"Saya tidak mengerti mengapa mereka terus melakukan hal-hal sepele yang tidak mempengaruhi kekuasaan mereka dan justru membahayakan mereka di masa mendatang?"
Begitulah pertanyaan yang diajukan Philip Marlowe alias "Incogman" dalam blognya, incogman.net melalui artikelnya yang berjudul "The Scorpion and The Frog" yang dipostingkan tgl 10 Oktober lalu.
Incogman lalu memberi beberapa contoh seperti upaya orang-orang yahudi melarang simbol-simbol ke-Kristen-an seperti salib ditampilkan di tempat-tempat publik termasuk di sekolah-sekolah dan universitas negeri di negara-negara Eropa dan Amerika yang justru mayoritas penduduknya beragama Kristen. Pada saat yang sama mereka justru mendirikan "menorah" (simbol yahudi berupa tempat lilin enam tangkai) raksasa di depan tempat-tempat publik, kantor-kantor pemerintah hingga kantor presiden di Gedung Putih, Washington DC, Amerika.
Selanjutnya Incogman mencontohkan bagaiman Alan Shatter, menhan Irlandia yang yahudi, melarang (untuk pertama kalinya) partisipasi angkatan perang Irlandia dalam upacara-upacara keagamaan Katholik yang selama beratus-ratus tahun sudah menjadi tradisi. Sebaliknya Shatter mengubah kantornya menjadi semacam museum "holocoust" atau sinagog yahudi.
Saya (blogger) mempunyai contoh lain: sebuah media massa yahudi Amerika yang sudah berani berkata lantang: "Kami yahudi memang berkuasa, lalu mau apa?"
Seandainya orang-orang yahudi itu duduk saja dengan tenang dan berkuasa di belakang layar, mungkin saja mereka akan tetap menguasai dunia selama seribu tahun lagi. Namun dengan provokasi-provokasi yang mereka lakukan itu, posisi mereka sebenarnya tengah berada di "ujung tanduk".
Oh ya, bagi orang-orang "liberal idiot", "useful idiot", "binatang ternak" atau istilah-istilah idiot lainnya yang sering digunakan orang yahudi kepada orang-orang non-yahudi yang tidak menyadari kekuasaan yahudi, silahkan simak fakta berikut: hampir seluruh negara di dunia kecuali Iran, Syria, Libya (di bawah Khadaffi) dan sebagian kecil negara lainnya, terjerat dalam hutang yang luar biasa besar kepada lembaga-lembaga keuangan internasional yang notabene dimiliki orang-orang yahudi. Indonesia berhutang Rp2.000 triliun-an, Amerika 150.000 triliun, Jepang, Jerman, Inggris, Perancis dan negara-negara maju lainnya sekian ribu triliun, dan negara-negara berkembang sekian ratus ribu triliun.
Anda bayangkan betapa besar kekayaan para pemilik uang yang memberikan hutang-hutang itu dan penghasilan mereka berupa bunga yang mengalir bagaikan air bah. Rakyat Indonesia harus merogoh kocek Rp 100 triliun-an setiap tahun untuk membayar bunga hutangnya, Amerika sekian ribu triliun, dan negara-negara lainnya dengan nilai tidak terhingga. Bill Gates? Kekayaannya bagaikan setetes air di dalam kolam dibanding orang-orang yahudi pemilik industri perbankan itu.
Itu hanya satu dari sebagian aspek kekuasaan yahudi. Dengan kekayaan yang tak terkira itu tentu saja mereka juga menguasai segala aspek kehidupan di dunia: politik, sosial dan budaya dll.
Ya, dengan segala kekayaan dan kekuasaan itu semestinya mereka, orang-orang yahudi mestinya merasa puas dan hidup dengan tenang. Lalu mengapa mereka justru melakukan hal-hal yang bisa membangkitkan kesadaran masyarakat dunia tentang kejahatan mereka dan akhirnya memukul balik mereka sebagaimana telah dilakukan oleh ummat-ummat manusia terdahulu?
