Sunday 22 March 2009

PEMBUNUHAN RITUAL YAHUDI (2)


Kasus di Inggris

Kasus pembunuhan ritual pertama yang diketahui terjadi tahun 1144, dan setelah itu kasus demi kasus terjadi susul menyusul hingga akhirnya Raja Inggris, Edward I memerintahkan pengusiran semua orang Yahudi dari tanah Inggris pada tahun 1290.

Di antara puluhan kasus yang terjadi, kasus pembunuhan "Little St. Hugh" di kota Lincoln pada tahun 1255. Meski sebagian kasus masih menjadi perdebatan, kasus St. Hugh adalah kasus yang terdokumentasikan oleh sistem hukum Inggris dimana terbukti terjadi pembunuhan ritual atas anak kecil St. Hugh oleh orang-orang Yahudi setempat. Kasus-kasus di kota besar lainnya seperti di London, Winchester dan Oxford juga telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

Berikut ini adalah tiga kasus pembunuhan ritual yang terkenal di Inggris dari beberapa kasus yang terkuak, sebelum pengusiran Yahudi tahun 1290.

Tahun 1144, Norwich. Mayat seorang anak laki-laki 12 th dengan tanda-tanda luka penyaliban dan tusukan tombak di pinggang, ditemukan di dalam karung yang disembunyikan di belakang pohon. Anak tersebut bernama William yang dikenal anak periang. Seorang yahudi yang pindah agama ke kristen bernama Theobald of Cambridge membuat pengakuan menggemparkan bahwa orang-orang Yahudi mencari darah anak-anak kristen setiap tahun sebagai prasyarat untuk dapat kembali ke Palestina. Biasanya orang-orang Yahudi dari seluruh Inggris berkumpul untuk melakukan pengundian, dari kota mana darah anak kristen diperoleh. Theobald mengatakan tahun sebelumnya undian jatuh di kota Narbonne dan tahun tersebut jatuh di Norwich. Sherif setempat yang diduga telah disuap, menolak mengusut kasus ini. Namun berita atas kasus ini terus menyebar ke seluruh Inggris.

Dalam buku karangan JC Cox "Norfolk Churces" dan "Victoria Country History of Norfolk" tahun 1906 terdapat gambar lukisan pembunuhan William. Lukisan aslinya terdapat di gereja Loddon Church, Norfolk sebelum hilang secara misterius.

Tidak ada orang Inggris yang membantah fakta tersebut kecuali orang Yahudi. Sejarahwan berdarah yahudi, C. Roth dalam bukunya "The Ritual Murder Libel and the Jew (1935)" menuliskan: Penyelidikan modern, setelah penelitian yang mendalam atas semua fakta yang ada, menyimpulkan bahwa anak tersebut (William) mungkin hilang kesadaran karena penyakit ayan dan kemudian dipendam secara terburu-buru oleh keluarganya.

Tulisan C. Roth justru secara kuat mengindikasikan upaya serius yahudi untuk menghilangkan jejak pembunuhan ritual yang dilakukannya. Pertama mayat ditemukan tidak terkubur, melainkan disembunyikan di balik pohon di dalam karung. Dan kalau memang keluarga William yang membunuh, mengapa harus dengan menombak dan menyalib dan kemudian membuang mayatnya ke balik pohon?

Sejarahwan John Foxe dalam bukunya "Arts and Monuments of the Church" mencatat kasus pembunuhan ritual ini sebagaimana juga Bollandists dan sejarahwan lainnya. Selain itu William Turbe yang kemudian menjadi Bishop of Norwich, adalah figur penting yang bersikukuh kasus tersebut sebagai pembunuhan ritual Yahudi.


Tahun 1255, Lincoln. Seorang anak bernama Hugh diculik dan dibunuh oleh orang-orang yahudi. Ibunya berhasil menemukan mayatnya yang dipenuhi luka penyaliban dan penyiksaan atas petunjuk seorang yahudi bernama Joppin. Dengan jaminan hukum, Jopin kemudian membuat pengakuan lain yang mengarah pada penangkapan 91 orang Yahudi lainnya. Raja Henry III memerintahkan penyidikan yang serius dan menolak memberikan pengampunan kepada Joppin. 18 orang Yahudi, termasuk Joppin dihukum gantung karena terbukti melakukan pembunuhan ritual atas Hugh.

Makam Hugh masih dapat dilihat di katedral Lincoln sebelum kemudian kekuatan uang yahudi bekerja untuk mengaburkan eksistensinya. Di bekas makam Hugh kini berdiri sebuah papan peringatan yang di atasnya terdapat tulisan yang membantah adanya praktik pembunuhan ritual. Hebatnya, tulisan itu berupaya menghapuskan hukum yang telah ditetapkan pengadilan dan dikukuhkan dengan cap kerajaan.


Tahun 1290, Oxford. Tercatat dalam dokumen kerajaan The Patent Roll 18 yang ditandatangani Raja Edward I, berisi penangkapan terhadap seorang yahudi bernama Isaac de Pulet yang terbukti melakukan pembunuhan ritual terhadap seorang remaja kristen.

Hanya sebulan setelah penahanan de Pulet, raja mengelurkan perintah pengusiran terhadap semua orang Yahudi di Inggris.

Di masa selanjutnya orang yahudi yang ingin tetap tinggal di Inggris harus pindah agama, atau menyamar menjadi orang Kristen. Kemudian, secara rahasia dan melalui berbagai intrik politik yang keji termasuk menyuap Olliver Cromwell dan William Orange untuk menjungkalkan raja, mereka kembali menginvasi Inggris hingga berhasil mendudukkan seorang yahudi (yang menyamar sebagai kristen) bernama Disraeli menjadi anggota parlemen dan bahkan selanjutnya menjadi perdana menteri. Semua ahli sejarah tahu bahwa keluarga kerajaan Inggris saat ini adalah keturunan Jerman yang sebenarnya tidak berhak menjadi raja.

Tidak hanya itu, mereka bahkan berani melakukan pembunuhan kharakter terhadap raja-raja, bangsawan, hingga pemimpin gereja Inggris.

Jewish Chronicle Supplement, April, 1936, menuliskan kasus-kaus pembunuhan ritual selalu terjadi saat raja membutuhkan uang orang-orang yahudi. Dengan kata lain raja dituduh sengaja merancang pembunuhan ritual untuk memeras orang-orang yahudi. Tuduhan sama dilontarkan oleh Jew Hyamson dalam bukunya History of the Jews in England, th 1928.

Buku Dictionary of Dates karya Haydn, tahun 1847 menuliskan bahwa pembunuhan ritual di Inggris merupakan fakta yang tidak bisa dibantah. Namun edisi selanjutnya tulisan tersebut tidak ada lagi. Saat itu yahudi, melalui Disraeli dan Rothschild penguasa Bank of England telah menguasai semua sendi kehidupan Inggris.

Keterangan gambar: Plakat yang menggambarkan pembunuhan ritual oleh orang-orang yahudi atas anak kecil, masih banyak ditemukan di Eropa sampai saat ini.

No comments:

Post a Comment