STOP PRESS!
Universitas Airlangga baru-baru ini mempublikasikan penelitiannya bahwa ada kemungkinan wabah flu burung yang telah membunuh ribuan itik di berbagai wilayah di Indonesia akhir-akhir ini merupakan pekerjaan bio-terorism. Kementrian Pertahanan, BIN dan Kemenkes telah menindak lanjuti sinyalemen tersebut dengan mengadakan penyidikan. Namun media massa nasional menutup-nutupi kasus ini sehingga dipastikan akan kasusnya menguap begitu saja. Padahal ribuan petani tanah air telah dirugikan olehnya.
Beberapa waktu lalu panglima TNI juga pernah menyatakan kemungkinan terjadinya sabotase dalam peristiwa kebakaran kapal perang siluman buatan dalam negeri milik TNI AL di Banyuwangi. Namun media massa juga mengabaikan berita ini.
Beberapa tahun lalu Kastaf AD Jendral Ryamizard Ryacudu menyatakan bahwa ada sekitar 40.000 agen rahasia asing di Indonesia. Media massa nasional juga tidak menindaklanjuti pernyataan menarik ini.
============
"Cara paling jitu untuk mengalahkan musuh adalah dengan mengambil alih kepemimpinannya dan mengendalikannya."
Demikian "kata-kata bijak" yang pernah diungkapkan "Bapak Komunisme Dunia" berdarah yahudi, Lenin. (Komunisme merupakan konspirasi kaum yahudi untuk menguasai dunia melalui gerakan-gerakan revolusi massa). "Kata-kata bijak" itu mungkin saja tengah diterapkan Meneg Dahlan Iskan demi mengalahkan program mobil listrik nasional yang digerakkan oleh beberapa anak bangsa yang memiliki niat mengembangkan mobil listrik nasional seperti Danet Suryatama, pengembang mobil supercar listrik "Tuxici".
Pengembangan mobil listrik nasional memiliki 2 dampak besar sekaligus yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat secara signifikan. Dampak pertama, dengan tumbuhnya industri mobil nasional maka akan terjadi penyerapan tenaga kerja yang besar dan peningkatan pendapatan masyarakat secara langsung maupun melalui efek multiplier. Dengan tumbuhnya industri mobil nasional juga akan mencegah terjadinya kebocoran ekonomi berupa hilangnya devisa yang digunakan untuk impor mobil atau transfer keuntungan yang selama ini dinikmati pengusaha mobil asing. Pendapatan yang dihemat tersebut selanjutnya bisa digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang produktif yang akan memberikan kesejahteraan masyarakat.
Dampak kedua yang tidak kalah besar adalah terjadinya penghematan pendapatan nasional yang selama ini habis untuk konsumsi BBM dan menguap sebagai asap. Penghematan pendapatan tersebut selanjutnya bisa digunakan untuk meningkatkan produktifitas nasional yang pada ujungnya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dan selain dari kedua hal tersebut, tumbuhnya industri mobil listrik juga akan mengurangi kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh polusi pembakaran BBM, meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan tentu saja meningkatkan juga kesejahteraan mereka.
Namun sebaliknya, pengembangan mobil listrik oleh anak bangsa Indonesia secara telak bakal memukul industri otomotif dan BBM asing yang selama ini menguasai Indonesia. Jika ingin mengetahui gambaran besarnya keuntungan industri otomotif asing di Indonesia, silakan lihat ke jalan-jalan. Berapa yang telah dibayarkan rakyat Indonesia kepada para pemilik pabrik-pabrik kendaraan bermotor asing yang menguasai industri otomotif Indonesia. Hal yang sama juga dialami oleh para pemilik industri minyak asing yang tidak saja menguasai produksi minyak, namun juga distribusinya di Indonesia. Jika seluruh keuntungan itu dikembalikan ke Indonesia, tentu akan mendorong kesejahteraan rakyat Indonesia dengan luar biasa besar.
Apakah para pengusaha asing itu rela keuntungan yang luar biasa besar itu hilang begitu saja hanya karena seorang Danet Suryatama dan segelintir anak bangsa lainnya yang berniat mengembangkan industri mobil listrik di Indonesia. Tentu tidak.
Dahlan Iskan adalah agen kepentingan asing di Indonesia alias seorang fundamentalis neo-liberal. Tidak saja bisa dilacak dari track record-nya sebagai wartawan media pengusung faham liberal-sekuler Tempo dan Jawa Pos yang dimiliki seorang pengusaha nasional keturunan, melainkan juga dari sikap tindakan dan pemikiran-pemikirannya. Ia misalkan pernah membela Sri Mulyani, seorang agen kapitalis asing lainnya yang kini menjadi eksekutif IMF, ketika yang berangkutan terpojok oleh skandal Bank Century. Pandangan neo-liberalisnya tampak dari sikapnya yang pro-kebijakan pembangunan dengan hutang asing serta sikapnya yang antipati pada moda transportasi kereta api yang efisien dan irit BBM. Bagaimana mungkin orang yang anti-penghematan BBM mau mengembangkan mobil listrik?
