Hizbollah kembali mendapat serangan meski tidak berpengaruh sama sekali kekuatannya dan mungkin bahkan semakin meningkatkan militansi pendukung-pendukungnya. Hari Kamis (15/8), sebuah kawasan padat di Beirut Selatan yang dihuni oleh pendukung Hizbollah mendapat serangan bom hebat menewaskan 21 orang dan melukai 250 orang lainnya.
Serangan tersebut, yang oleh militer Lebanon disebut sebagai serangan bom mobil, menghantam kawasan Ruwaiss saat sebagian besar penduduknya baru kembali dari tempat kerja.
Serangan tersebut langsung saja dihubung-hubungkan dengan krisis yang terjadi di Syria, terutama setelah Hizbollah diketahui telah melibatkan diri dalam konflik di Syria bulan Mei lalu dalam pertempuran al Qusayr di pihak regim Presiden Bashar al Assad. Sejak saat itu telah 3 kali Hizbollah mendapat serangan. Pada tgl 9 Juli lalu kawasan Bir al-Abed di Beirut Selatan juga mendapat serangan bom yang melukai 50 orang. Sebelumnya sebuah serangan bom yang lebih kecil juga terjadi di kawasan Beirut Selatan yang melukai 4 orang, hanya beberapa jam setelah Hizbollah mengkonfirmasi keterlibatan mereka di Syria.
Sumber-sumber keamanan Lebanon mengatakan bahwa para penyidik kini tengah mencari keterangan dari para saksi yang melihat ledakan mobil yang berada di tengah jalan. Kepanikan melanda kawasan tersebut saat kebakaran dan kerusakan melanda kawasan tersebut dan asap hitam membumbung tinggi di angkasa hingga bisa dilihat dari seluruh kota. Orang-orang yang terperangkap dalam bangunan yang terbakar berteriak-teriak meminta pertolongan. Pada saat yang sama petugas keamanan, pemadam kebakaran dan masyarakat sekitar berusaha memberikan pertolongan.
Palang Merah Lebanon mengirim 15 ambulan ke tempat kejadian dan bersama organisasi-organisasi pertolongan lainnya berusaha mengevakuasi para korban. Sementara petugas pemadam kebakaran dengan dibantu masyarakat berusaha memadamkan api yang menyala di sekitar lokasi ledakan.
Penduduk kawasan tersebut langsung menunjuk musuh-musuh Hizbollah sebagai pelakunya mengingat perkembangan politik yang terjadi saat ini.
"Kami sudah biasa dengan hal ini. Mereka menjual dan kami siap membeli," kata Reine, remaja 18 tahun kepada The Daily Star.
Beberapa saat setelah ledakan, “Aisyah Brigade, the Mother of the Faithful”, sebuah kelompok yang tidak pernah terdengar sebelumnya mengaku sebagai pelaku ledakan.
Para politisi dan pemimpin agama Lebanon, sebagaimana para pemimpin dunia langsung mengutuk keras pemboman ini. Bahkan politisi yang sangat memusuhi Hizbollah seperti Saad Hariri menyebut kejadian tersebut sebagai "kejahatan yang mengerikan".
“Ledakan ini merupakan bagian dari rencana teroris yang ditujukan untuk memecah belah Lebanon," kata Saad Hariri dalam pernyataan resminya tidak lama setelah ledakan.
JEJAK ZIONIS
Pihak yang dianggap bertanggungjawab atas ledakan tersebut tentu saja adalah zionis Israel. Zionis Israel dianggap sebagai pihak yang paling berkepentingan dalam konflik Syria, dan terutama karena pemboman terjadi hanya beberapa jam setelah Hizbollah mengklaim berhasil menggagalkan upaya penyusupan Israel di perbatasan Lebanon dan melukai 4 prajurit zionis.
Jubir kementrian luar negeri Iran Abbas Araghchi menyebutkan zionis dan sekutu-sekutunya tengah berusaha menghancurkan Lebanon, namun rakyat Lebanon dan "Perlawanan Islam" akan menggagalkan rencana tersebut.
Sementara Presiden Lebanon Michel Suleiman mengatakan adanya jejak tangan zionis Israel dalam peristiwa pemboman tersebut.
"Ini adalah tindakan kriminal yang meninggalkan jejak-jejak tangan teroris dan zionis Israel, yang ditujukan untuk mendestabilkan Lebanon dan menghancurkan semangat perjuangan rakyat Lebanon," kata Suleiman beberapa saat setelah ledakan.
Perdana menteri kerteker Najib Mikati pada hari Jumat (16/8) mengumumkan hari berkabung nasional atas tragedi tersebut. Sementara perdana menteri terpilih Tammam Salam selain mengutuk serangan juga menyerukan dukungan kepada aparat keamanan Lebanon.
Terkait dengan konflik dan kekacauan yang kini melanda Timur Tengah, pengacara Kanada Edward Corrigan dalam wawancara dengan televisi Iran Press TV tgl 24 Juli lalu mengatakan bahwa pihak asinglah yang mendapat keuntungan dari ketidakstabilan Timur Tengah dan karenanya merekalah yang harus bertanggungjawab.
"Tentu saja bukan rakyat di kawasan ini yang mendapat keuntungan dari konflik ini. Bukan rakyat Iran, Irak, atau rakyat Syria yang saat ini menyaksikan kehancuran negara mereka. Dan kini ada upaya-upaya untuk menciptakan konflik sektarian yang sama di Lebanon," kata Corrigan.
REF:
"Car bomb kills 21 in Beirut southern suburb"; Thomas El-Basha & Meris Lutz; Daily Star Lebanon, 16 Agustus 2013
"Lebanon: Beirut bombing bears Israel fingerprints"; Press TV; 15 Agustus 2013
No comments:
Post a Comment