Monday 16 January 2012

KEBENARAN YANG SEMAKIN KUAT


(Pidato Hassan Nasrallah dalam peringatan Arbain)

Mayoritas umat Islam melupakan tragedi itu. Sebagian karena terlalu pedih untuk diingat dan karenanya mengendapkannya ke alam bawah sadar. Sebagian lainnya karena sadar ataupun tidak telah menuruti nafsu kedengkian orang-orang munafik musuh-musuh Islam. Namun warga Shiah menjadikan tragedi itu sebagai pelajaran, hikmah pemantik api semangat untuk meraih kejayaan. Setidaknya itu terlihat jelas dalam peringatan Arbain yang digelar Hizbollah, Jumat malam (13/1) di kota tua Baalbek, Jumat malam, yang mengambil tema "Perayaan Kesedihan dan Kebanggaan".

Perayaan Arbain adalah perayaan untuk memperingati 40 hari penawanan keluarga Rosulullah ---yang Allah mewajibkan seluruh umat Islam untuk bersholawat kepada mereka minimal 5 x sehari dalam sholat, oleh penguasa Bani Umayyah. Setelah membantai semua keluarga dan kerabat Rosulullah laki-laki di Padang Karbala, regim Bani Ummayah menawan semua anggota keluarga perempuan Rosulullah yang tersisa serta satu cicit laki-laki Rosulullah yang masih kecil dan tengah menderita sakit, Ali Zainal Abidin. Dengan rantai di tangan dan kaki serta pakaian yang tercabik-cabik, mereka semua diarak keliling kota dan desa sepanjang ratusan kilometer dari Karbala di Irak menuju Damaskus di Syria. Salah satu tempat pemberhentian adalah kota tua Baalbek, Lebanon.

“Kita mengambil pelajaran dari pidato Ali Bin Hussein (cicit Rosulullah) dan Sayida Zainab (cucunda Rosulullah) di hadapan Yazid (penguasa ragim Umayyah yang menawan keduanya bersama keluarga dan kerabat Rosulullah lainnya) dan menjadikannya slogan, sikap dan posisi kita.”

“Hari ini, setelah melihat apa yang terjadi di dunia, mulai dari ancaman Amerika, Israel serta agen-agen mereka di kawasan ini, kami mengulang lagi seruan sikap kita dan berkata: Apakah Anda mengancam kami dengan kematian? Kami adalah anak-anak Hussein, Zainal Abidin, Rosulullah, keluarga dan sahabat-sahabat mereka, kami adalah putra-putri Perang Badar, Khaybar, Hunain, dan Karbala, maka kematian adalah hal biasa bagi kami dan Allah menganugerahi kami dengan kematian syahid," kata Sayyed Hassan Nasrallah, pimpinan Hizbollah dalam pidatonya menutup perayaan Arbain.

"Kami telah menghadapi Anda dengan semangat ini sejak tahun 1982 (tahun invasi Israel atas Lebanon)... dan dengan semangat Zainab kami merebut tanah kami dan menyerukan kepada para tiran di seluruh dunia: Gunakan semua kekuatan dan upaya, dan dengan pertolongan Allah Anda tidak akan mampu menghapus keberadaan kami, kenangan, dan pengaruhnya, Anda tidak akan pernah mengetahui kemampuan kami..."


TANGGAPAN ATAS PERNYATAAN SEKJEN PBB

Dalam kesempatan ini Nasrallah menyinggung pernyataan sekjen PBB Ban Ki Moon tentang isu persenjataan Hizbollah dalam kunjungannya ke Lebanon baru-baru ini.

"Kemarin saya merasa bahagia saat mendengar sekjen PBB Ban Ki-Moon yang menyatakan prihatin dengan persenjataan Hizbollah. Saya katakan kepadanya, pernyataan itu membanggakan kami karena kami ingin Anda, Amerika dan Israel berhati-hati dengan senjata kami. Kami tidak peduli dengan itu semua, yang kami pedulikan hanyalah rakyat kami merasa aman karena ada perlawanan di Lebanon yang tidak akan membiarkan pendudukan, pencaplokan, serta pelanggaran terhadap kedaulatan bangsa."

"Kami katakan kepada seluruh dunia bahwa senjata-senjata kami akan tetap bersama kami dan akan terus meningkat kekuatannya. Dari pengalaman di Lebanon, Palestina dan Irak serta seluruh kawasan yang menjadi saksi pendudukan (Israel dan Amerika) kami bertanya: apa hasil yang diperolah dengan memberikan kepercayaan kepada pemerintahan-pemerintahan Arab, Liga Arab, OKI, PBB, Uni Eropa dan organisasi-organisasi semacam itu?"

"Hasilnya adalah Palestina masih berada dalam pendudukan, lebih dari 10.000 rakyat Palestina berada di tahanan, jutaan rakyat Palestina masih tinggal di tempat-tempat pengungsian di berbagai negara, dan Al Quds (Jerussalem) dilanggar kesuciannya setiap hari oleh para zionis."

"Di sisi lain, perlawanan di Lebanon, yang percaya pada kebesaran Tuhan yang diturunkan pada para pejuang serta dengan dukungan seluruh rakyat, berhasil membebaskan Lebanon dari pendudukan Israel sebagaimana juga perlawanan di Gaza dan Irak," tambahnya.


ISU-ISU LAIN
Nasrallah juga menyinggung isu-isu hangat di kawasan Timur Tengah lainnya, termasuk aksi pemboman terhadap jamaah Shiah serta pakar nuklir Iran. Tentang aksi-aksi bom yang ditujukan kepada jemaah Shiah yang tengah melakukan ibadah, Nasrallah mengatakan, “Mereka yang meninggal di Irak hari ini, kesalahan mereka hanyalah karena mereka ingin bertemu dengan putra-putri Rosulullah. Para pembunuh itu juga ingin membalas kekalahan pada semangat rakyat Irak yang berhasil mengalahkan penjajah (Amerika) dan mengusirnya keluar."

Adapun mengenai pemboman terhadap pakar nuklir Iran yang baru saja terjadi, Nasrallah berkomentar, "Mereka membunuh pakar nuklir karena mereka menginginkan kawasan ini diisi oleh para penyanyi, penari, dan orang-orang yang tidak pernah berfikir dan menghabiskan hari-harinya dengan kegiatan tak berguna. Maka jika kita adalah ilmuan, baik di bidang kimia, fisika, kedokteran, dan jika kita adalah bangsa yang menghasilkan ilmu pengetahuan yang merupakan kekuatan besar, mereka tidak bisa menerimanya."

No comments:

Post a Comment