Baru-baru ini media-media massa di seluruh dunia, termasuk media-media massa "liberal idiot" Indonesia, memberitakan kabar bahwa Presiden Bashar al Assad berlindung dalam kapal perang Rusia.
Jika bukan karena motif propaganda, berita itu akan masuk ke dalam tong sampah pada kesempatan pertama. Tindakan seperti disebutkan dalam berita itu sama dengan bunuh diri bagi Assad, dan hal itu tentu akan dihindari Assad dan para pendukungnya. Apalagi Assad masih bisa mengandalkan pendukung-pendukungnya, setidaknya hingga perundingan damai tercapai tanpa harus kehilangan kekuasaan. Dengan melarikan diri dari medan perang, Assad sama dengan menghancurkan semangat para pendukungnya sendiri.
Laporan palsu tentang Assad tersebut pertama kali muncul dari media Arab Saudi al-Watan berdasarkan informasi dari sumber yang tidak terkonfirmasi. Menurut laporan itu Assad dan keluarganya serta para pejabat terpenting Syria tinggal dalam kapal perang Rusia di Laut Tengah. Assad menggunakan helikopter untuk bepergian ke daratan Syria.
Laporan tersebut selanjutnya disebarluaskan oleh media-media Israel seperti Y Net News (jika saja al Watan adalah media massa Iran, maka orang-orang liberal idiot dari kalangan Islam tentu akan ramai-ramai menuduh Iran telah "main mata" dengan Israel). Selanjutnya desas-desus itu diteruskan oleh media-media massa barat, dan terakhir diberitakan media-media massa Indonesia "penyambung lidah zionisme".
Para analis yang memiliki kecerdasan lebih baik tentu saja membantah laporan itu. "Tidak ada alasan bagi Assad untuk tinggal di kapal perang di tengah laut. Ia pasti masih berada di Damaskus untuk mengendalikan semua mesin perangnya," tulis Michael Weiss, seorang kolumnis media online Lebanon NOW.
Sebuah biro jasa inteligen "Stratfor" menuduh Saudi berkepentingan untuk menimbulkan kepanikan di antara pendukung Assad sekaligus meningkatkan moral para pemberontak dengan memunculkan rumor tersebut.
"Jika Assad benar-benar melakukan hal itu (meninggalkan Damaskus), maka ia pasti sudah kehilangan Syria," kata Kamran Bokhari, wakil direktur Stratfor untuk urusan Timur Tengah.
Menurut Weiss Rusia telah mati-matian membela Bashar al Assad. Namun melindunginya secara fisik adalah bertentangan dengan kepentingan Rusia.
"Melindungi Assad di dalam kapal perang memberi signal kejatuhan Assad dan seolah-olah Rusia tengah berupaya menyelamatkannya. Masalah belum cukup serius untuk membuat Assad pergi," tambah Weiss.
Pernyataan Weiss itu sejalan dengan pernyataan menlu Rusia Sergei Lavrov dan Presiden Iran Ahmadinejad baru-baru ini. Lavrov mengatakan bahwa menggulingkan Assad adalah hal yang tidak mungkin. Sementara Ahmadinejad dalam pertemuan dengan PM Syria di Teheran baru-baru ini mengatakan bahwa pemerintah Syria pada akhirnya "pasti" menang melawan pemberontak dukungan barat.
No comments:
Post a Comment