"Phil… kita mendapat tawaran baru. Ini tentang Syria lagi. Orang-orang Qatar mengajukan tawaran menarik dan menjamin bahwa usulan ini telah disetujui Washington (Amerika)."
"Kita harus mengirim CW (chemical weapons, senjata-senjata kimia) ke Homs, senjata buatan Soviet asal Libya yang sama dengan senjata yang dimiliki Assad."
"Mereka menginginkan kita untuk mengirim personil asal Ukraina yang bisa berbahasa Rusia, dan membuat sebuah rekaman video."
"Sejujurnya, saya tidak menganggapnya sebagai ide yang baik, namun jumlah (uang) yang ditawarkan sangat besar. Bagaimana pendapatmu?"
----------
Beberapa hari terakhir ini saya mendapat "gangguan" dari seseorang yang menamakan diri sebagai "muslim in suffer" yang menyerang blog dan inbox e-mail saya. Awalnya ia muncul dalam beberapa postingan terakhir blog saya dengan komentar-komentarnya yang tidak sopan dan "ngaco" logika bahasanya. Setelah komentar-komentar tidak pantasnya itu saya hapus, kecuali satu komentar yang masih bisa ditoleransi, ia pun memenuhi inbox e-mail saya dengan berbagai komentar dan tautan yang tidak kalah "ngaco" dan kurang ajar.
Dalam satu e-mailnya ia mempertanyakan berita yang saya postingkan di blog saya tentang keberhasilan Hizbollah menggagalkan upaya penyusupan tentara Israel di perbatasan Lebanon. Ia mempertanyakan kevalidan berita tersebut dengan alasan "tidak diberitakan media-media internasional".
Lihatlah bagaimana seorang wahabi-salafi tidak ubahnya seperti orang-orang "liberal idiot" Amerika yang menganggap satu berita sebagai kebenaran hanya jika diberitakan oleh koran USA Today atau dibahas dalam acara "Oprah Wimfrey Show". Alasan tersebut juga membuktikan bahwa orang-orang wahabi itu tidak pernah melakukan check dan recheck atas segala persoalan dan hanya mengikuti pendapat guru-guru atau sheikh-sheikh mereka bulat-bulat. Berita itu, meski tidak diberitakan USA Today, namun begitu banyak diberitakan oleh media-media masa lain. Itulah sebabnya mereka percaya begitu saja berita di situs arrahmah.com yang menyebutkan Faiz Syakir sebagai jubir Hizbollah, padahal yang bersangkutan adalah aktifis neo-konservatif Amerika.
Oh ya, kemunculan "muslim in suffer" terjadi setelah tulisan-tulisan kritis saya tentang situs berita arrahmah.com. Mungkin yang bersangkutan adalah salah seorang awak redaksinya, atau setidaknya pembaca setianya.
"Serangan" yang lainnya yang saya terima melalui e-mail adalah puluhan tautan tentang berita-berita tentang isu senjata kimia di Syria yang diberitakan sebagian besar media massa dunia. Seolah dengan banyaknya berita-berita tersebut tuduhan regim Syria sebagai pelaku serangan senjata kimia adalah suatu kebenaran. Sekali lagi ini menunjukkan kedangkalan pikiran yang bersangkutan. Bahkan jika sebagian besar media massa di dunia memberitakan suatu "peristiwa", hal itu bukan berarti hal itu benar. Berita tentang "bom penghancur massal Irak" yang sangat massif diberitakan media massa dunia sebelum invasi Amerika dan sekutunya di Irak kini telah terbukti sebagai kebohongan. Apalagi jika berita-berita tersebut tidak menyebutkan secara tegas "regim Syria sebagai pelaku serangan".
Saya sudah mempostingkan tulisan Dina Sulaeman, seorang blogger dan peneliti lembaga kajian Global Future Institute, tentang kebohongan isu senjata kimia di Syria. Namun fakta berikut mungkin lebih menarik lagi.
