Monday 31 January 2011
Konspirasi Tuhan yang Bekerja
Apa yang tengah terjadi di kawasan Timur Tengah akhir-akhir ini sungguh mencengangkan saya. Saat harapan melihat perdamaian yang adil di kawasan tersebut nyaris hilang dan kekuatan jahat Israel dan kroni-kroninya semakin merajalela, titik balik telah nampak saat ini. Mesti tanda-tandanya telah dimulai sejak kalahnya Israel oleh Hizbollah tahun 2000 dan 2006, momentum itu dimulai dengan tumbangnya regim korup Ben Ali di Tunisia, kemenangan kubu anti Israel dalam pemilihan perdana menteri perdana menteri Lebanon, dan kini kita menyaksikan rakyat di berbagai negara timur tengah bangkit dari tidur lamanya menuntut hak-haknya dan berupaya menumbangkan penguasa-penguasa tiran dan para pengkhianat perjuangan rakyat Palestina di Mesir, Aljazair, Yaman dan Yordania.
Semua itu masih ditambah lagi dengan kabar terbongkarnya konspirasi jahat Otoritas Palestina serta isu perpecahan di kerajaan Saudi Wahabiah yang dipicu sakit kerasnya raja Abdullah yang tidak kunjung sembuh. Selama ini kedua regim tersebut dikenal kuat sebagai pengusung kepentingan Israel-Amerika di Timur Tengah.
Benar memang firman Allah dalam Qur'an yang suci: Orang-orang musrik membuat rencana (konspirasi) dan Allah pun membuat rencana (konspirasi). Tapi Allah adalah pembuat rencana (konspirator) terbaik.
"Kau ... (Mahmoud) Abbas (pimpinan Otoritas Palestina), Erekat (ketua tim perunding Palestina) ... pengkhianat rakyat sendiri. Kami telah mencurigai kalian sejak lama, tapi kini kami mendengar sendiri dari "mulut kuda". Kalian harus disingkirkan dari muka bumi. Rakyat Palestina harus bersatu, bangkit dan membangun momentum dan melindas pengkhianat Otoritas Palestina. Inilah saatnya. Semakin lama ditunda, semakin banyak Israel mencuri tanah Palestina. Perlawanan, adalah solusi satu-satunya!"
Demikian komentar pengunjung situs almanar.com.lb dari Australia. Warga Palestina tentu jauh lebih marah lagi dengan ulah para pemimpin Otoritas Palestina yang telah mengkhianati rakyatnya, dan hampir dipastikan tidak lama lagi kita akan menyaksikan para pemimpin korup itu akan menyusul Ben Ali sebagai buronan.
Baru-baru ini televisi Al-Jazeera dan surat kabar Inggris Guardian mengungkapkan dokumen-dokumen rahasia yang menunjukkan adanya persengkongkolan antara Otoritas Palestina (OP) pimpinan Mahmoud Abbas dengan Israel demi keuntungan Israel dan mengorbankan rakyat Palestina. Persengkongkolan tersebut di antaranya "menyerahkan" Jerussalem Timur kepada Israel serta pembunuhan politik warga Palestina yang memusuhi Israel.
Dokumen-dikumen “Palestine papers” untuk mengungkapkan bahwa Israel dan OP mengadakan beberapa pertemuan membicarakan masalah keamanan. Salah satu dokumen menunjukkan bagaimana Israel dan OP merencanakan pembunuhan atas komandan Brigade al-Aqsa, salah satu organisasi pejuang Palestina yang masih menganut kebijakan perlawanan bersenjata melawan Israel.
Dokumen lainnya menunjukkan bagaimana pada tahun 2005 menteri pertahanan Israel Shaul Mofaz meminta OP membunuh Hassan al-Madhoun, komandan militer Hamas. Kala itu menteri dalam negeri OP Nasser Yusuf menjawab bahwa perintah pembunuhan telah diberikan kepada komandan militer OP di Gaza, Rashid Abu Shabak. Beberapa minggu kemudian, tgl 1 November 2005, Al-Madhoun tewas diserang tentara Israel bersama komandan Brigade Al-Qassam, Fawzi Abu al-Qarea.
Dalam dokumen tertanggal 17 April 2009, ketua tim perunding Palestina, Saeb Erekat, dilaporkan mengatakan kepada pejabat kementrian luar negeri Amerika: "Kami harus membunuh beberapa warga Palestina demi mewujudkan satu pemerintahan, satu senjata dan satu perangkat hukum."
Dokumen-dokumen lainnya menunjukkan OP menawarkan beberapa konsesi yang menguntungkan Israel dan merugikan Palestina, meski tawaran itu masih dianggap kurang oleh Israel dan ditolak. Beberapa konsesi itu adalah:
1. Penawaran secara resmi kepada Israel untuk menganeksasi semua pemukiman yahudi di Jerussalem Timur kecuali satu pemukiman.
2. Pembentukan panitia internasional untuk mengambil alih Haram Al-Sharif (kompleks Majidil Aqsa).
3. Membatasi hak kembali rakyat Palestina sampai maksimal 100.000 orang dalam jangka waktu 10 tahun.
establishing a special unit of Palestinian security forces to battle
4. Pembentukan satuan khusus “anti-terroris” yang bekerja di bawah kendali Israel.
5. Pertemuan antara Erekat dan seorang Jendral Amerika, Keith Dayton dengan permintaan Erekat agar Dayton meminta Israel untuk membatasi invasi hanya ke beberapa kota Palestina, sehingga OP bisa mempertahankan kewibawaannya di mata rakyat. Dayton kemudian menjanjikan invasi Israel akan dilakukan di malam hari untuk tidak menghancurkan kewibawaan OP di mata rakyat Palestina.
6. Perdana menteri OP Salam Fayyad menentang pembukaan blokade atas Gaza, karena takut memberi kesan kemenangan Hamas yang berkuasa di Gaza.
7. OP mempertimbangkan rencana yang diajukan Inggris untuk menutup terowongan di perbatasan Gaza-Mesir.
Dokumen-dokumen rahasia tersebut di atas mulai dipublikasikan Al-Jazeera dan Guardian hari Minggu (23/1) berjumlah lebih dari 1,600 dokumen yang kebanyakan berisi perundingan OP-Israel.
Salah satu dokumen yang mengejutkan adalah pengakuan Saeb Erekat bahwa OP terpaksa membunuhi rakyat Palestina sendiri agar dianggap masih memegang kontrol pemerintahan di wilayah yang dikuasainya. Erekat mencontohkan insiden Qalqilyah dimana polisi OP menyerang para aktivis Hamas yang menewaskan 6 aktivis Hamas dan 2 perwira polisi OP.
Menanggapi bocoran dokumen rahasia tersebut, pada hari Selasa (25/1) Erekat menuduh Al Jazeera telah melakukan "kampanye fitnah terbesar dalam sejarah jurnalisme”.
Namun semua "kebusukan" Otoritas Palestina tersebut masih belum seberapa dengan dugaan kuat keterlibatan mereka dalam konspirasi pembunuhan pemimpin Palestina Yasser Arafat, yang tidak pernah mau berkompromi dengan Israel dalam masalah Yerussalem. Suatu saat konspirasi tersebut akan terbongkar juga oleh "mulut kuda".
No comments:
Post a Comment