Militer Syria menewaskan 6 perwira Turki yang membantu pemberontakan di Syria dalam serangan yang dilancarkan di Reef, kawasan di pinggiran kota Idlib di barat laut Syria, Jumat (19/7). Enam komandan pemberontak Free Syrian Army juga tewas dalam serangan tersebut.
Serangan yang dilancarkan militer Syria diarahkan terhadap kamp pemberontak di M’asaran, Ma’areh al-Naman, tempat berkumpulnya pasukan pemberontak dan para penasihat militer mereka dari Turki. Serangan tersebut juga diketahui telah menewaskan seorang wartawan Amerika yang berada di kamp tersebut. Salah seorang komandan pemberontak yang tewas diketahui sebagai Ahmad Asaf, komandan kelompok pemberontak bersenjata yang menamakan diri sebagai pasukan "Tameng Utara".
Tewasnya para personil militer Turki tersebut semakin membuktikan keterlibatan Turki dalam gerakan pemberontakan di Syria, satu tindakan yang dianggap sebagai campur tangan terhadap negara berdaulat. Namun belum ada pernyataan resmi baik dari pemerintah Syria maupun Turki.
Syria telah digoncang konflik berdarah sejak bulan Maret 2011 setelah pemberontak yang sebagian besar berasal dari luar negeri dukungan Amerika dan negara-negara ZOG (zionist occupied goverment) mengangkat senjata melawan regim penguasa yang syah. Meski sebagian pemberontak menggunakan alasan "Islam" dan sebagian lainnya menggunakan alasan "demokrasi", tidak bisa dibantah lagi bahwa pemberontakan digerakkan oleh kekuatan zionis internasional yang tidak menyukai pemerintahan Syria yang menjadi pendukung gerakan "perlawanan" terhadap Israel dan menjadi penentang regim global yang didominasi Amerika. Akibat pemberontakan tersebut diperkirakan sekitar 100 ribu rakyat Syria tewas sebagai korban dan lebih dari sejuta lainnya menjadi pengungsi.
Pemberontakan sebenarnya sempat hampir pada pada akhir tahun 2011 setelah pemerintah Syria melaksanakan berbagai program reformasi, namun Amerika dan sekutu-sekutunya terus mengkobarkannya melalui pengiriman gerombolan-gerombolan bersenjata dari luar Syria ditambah kucuran dana dari Qatar dan Saudi Arabia.
Koran berpengaruh Amerika "Washington Post" pada bulan Mei tahun 2012 melaporkan bahwa pasukan-pasukan pemberontak telah mendapatkan suplai senjata modern dalam jumlah besar yang distribusinya dikoordinir oleh inteligen Amerika dan barat dan biayanya ditanggung negara-negara Teluk.
KETEGANGAN BARU DENGAN TURKI
Sementara itu ketegangan kembali terjadi di perbatasan Syria-Turki dan mengancam terjadinya konflik yang semakin meluas. Dalam beberapa hari terakhir telah terjadi konflik bersenjata yang menewaskan seorang warga sipil dan melukai beberapa prajurit. Sementara pemberontak Syria yang terkait kelompok teroris Al Qaida dan didukung Turki, yaitu al-Nusra Front, terlibat pertempuran sengit dengan milisi Kurdi yang memberontak terhadap Turki di beberapa kota strategis.
Dalam perkembangan terbaru, PYD yang merupakan cabang Syria dari PKK (Partai Pekerja Kurdi yang memberontak terhadap pemerintahan Turki), berhasil mengusir pasukan Al Nusra dari kota Ras al-Ain yang terletak di timur laut Syria. Pertempuran antara keduannya telah menewaskan seorang anak kecil Turki di perbatasan Syria-Turki. PKK telah menuduh pemerintah Turki sebagai dalang peperangan di perbatasan tersebut untuk menjadi dalih Turki melibatkan diri dalam konflik di Syria.
Tuduhan serupa diungkapkan anggota parlemen dari oposisi Faruk Logoglu mengatakan hari Jumat (19/7) dan menyebut aksi tersebut sebagai "kebijakan luar negeri yang tidak realistis". Tentang dukungan pemerintah Turki terhadap kelompok teroris Al Nusra, Logoglu mendesak pemerintah untuk segera menghentikan dukungan tersebut dan mengingatkan konsekuensi serius yang harus ditanggung Turki. Perkembangan ini sangat mengejutkan mengingat bahwa pada bulan Maret lalu Turki baru menandatangani kesepakatan penghentian konflik dengan PKK dan mengundang kecurigaan bahwa Turki tengah melakukan "langkah tipuan".
REF:
"Syrian Army Kills 6 Turkish Officers, Terrorist Commander in Reef Idlib"; Fars News Agency; 20 Juli 2013
"PKK, al-Nusra Front battle near Turkey-Syria border?"; Press TV; 21 Juli 2013
No comments:
Post a Comment