Publik Argentina kini tengah tersedot perhatiannya pada kematian 
Jaksa Federal Alberto Nisman, yang ditemukana tewas di kantornya, Minggu
 (18/1).
Kematian ini menarik, karena Nisman adalah kepala penyidik kasus 
pemboman Pusat Kebudayaan Yahudi di Buenos Aires tahun 1994 yang 
menewaskan 85 orang.
Beberapa saat sebelum dan sesudah kematian Nisman, media-media massa 
menyebutkan bahwa Nisman telah menuduh pemerintahan Presiden Cristina 
Kirchner berusaha “menghalang-halangi penyelidikan” dengan 
“menutup-nutupi keterlibatan Iran” dalam serangan berdarah itu.
Secara sekilas berita tersebut telah menggiring opini bahwa Iran 
adalah pelaku serangan bom tersebut dan Presiden Kirchner berusaha 
menutup-nutupinya, meski bila digunakan logika sedikit saja, opini 
tersebut akan termentahkan. Misalnya saja, untuk apa Presiden Kirchner 
menutup-nutupi kasus yang telah terjadi 20 tahun yang lalu ketika 
Kirchner belum menjadi tokoh yang berpengaruh. Bukankah seharusnya 
penyelidikan kasus ini sudah selesai jauh sebelum Kirchner menjadi 
Presiden Argentina?
Kemudian tentang keterlibatan Iran, selain tidak ada bukti kecuali 
upaya penggiringan opini, Iran juga tidak memiliki motif apapun untuk 
melakukan aksi tersebut. Untuk apa Iran melakukan hal itu jika tidak 
memberikan keuntungan apapun, melainkan hanya kerugian saja.
Lihat saja, Iran justru menjadi tertuduh akibat serangan teroris itu 
dan tidak ada satupun keuntungan yang didapatkannya. Justru yang 
mendapatkan keuntungan adalah Israel, karena dengan peristiwa serangan 
ini Israel bisa terus memojokkan Iran dan sebaliknya Israel berhasil 
mengeksploitasi simpati dan dukungan kepada Israel dan warga yahudi.
Presiden Kirchner tentu menolak tuduhan menutup-nutupi kasus ini dan 
balik menuduh Nisman, seorang yahudi Argentina, telah mendapatkan 
informasi inteligen yang sesat. Kirchner juga balik menuduh bahwa 
kematian Nisman adalah sebuah “operasi inteligen” untuk melawan dirinya.
Christina Kirchner adalah pemimpin Argentina yang lebih 
Pro-Palestina, Pro-Iran, Pro Rusia dan Cina. Tuduhan bahwa Kirchner 
berusaha menutup-nutupi peran Iran semakin memperkuat motif Israel di 
balik serangan itu.
Serangan terhadap pusat kebudayaan yahudi di Buenos Aires (AMIA) 
terjadi 2 tahun setelah serangan terhadap Kedubes Israel di kota itu 
tahun 1992 yang menewaskan 29 orang dan melukai 242 orang. Segera 
setelah terjadi serangan terhadap Kedubes Israel ini, pemerintah Israel 
dengan terburu-buru membuat pernyataan bahwa serangan ini dilakukan oleh
 pembom bunuh diri Muslim yang menabrakkan mobilnya ke kantor tersebut. 
Namun penyelidikan yang dilakukan otoritas Argentina kemudian menemukan 
fakta bahwa bom itu terjadi di dalam gedung, bukan dari arah luar 
sebagaimana dilakukan oleh serangan bom mobil.
Semakin menambah curiga adalah, pada saat terjadinya serangan, 
seluruh pejabat Kedubes Israel tidak berada di tempat kecuali 
pegawai-pegawai rendahan warga lokal. Maka dengan tiba-tiba pemerintah 
Israel pun bungkam, demikian juga media-media massa.
Karena aksi tersebut gagal mengkriminalkan Iran dan Hizbollah, maka 
serangan berikutnya dirancang, yaitu terhadap kompleks AMIA. Dan 
lagi-lagi tidak ada pejabat Israel yang tewas dari 85 orang yang tewas 
itu, melainkan pegawai-pegawai rendahan.
Setelah Nisman ditemukan tewas, media Israel HAARETZ 
menulis: “Kabar-kabar menyebutkan kematian Nisman terjadi hanya beberapa
 jam sebelum ia menunjukkan bukti-bukti ke hadapan parlemen tentang 
implikasi presiden dan menlu negara itu (Argentina) dalam upaya 
menutup-nutupi skema ini.”
Maka bagi pembaca yang kritis sedikit saja hal ini bisa menimbulkan 
pertanyaan: kabar-kabar dari siapa? Bukankah hal itu bisa berasal dari 
Israel sendiri?
Jika seorang Jaksa Penuntut Khusus seperti Nisman memiliki sedikit 
saja bukti tentang keterlibatan Kirchner dan Iran, maka bukti-bukti itu 
akan tercatat dalam dokumen resmi dan media massa dan para pejabat dan 
pengamat politik di seluruh dunia akan beramai-ramai membombardir 
Kirchner dan terlebih Iran dengan tuduhan tersebut. Dan bukti-bukti itu,
 meski adalah dokumen negara yang sangat rahasia, tentu akan beredar 
luas di media massa dan media sosial di seluruh dunia.
Namun alih-alih yang bisa dituduhkan kepada Iran hanyalah “kabar-kabar” yang sudah bisa ditebak berasal dari Israel sendiri.(ca)

No comments:
Post a Comment