Informasi menarik yang disampaikan oleh Dubes Amerika untuk Suriah John Ford dalam pertemuannya dengan tokoh-tokoh oposisi Suriah dari kelompok Syrian National Coalition (SNC) yang digelar di Istanbul Turki baru-baru ini. Pangeran Bandar bin Sultan, tokoh di balik berbagai aksi kekerasan yang melanda Timur Tengah saat ini, tengah berlibur panjang di Amerika untuk menghilangkan stress. Namun lebih dari itu, Bandar juga sudah disingkirkan dari kekuasaan.
Menurut Ford kepada para tokoh SNC seperti Loay Safi, Anass al-Abdeh, Haitham al-Maleh, Burhan Ghalioun, Najeeb al-Ghadban and Maher Noaimi, petualangan Bandar kini telah berakhir dan perannya sebagai penentu kebijakan di Timur Tengah telah diambil alih oleh sebuan panitia kecil beranggotakan 3 anggota kerajaan Saudi, Abdulaziz Khoja, Abdulaziz Bin Abdullah Al Saud dan Muqren Bin Abdullah Al Saud. Bandar dianggap gagal mengendalikan kelompok-kelompok teroris yang kini merajalela di berbagai wilayah konflik di Timur Tengah.
“Rencana Bandar atas konflik Suriah yang dimulai tahun 2012 telah menciptakan bencana di Suriah dan kawasan. Ia telah menjadikana Suriah sebagai markas kekuatan Al Qaida yang tidak bisa dihadapi Amerika,” kata Ford.
Dengan berakhirnya karier Bandar dan dimulainya pendekatan baru Amerika di kawasan, Ford memerintahkan SNC untuk tidak mengulur-ulur keikutsertaannya dalam konperensi Genewa II.
“Karena itu Anda harus berhenti menolak berpartisipasi dalam Genewa II, ini adalah kepentingan Amerika,” kata Ford.
Lebih jauh Ford juga membuka beberapa informasi penting lainnya yang menjadi dasar perubahan sikap politik beberapa negara dan tokoh politik terkemuka di kawasan. Misalnya saja tentang Saad Hariri dan tokoh-tokoh politik Lebanon pro-Amerika lainnya yang tidak lagi menentang keterlibatan Hizbollah dalam pemerintahan. Juga tentang perubahan besar yang akan terjadi di Saudi Arabia, meski Ford tidak menyebutkan detilnya.
“Kami ingin menginformasikan bahwa akan ada banyak perubahan yang terjadi di Saudi pada bulan Maret mendatang,” kata Ford.
Berbagai sumber tanah air menyebutkan bahwa baru-baru ini Pangeran Bandar "Terorist Godfather" bin Sultan telah berkunjung ke Indonesia dan menemui Presiden SBY serta para pejabat keamanan negeri ini dan juga menteri agama. Tujuan utama kedatangannya adalah melakukan kampanye besar-besaran anti-Shiah di Indonesia yang menghabiskan dana ratusan miliar rupiah.(CA/almanar)
Keterangan: tulisan asli dimuat di situs liputanislam.com tgl 20 Januari 2014
jika pertualangan sudah berakhir siapakah yang memimpin gerakan?
ReplyDelete