Saturday 11 December 2010
Sang Terpilih (19)
Kasihan umat Kristen Amerika. Di negara yang mayoritas penduduknya beragama Kristen dan didirikan oleh para pendiri bangsa yang beragama Kristen, kini umat Kristen dilarang mendirikan pohon natal di tempat-tempat umum dan fasilitas-fasilitas umum. Sebaliknya di depan istana kepresidenan, White House, sebuah menoreh (tempat lilin simbol yahudi) raksasa didirikan setiap bulan Desember memperingati hari raya Canukkah.
Pada tgl 1 Desember lalu sebuah menoreh raksasa didirikan kembali di depan White House. Tahun sebelumnya menoreh yang sama didirikan di tempat yang sama dengan peresmiannya dihadiri oleh kepala staff White House, Rahm Emmanuel, seorang pemilik kewarganegaraan ganda (Amerika dan Israel), veteran angkatan bersenjata Israel, putra mantan teroris Israel pembunuh tentara Inggris dan rakyat Palestina, dan seorang homoseksual bekas penari balet. Adapun untuk tahun ini Presiden Obama sendiri yang memimpin peringatan hari raya Canukkah di Gedung Putih.
Di Amerika, adalah hal ilegal meletakkan simbol-simbol agama, di tempat-tempat umum bahkan di hari Natal yang menjadi hari paling dihormati umat Kristen. Namun pada saat yang sama umat yahudi mendirikan ribuan menoreh di tempat-tempat umum seluruh penjuru negeri. Yang paling menonjol tentunya adalah menoreh raksasa di depan White House. Hal yang sama terjadi di seluruh Eropa dan beberapa kawasan lain di dunia. Di depan gedung-gedung parlemen dan pemerintahan di Eropa kini berdiri megah sebuah menoreh. Sebuah menoreh megah bahkan didirikan di tempat paling sakral bagi rakyat Jerman, Brandenburg Gate. Di negara-negara yang secara demografis orang-orang yahudi jarang dikenal seperti India dan China pun, beberapa menoreh kini berdiri dengan angkuhnya.
Menoreh adalah simbol paling sakral bagi umat Yahudi, lebih sakral dibandingkan simbol bintang Daud. Menyalakan menoreh adalah tradisi umat yahudi yang sudah berusia ribuan tahun terutama di Hari Canukkah yang diperingati setiap bulan Desember. Pada bulan itu di abad pertama sebelum Masehi, orang-orang yahudi di seluruh kawasan Palestina, Mesir dan Mediterania, memberontak kepada penguasa Yunani di bawah kepemimpinan Maccabee.
Berhasil mengalahkan pasukan Yunani, orang-orang yahudi kemudian melakukan aksi balas dendam yang kebrutalannya membuat miris para ahli sejarah. Mereka membunuhi orang-orang Yunani dan Romawi yang ditemukan, semuanya termasuk wanita, anak-anak dan bayi, dengan terlebih dahulu menyiksanya dengan kekejian yang luar biasa. Ribuan dari mereka disula (ditombak bagian duburnya hingga ke tenggorokan) dan disalib. Ribuan lainnya mengalami nasib yang lebih buruk: dimutilasi dan direbus daging tulangnya. Usus mereka dijadikan ikat pinggang dan kulit mereka dijadikan souvenir.
Beberapa orang liberal idiot Indungsia, para wartawan, pebisnis, dan aktifis ormas keagamaan, setiap tahunnya diundang ke Israhell untuk menghadiri peringatatan hari Canukkah. Dan untuk menunjukkan dominasi yahudi di Indungsia, "organisasi" berambisi mendirikan menoreh di tempat paling sakral di Indungsia, taman Monumen Nasional. Namun bertahun-tahun ambisi ini tertahan oleh kekhawatiran bahwa orang-orang Islam terbangkitkan kesadarannya dan mengamuk karena tersinggung.
Di negara-negara Eropa Timur, perlawanan telah mulai ditunjukkan oleh para penganut Katholik fanatik dengan menumbangkan menoreh yang didirikan dan menggantinya dengan salib raksasa. Perlawanan orang Islam Indungsia yang mengamuk bisa berakibat lain. Penumpasan habis-habisan segala hal yang berbau yahudi sebagaimana telah dialami orang-orang komunis. Hal itu pula yang menjadi alasan Subagyo untuk menolak keinginan "organisasi".
Dalam hal ini Subagyo bahkan memiliki kekhawatiran sendiri yang tidak dibagikannya pada teman-temannya sesama anggota "organisasi": penumpasan umat yahudi di seluruh dunia yang dipicu oleh kerusuhan anti-yahudi di Indungsia. Kekhawatiran Subagyo bukan tanpa alasan. Jika orang-orang Katholik Eropa saja bisa marah pada orang-orang yahudi, orang-orang Islam tentu lebih marah lagi mengingat penderitaan rakyat Palestina akibat perlakuan keji Israhell, ditambah ajaran moral Islam yang memandang yahudi sebagai "binatang najis". Jika kalangan kelas menengah Islam dan Kristen yang sadar informasi telah mulai bangkit kesadarannya atas kejahatan yahudi, maka tinggal menunggu waktu gerakan pemusnahan yahudi itu merembet ke seluruh dunia, meskipun regim-regim boneka yahudi telah menerapkan undang-undang fasis untuk mencegah hal itu.
Namun kekhawatiran Subagyo ternyata bukan hanya dialaminya sendiri. Semua orang yahudi di seluruh dunia memendam kesadaran yang sama, meski disembunyikan di alam bawah sadarnya. Suatu saat seluruh dunia akan memerangi mereka, sebagaimana judul lagu yang pernah ngetop di Israhell: "Me Against the World".
aku ngak ngerti kok tulisan Bapak bisa keren banget sih Pak? :D salutlah dengan intelektualitas Bapak!
ReplyDeleteaku ngak ngerti kok tulisan Bapak bisa keren banget sih Pak? :D salutlah dengan intelektualitas Bapak!
ReplyDelete