia (16 tahun) ditembak hari Senin saat sedang berdiri di halaman sekolah .....," tulis Haaretz.
"Sementara remaja 10 tahun Fawzi Abid, ditembak hari Selasa saat sedang berdiri di atas balkon rumahnya.....," tambah Haaretz seperti dikutip Middle East Monitor.
Dalam insiden yang menimpa Atia, beredar video yang menunjukkan beberapa polisi keluar dari kendaraan dan mendorong seorang penjaja makanan yang tengah melayani anak-anak di pintu gerbang sekolah. Seorang polisi kemudian menyusupkan senapannya di antara terali besi gerbang sekolah dan kemudian memuntahkan isi senapannya ke arah anak-anak yang sedang bermain di halaman.
Polisi mengklaim penembakan itu dipicu oleh seorang anak yang melemparkan batu ke kendaraan polisi.
Haaretz menyebutkan bahwa sejumlah aksi kekerasan polisi di Issawiya meliputi penyerbuan harian ke perkampungan warga Palestina, patroli, penangkapan, mendirikan pos penjagaan hingga serangan sergapan.
"Dalam beberapa tahun terakhir puluhan anak-anak terluka oleh peluru 'sponge-tipped' dan sebagian dari mereka kehilangan matanya," tulis Haaretz seraya menambahkan bahwa seorang diantaranya tewas oleh tembakan di kepala.
“Sejauh ini tidak seorang polisi pun yang dituntut ke pengadilan atas penggunaan ilegal peluru 'sponge-tipped',” tambah Haaretz.(ca)
No comments:
Post a Comment