Seorang hacker asal Malaysia berhasil meng-hack sebuah pesan e-mail yang menghebohkan tentang rencana operasi rahasia untuk menjebak regim Syria dalam tuduhan penggunaan senjata kimia yang tidak bisa dibantah. E-mail tersebut (tertulis di atas) telah beredar luas di media-media massa global bahkan sejak awal tahun ini. Salah satunya adalah laporan Louise Boyle di harian Daily Mail tgl 29 Januari lalu berjudul "Amerika mendukung rencana serangan senjata kimia terhadap Syria dan kesalahannya ditimpakan pada regim Assad" (U.S. ‘backed plan to launch chemical weapon attack on Syria and blame it on Assad’s regime’). Laporan Daily Mail itu sendiri bersumber pada informasi yang dipublis media online Infowars beberapa hari sebelumnya. Media online independen thetruthseeker.co.uk memuat ulang laporan Daily Mail tersebut bulan Juni lalu.
Beberapa bulan kemudian, tepatnya awal Juli 2013, pasukan Syria berhasil menemukan 281 drum berisi bahan-bahan kimia di sebuah gudang milik pemberontak yang direbut pemerintah di kota Banias, Tartus. Bahan-bahan itu meliputi 79 drum Polyethylene Glycol, 67 drum Monoethylene Glocol, 25 drum monoethanolamine, 68 drum Diethanolamine, dan 42 drum Triethanolamine. Atas penemuan itu dubes Syria di PBB, Bashar Ja´afari mengatakan:
"Pemerintah Syria kemarin telah menemukan di kota Banias, 281 drum bahan-bahan kimia berbahaya yang mampu menghancurkan seluruh kota, jika bukan seluruh negara." (Christian Lehman, NSNBC; 14 Juli 2013)
Artinya adalah "konspirasi" serangan senjata kimia itu telah diketahui publik jauh hari sebelum terjadinya. Sekarang mari kita "nikmati" permainan ini.
Situs online milik kantor berita terbesar dunia BBC dalam beberapa hari terakhir ini gencar memberitakan isu senjata kimia di Syria dengan gaya yang sama ketika mereka memberitakan isu senjata pemusnah massal Irak tahun 2003 atau sebelum invasi Amerika ke negara tersebut. Dan seperti laporan tentang senjata pemusnah massal Irak, laporan tentang senjata kimia Syria juga sangat tendensius dan ujung-ujungnya adalah kebohongan besar.
Salah satu berita itu, tgl 23 Agustus, berisi tentang "menhan Inggris William Hague yang percaya regim Bashar al Assad telah menggunakan senjata kimia", tanpa sedikit pun membahas bukti-bukti yang mendukung keyakinan William Hague tersebut. Paragraf pertama tulisan tersebut berbunyi:
"Menlu Inggris William Hague mengatakan bahwa ia percaya Presiden Assad berada di balik serangan senjata kimia di Syria."
Kemudian tanpa menyampaikan bukti-bukti pendukung, Hague justru mengatakan, "Saya tahu bahwa sebagian orang di dunia akan berkatan bahwa ini adalah semacam konspirasi yang dilakukan oleh oposisi Syria.” Tanpa menyinggung bukti, Hague melanjutkan, "Saya rasa kemungkinan terjadinya konspirasi itu sangatlah kecil, jadi kami percaya bahwa serangan senjata kimia itu dilakukan oleh regim Assad.”
Setidaknya Hague kini percaya bahwa sebagian besar masyarakat di dunia kini telah percaya dengan kebenaran "teori konspirasi". Mungkin bahkan ia telah berfikir bahwa tidak lama lagi ribuan orang akan berdemonstrasi menentang intervensi NATO di Syria sembari meneriakkan kata: "Kami 99% rakyat percaya teori konspirasi. Anda?"
Konspirasi yang dilakukan Hague dan BBC pun berlanjut. Kata Hague: "Saya rasa regim Assad menyembunyikan sesuatu. Mengapa mereka menolak tim pemeriksa PBB pergi ke sana?" Pernyataan semacam juga didengang-dengungkan media massa di seluruh dunia bahwa pemerintah Syria melarang tim pemeriksa PBB untuk bekerja secara bebas. Padahal tidak demikian halnya. Tim pemeriksa PBB gagal melakukan pemeriksaan di lokasi serangan senjata kimia karena dilarang pemberontak yang menguasai wilayah tersebut.
Bahkan Presiden Barack Obama menyebutkan serangan tersebut sebagai "yang dikatakan penggunaan senjata kimia", tidak menyebutkan secara pasti bahwa Bashar al Assad adalah pelakunya.
