Wednesday 21 October 2009
Goldman Sachs Bagikan Bonus Rp230 Triliun
Krisis finansial boleh saja meembangkrutkan banyak orang, perusahaan hingga negara. Di Amerika saja jutaan orang kehilangan pekerjaan atau kehilangan rumahnya karena disita perusahaan mortgage akibat tidak bisa mencicil KPR-nya. Tapi bagi sebagian perusahaan keuangan, kebangkrutan banyak orang adalah keuntungan berlipat ganda bagi mereka. Ya, karena bisnis keuangan adalah zero sum game, alias judi yang tidak memberikan nilai tambah. Kerugian satu orang sama dengan keuntungan orang yang lain.
Baru-baru ini diberitakan di media-media massa Amerika bahwa Goldman Sachs, perusahaan keuangan terkemuka Amerika penyumbang dana kampanye terbesar presiden Barack Obama, bakal mengeluarkan bonus bagi eksekutif dan karyawan perusahaan senilai $11,6 miliar atau setara sekitar Rp116 triliun. Jika ditambah bonus awal tahun yang telah dikeluarkan senilai $11,4 miliar, maka total bonus yang dikeluarkan Goldman Sachs tahun ini mencapai $23 miliar atau setara sekitar Rp230 triliun. Jumlah ini dua kali lipas jumlah bonus yang dikeluarkan Goldman Sachs tahun 2008.
Apa artinya uang senilai itu?
Uang senilai itu bisa membiayai kuliah 460.000 orang mahasiswa Harvard University selama setahun penuh, atau 115.000 mahasiswa selama empat tahun penuh. Uang senilai itu bisa membiayai asuransi kesehatan seluruh keluarga di Amerika sebanyak 1,7 juta kali. Bila dibagikan kepada seluruh rakyat Indonesia termasuk anak yang baru lahir, rata-rata akan mendapatkan lebih dari Rp1 juta.
Dan silahkan Anda terkejut dengan fakta berikut ini. Goldman Sachs hanya membayar pajak $14 juta tahun lalu, atau hanya 1/1643 dari jumlah bonus yang dikeluarkan. Selain ini Goldman Sachs adalah perusahaan yang harus di-bailout- atau ditalangi keuangannya oleh pemerintah puluhan miliar dolar akibat krisis finansial tahun lalu. Artinya adalah, dana talangan yang diberikan pemerintah justru digunakan untuk pesta bonus.
Padahal ketika membagi-bagi bonus awal tahun senilai $11,4 miliar, perusahaan mendapat kritik tajam dari masyarakat, termasuk komentar sinis Presiden Barack Obama. Namun hal itu tidak menghalangi perusahaan untuk mengeluarkan tambahan bonus yang lebih besar ($11,6 miliar). Meski demikian perusahaan berusaha mengurangi kritikan masyarakat dengan mengalokasikan sejumlah dana untuk amal.
No comments:
Post a Comment