AKAN KIRIM LEBIH BANYAK PASUKAN KE SYRIA
"Kami tahu siapa Anda dan kami akan menangkap Anda jika negara tinggal diam. Kami bukan pengganti negara, namun jika negara tidak melaksanakan tanggungjawabnya, kami yang akan melakukannya."
Demikian ancaman yang dikeluarkan pemimpin Hizbollah Sayyed Hasan Nasrallah kepada para pelaku pemboman yang menewasan 21 orang di Beirut Selatan, Kamis (15/8). Ancaman disampaikan Nasrallah dalam pidato peringatan Hari Kemenangan Perang 2006, Jumat (16/8), yang digelar di Aita Al-Shaab, dekat perbatasan Palestina.
Menurut Nasrallah pihaknya telah mengetahui siapa pelaku beberapa aksi pemboman yang terjadi di kawasan pendukung Hizbollah di Beirut Selatan, termasuk beberapa nama dan tempat persembunyian mereka. Mereka berasal dari kelompok takfiri (ekstremis wahabi-salafi) yang mendapat dukungan inteligen zionis dan negara-negara sekutunya. Sebagian dari mereka berasal dari Lebanon, sisanya dari Syria dan Palestina.
Menurut Nasrallah, selama ini pihaknya masih bersabar untuk menunggu aksi aparat pemerintah untuk melakukan tindakan terhadap para pelaku
pemboman. Namun kemudian lawan-lawan Hizbollah justru menuduh Hizbollah sengaja melakukan "serangan bunuh diri" untuk memicu pertikaian.
"Ini adalah pelecehan, karena Anda tidak akan mendapati orang-orang yang mencintai mereka (para korban) dan mencium tanah tempat mereka berdiri, seperti dilakukan oleh kami. Mungkin itulah cara-cara yang dilakukan Anda, tapi bukan cara kamai."
"Kemarin mereka meledakkan bom di Dahieh (kawasan Beirut Selatan), namun siapa yang tahu dimana mereka akan meledakkan bomnya lagi? Baik Israel maupun takfiris tidak peduli dimana mereka akan meledakkan bom-bom. Mereka membunuhi orang-orang Sunni sebagaimana membunuh orang-orang Shiah, membunuhi orang Kristen sebagaimana membunuh orang Islam, dan membom masjid sebagaimana membom gereja."
Nasrallah menegaskan bahwa tindakan tegas harus dilakukan oleh aparat pemerintah sebagai bentuk tanggungjawab dan tugas mereka. Jika tidak bisa mencegahnya, karena serangan teroris sangat sulit untuk dicegah, setidaknya pemerintah harus meminimalisir korban. Sedang terhadap para pelaku serangan dan pendukung-pendukungnya termasuk perancangnya, harus ditangkap dan diadili.
TERKAIT SYRIA
Nasrallah menyebut serangan bom yang terjadi di basis pendukungnya merupakan buntut dari konflik Syria dimana Hizbollah telah mengirim milisi-milisinya untuk mendukung regim pemerintah. Atas hal tersebut ia menegaskan bahwa serangan-serangan teroris yang terjadi justru akan membuat Hizbollah meningkatkan keterlibatannya di Syria.
"Jika Anda mengklaim Anda tengah melindungi rakyat Syria dan menghancurkan Hezbollah, saya katakan dua hal: Anda, para takfiri (orang yang suka mengkafirkan orang lain) adalah para pembunuh rakyat Syria. Anda bahkan menculik dan membunuh para pendeta Kristen yang mendukung oposisi. Anda membunuhi anak-anak dan membom masjid-masjid."
"Adapun kami bertempur dengan nilai-nilai kami. Kami tidak pernah membunuh tawanan, sementara Anda membunuhi tawanan di depan umum. Kami tidak pernah membunuh warga sipil, bahkan sebagian anggota kami menjadi syahid karena melindungi masyarakat sipil, dan semua tuduhan tentang pembunuhan massal oleh kami adalah kepalsuan. Dunia akan melihat bahwa kami hanya memerangi kelompok-kelompok takfiri di Syria," tambah Nasrallah.