Menurut Gilad Atzmon, orang-orang yahudi secara kolektif menderita semacam "sindrom ketakutan yang nikmat" yang diwariskan dari generasi ke generasi. Mereka menikmati penantian kedatangan saat di mana masyarakat non-yahudi di sekeliling mereka berbaris memburu mereka seperti orang memburu hewan buruan. Keadaan ini seperti yang telah diramalkan oleh Rosulullah Muhammad S.A.W yang mengatakan bahwa dunia tidak akan kiamat sebelum orang-orang Islam dan umat-umat lain memburu orang-orang yahudi hingga ke balik pepohonan dan bebatuan.
Orang-orang yahudi itu memang telah mempersiapkan "hari pengadilan" ketika umat manusia memburu mereka. Di Israel mereka telah menanami pohon-pohon gorgot yang mereka yakini akan memberi perlindungan bagi mereka dari kejaran orang-orang. Israel telah menumpuk senjata nuklir untuk pertahanan terakhir mereka. Mereka juga telah membentuk pemerintahan-pemerintahan "negara polisi" yang dikuasai oleh birokrat dan militer antek yahudi seperti Uni Eropa, Amerika, dan negara-negara barat pada umumnya, yang dengan penuh semangat akan menangkap dan memenjarakan orang-orang yang berfikir kritis tentang konspirasi yahudi. Dalam tingkat yang lebih rendah, pemerintahan liberal pro-yahudi juga telah terbentuk di sebagian besar negara-negara dunia termasuk Indonesia. Dan kini mereka tengah berusaha "membereskan" Syria setelah sebelumnya Libya telah mereka kuasai, untuk selanjutanya Iran akan menjadi sasaran akhir.
Sejalan dengan itu semua orang-orang yahudi penguasa dunia belakang layar yang tidak lain adalah para penyembah "dajjal" juga mempersiapkan kedatangan "dajjal" dari persembunyiannya. Bagi "dajjal" menguasai umat manusia secara fisik dengan bentuk kehadirannya secara fisik, merupakan obsesi utamanya sebagai bentuk manifestasi permusuhan iblis (dajjal adalah iblis dalam bentuk fisik) yang diproklamirkannya di hadapan Tuhan setelah penciptaan manusia pertama Adam dan Hawa. Untuk itu manusia harus dibiasakan dengan segala simbol-simbol "dajjal" seperti "mata satu" dan tanda "tanduk setan" yang diacung-acungkan Jokowi dan pendukung-pendukungnya. Lihatlah bagaimana mereka tidak pernah keberatan dituduh sebagai penganut dajjal, tidak pernah protes dan media massa tidak pernah mempertanyakan asal mula tanda "tanduk setan" yang diacung-acungkan Jokowi. Saat ini mereka memang belum siap terjadi konfrontasi terbuka dengan umat Islam Indonesia sebagaimana terjadi kala umat Islam dan militer membantai PKI. Namun mereka tengah mempersiapkannya. Lihat pula bagaimana diam-diam menhan Purnomo Yusgiantoro (menteri yang tidak pernah membuat prestasi monumental namun selalu menduduki jabatan strategis dari presiden satu ke presiden lainnya) dan sebagian elit penguasa negeri ini berusaha menjalinkan hubungan Indonesia dengan Israel. (Baru-baru ini beberapa pengurus teras partai Nasional Demokrat menghadiri HUT Israel di Singapura).
Artikel ini untuk mengingatkan pembaca bahwa kini "hari pengadilan" itu telah dekat. Waktu itu bisa jadi dalam hitungan dekade, namun juga dalam hitungan tahun. Dibandingkan usia peradaban manusia, waktu 1 dekade atau 1 abad termasuk masa penghabisan.
Pernahkah Anda mendengar hadits Rosulullah bahwa salah satu tanda menjelang hari kiamat adalah "Damaskus akan mengalahkan Konstantinopel (Istanbul)"? Kini Turki (Istanbul) tengah besiap-siap untuk berperang melawan Syria (Damaskus).
No comments:
Post a Comment