Awalnya ketika mendengar Dahlan mengkampanyekan mobil listrik, saya menyangka ia hanya bermain-main untuk pencitraan dirinya demi meraih simpati rakyat menjelang pemilu presiden 2014 mendatang. Namun kemudian saya berfikir, ada agenda lebih serius lagi yang dibawa Dahlan, yaitu menguasai pengembangan mobil listrik nasional untuk kemudian menghancurkannya. Hal ini persis sama dengan tindakan raja minyak Rockefeller menghancurkan operator-operator trem listrik di seluruh Amerika untuk digantikan bus-bus berbahan bakar minyak (ia juga menguasai industri otomotif Amerika) dengan terlebih dahulu (dengan cara halus hingga dengan menggunakan tangan-tangan mafia) mengambil alih kepemilikan perusahaan-perusahaan operator trem-trem listrik itu. Untuk lebih lengkapnya silakan baca artikel saya berjudul "Konspirasi BBM" yang pernah saya postingkan berbulan-bulan yang lalu. Silakan link ke sini: http://cahyono-adi.blogspot.com/2010/06/konspirasi-bbm-1.html
"Niat buruk" Dahlan Iskan ini bisa diendus dari tindakannya yang secara diam-diam telah "mencuri" teknologi mobil listrik buatan Danet Suryatama sebagaimana telah menjadi pemberitaan media-media massa Indonesia. Danet sendiri curiga, Dahlan hendak mengembangkan mobil itu sendirian tanpa melibatkan Danet. Dan bisa diduga, setelah berhasil "memimpin" pengembangan industri mobil listrik, Dahlan akan menghancurkannya (atau setidaknya menghambat pengembangan mobil listrik lainnya setelah menguasai hak patennya). Hal terakhir ini juga bisa diendus dengan peristiwa kecelakaan yang menimpa mobil listrik yang konon dikemudikan Dahlan di daerah Magetan. Anehnya, Dahlan tidak mengalami luka-luka sedikit pun meski mobilnya mengalami kerusakan parah.
Meski dirugikan, Danet mengaku tidak berniat mengajukan tuntutan hukum kepada Dahlan Iskan. Bisa diduga, ia "takut" berurusan dengan raja media yang juga pejabat tinggi negara itu. Sama seperti para anggota DPR yang difitnah Dahlan sebagai pemeras BUMN, namun tak seorangpun yang berani mengajukan gugatan hukum balik.
Dahlan sendiri, seperti biasa, "cuek" dengan tindakan-tindakannya yang merugikan orang itu. Ia terlalu percaya diri dengan kapasitasnya sebagai raja media dan pejabat tinggi negara yang didukung "persaudaraan" neo-liberalisme. Ketika dimintai komentarnya tentang keluhan Danet Suryatama terkait tindakan "pencurian" teknologi yang dilakukannya, Dahlan berkomentar singkat: "Terserah. Sensasi saja."
SEJARAH DAN KEHANDALAN MOBIL LISTRIK
Bahkan pembalap nasional terbaik, Rifat Sungkar, tidak mengetahui banyak tentang mobil listrik. Ia mengira mobil listrik lahir sebagai moda transportasi pelengkap bagi mobil berbahan bakar minyak (internal combustion engine/ICE). Padahal mobil listrik justru moda transportasi perintis ketika mobil-mobil ICE belum ada yang berjalan. Sampai tahun 1930-an, mobil-mobil listrik bahkan masih menguasai jalanan kota-kota besar dunia. Hampir semua sarana transportasi massal di seluruh dunia kala itu, termasuk bahkan di kota-kota besar Indonesia, dijalankan oleh trem-trem listrik. Namun kemudian segalanya berantakan setelah para kapitalis industri minyak yang juga menguasai industri otomotif global, menghancurkannya dan menggantinya dengan mobil ICE.
Satu keunggulan mobil listrik yang tidak bisa dikalahkan mobil-mobil ICE adalah starter dan akselerasi. Jika saja mobil ICE yang menggunakan engkol tidak mengadopsi starter mobil listrik, tentu tidak akan bisa bertahan hingga saat ini. Secara teori maupun praktis mobil-mobil ICE juga tidak bisa mengalahkan akselerasi mobil listrik karena seluruh energi yang dihasilkan mobil listrik langsung disalurkan ke roda, sedangkan mobil ICE menyalurkannya melalui tuas sehingga banyak energi pembakaran yang terbuang.
Untuk membuktikannya silahkan lihat sendiri video-video mobil-mobil listrik standar manufaktur seperti "Tesla" hingga mobil-mobil listrik prototype mengalahkan mobil-mobil ICE super di "youtube"!
menarik sekali analisis anda. saya hanya mengira DI pencitraan utk 2014. ternyata...
ReplyDelete