Hari ini saya melihat berita "running text" di Metro TV yang menyebutkan bahwa "Iran mengakui adanya serangan senjata kimia di Syria". Berita ini sangat menggiring opini publik untuk percaya bahwa "Iran pun percaya tuduhan penggunaan senjata kimia oleh regim Al Assad adalah benar". Padahal Iran, sebagaimana semua negara lain di dunia, hanya mempercayai adanya serangan senjata kimia berdasarkan fakta yang ada. Namun Iran, sebagaimana Rusia, adalah negara yang dengan gigih menolak tuduhan regim Al Assad sebagai pelakunya. Alih-alih, kedua negara teguh dengan tuduhannya bahwa pemberontak-lah yang telah menggunakan senjata kimia dan mengaku memiliki bukti-bukti kuat.
Logika paling sederhana pun membantah tuduhan penggunaan senjata kimia oleh pasukan regim Al Assad. Mereka tengah berada di jalur kemenangan yang tidak akan mereka hancurkan begitu saja dengan mengundang intervensi asing. Setelah al Qusayr, tentara Al Assad berhasil merebut kembali Homs dan Latakia dan tengah berupaya membersihkan 2 wilayah terakhir yang masih dikuasai pemberontak, yaitu Aleppo dan sekitar Damaskus.
Sama seperti BBC, Metro TV juga turut berpartisipasi dalam konspirasi.
REF:
"U.S. ‘backed plan to launch chemical weapon attack on Syria and blame it on Assad’s regime’"; Louise Boyle; Daily Mail, 29 Januari 2013
"The BBC on Syria and Chemical Weapons"; William Bowles; Dissident Voice; 24 Agustus 2013
"Chemicals and Weapons seized from Insurgents in Damascus"; Christian Lehman, NSNBC; 14 Juli 2013
teruskan permainan
ReplyDeleteLondon, Jan 30, 2013 (ANI): The Obama administration gave green signal to a chemical weapons attack plan in Syria that could be blamed on President Bashar al Assad's regime and in turn, spur international military action in the devastated country, leaked documents have shown. A new report, that contains an email exchange between two senior officials at British-based contractor Britam Defense, showed a scheme 'approved by Washington'. As per the scheme 'Qatar would fund rebel forces in Syria to use chemical weapons,' the Daily Mail reports. Barack Obama made it clear to Syrian president Bashar al-Assad last month that the U.S. would not tolerate Syria using chemical weapons against its own people. The emails were released by a Malaysian hacker who also obtained senior executives resumes and copies of passports via an unprotected company server, according to Cyber War News. The U.S. State Department has declined to comment on the matter.
http://www.presstv.ir/detail/2013/08/26/320503/us-allies-urged-to-bide-time-on-syria/
teruskan Pak Adi
ReplyDeleteBerita penyusupan tentera Israel adalah telah dilaporkan oleh akhbar israel , saya telah membaca analisis di alakhbar, saya percaya nasrullah telah menyebutnya, mereka ingin menguji kesediaan hizbullah setelah melibatkan diri di suriah- muslim suffer kerana kebinggungan kerana tidak bersama orang-orang yg cuba mencari kebenaran kerana menyangka kebenaran berada di pihaknya sahaja,,,kenalilah kebenaran dulu kawan
penyusupan gagal
ReplyDeletehttp://www.aljazeera.com/news/middleeast/2013/08/201381511910738840.html
https://now.mmedia.me/lb/en/lebanonnews/israeli-soldiers-injured-in-explosion-along-lebanon-border
https://now.mmedia.me/lb/en/lebanonnews/lebanon-blasts-on-israel-border-were-hezbollah-trap
https://now.mmedia.me/lb/en/lebanonnews/suleiman-urges-investigations-into-israeli-incursion
Friday, August 09, 2013 8:10 PM
UNIFL: Israel incursion violates Resolution 1701
http://en.alalam.ir/news/1503564
eu memban hizbullah sebagai terroris.terroris menceroboh lubnan,sayang mayat tidak dijumpai
mudah mudahan permainan menarik karena amerika baru mau naik kelas yang selama ini perang sama orang takm berdaya baru mau mencoba S 300
ReplyDeletebiasanya kalau habis perang dg musuh mau cari tumbal sekutu sendiri siapa ya kira kira tumbalnya