"Satu dari tanggapan kami atas serangan-serangan teroris ini adalah: jika selama ini kami memiliki 1.000 pejuang yang berada di Syria, mereka akan bertambah menjadi 2.000. Jika kami memiliki 5.000 pejuang di sana, mereka akan bertambah menjadi 10.000. Dan jika perang melawan takfiri itu mengharuskan saya untuk pergi ke Syria bersama seluruh pejuang Hizbollah, maka kami akan ke Syria untuk membela rakyat Syria, rakyat Lebanon, Palestina dan Al Quds (Jerussalem)," kata Nasrallah.
"Kami akan bertempur sampai akhir, kami menetapkan kapan pertempuran akan berhenti. Dan sebagai pemenang dari semua pertempuran kami melawan Israel, kami akan meyakinkan semua orang bahwa kami akan mengalahkan para teroris takfiri. Harga dari pertempuran memang mahal, namun harga yang murah adalah membiarkan diri menjadi korban para pembunuh."
Nasrallah juga mengecam negara-negara pendukung para teroris takfiri yang diam membisu menyaksikan aksi biadab para teroris, saat negara-negara lainnya mengeluarkan kecamannya. Di antara negara tersebut (tidak disebutkan secara langsung oleh Nasrallah) adalah Arab Saudi.
"Suatu hari akan terbukti mereka sebagai pendukung teroris dan pembunuh serta kejahatan-kejahatan yang terjadi di kawasan ini," kata Nasrallah.
ISRAEL DAN PERANG TAHUN 2006
Dalam pidatonya yang heroik tersebut, setelah menyampaikan simpatinya kepada para korban serangan teroris, Nasrallah memulainya dengan menyampaikan alasan dipilihnya Aita Al-Shaab sebagai tempat peringatan Hari Kemenangan.
"Karena dari tempat ini kita bisa melihat dataran Palestina, dan udaranya adalah udara Palestina. Jadi kita merasakan udara yang sama dengan udara Palestina dan kita berkumpul di tempat yang hanya berjarak selemparan batu dari Palestina."
Selain itu penduduk Aita Al-Shaab telah menunjukkan sebagai rakyat yang teguh, berani yang kesyahidan penduduknya berhasil membebaskan para tawanan. Ia menyebut para penduduk Aita Al-Shaab telah memilih jalan syahid sebagaimana pemimpin para syuhada, Imam Hussein bin Ali (kemuliaan atasnya).
Pertempuran tahun 2006 juga menunjukkan keteguhan hati penduduk Aita Al-Shaab untuk mempertahankan tanah airnya. Hanya beberapa jam setelah gencatan senjata, mereka berdondong-bondong kembali ke rumah-rumah mereka yang hancur dan mendirikan tenda di atasnya sebagai tempat tinggal sementara.
Dalam pidatonya Nasrallah menyebutkan bahwa Perang tahun 2006 menjadi kekalahan proyek "Israel Raya" karena dengan kegagalan menduduki Lebanon, salah satu negara Arab yang paling lemah dengan jumlah penduduknya kurang dari 5 juta jiwa, Israel gagal membangun negara "Israel Raya" yang wilayahnya terbentang dari Sungai Nil ke Sungai Efrat.
Perang tersebut juga membuktikan bahwa Hizbollah bersama rakyat Lebanon pendukungnya mampu membangun pertahanan tangguh atas serangan Israel pada saat negara tidak memiliki kemampuan untuk melakukannya.
REF:
"Nasrallah to Takfiris: We will Capture You, We will Put an End to Terror"; Sara Taha Moughnieh; Al-Manar Website; 16 Agustus 2013
seandai dikatakan pengboman di Tripoli kawasan sunni, apa yg nak dikatakan lagi bahawa ada kaum yg tidak memikirkan nyawa berapa banyak pun ia tekorban walaupun nyawa rakan sendiri adakah ia penting?,,penghaus darah di iraq, lubnan,syria,pakistanbegitu murahnya nyawa utk mereka memiliki kebijaksanaan yg sama
ReplyDelete