Indonesian Free Press -- Rusia berhasil dalam melaksanakan konservasi Harimau Amur (Harimau Siberia) sehingga populasi harimau di dunia meningkat untuk pertama kalinya setelah berpuluh-puluh tahun terancam.
Bersama-sama dengan keberhasilan konservasi harimau di India dan Nepal, jumlah harimau di dunia mengalami peningkatan, demikian seperti laporan World Wildlife Fund (WWF) yang dikutip Sputnik News, Senin (11 April).
Di Rusia sendiri, yang menjadi habitat bagi sekitar 95% Harimau Amur di dunia, jumlah harimau ini meningkat dari 360 menjadi 433 ekor. Namun di beberapa tempat lain yaitu di kawasan Asia Tenggara, jumlah harimau mengalami penurunan. Fakta-fakta ini akan dipaparkan di forum 'International Forum on the Preservation of Wild Tigers' (IFPWT) yang akan digelar di New Delhi, tahun ini.
Dalam pertemuan IFPWT terakhir di St. Petersburg tahun 2012, seluruh negara-negara peserta bertekad untuk meningkatkan jumlah harimau di dunia dari 3.200 ekor menjadi 6000 pada tahun 2022. Saat ini tujuan itu telah sebagian tercapai. Selain Harimau Amur di Rusia yang meningkat dari 360 menjadi 433, di Nepal jumlah Harimau Bengal naik dari 121 menjadi 198, dan di Bhutan Harimau Bengal naik dari 75 menjadi 103.
"Harimau adalah sebagian dari binatang kesayangan yang vital di muka bumi ini. Dengan kerjasama kami dengan WWF, yayasan sayaa telah mendukung upaya-upaya serius untuk meningkatkan jumlah harimau di alam liar menjadi dua kali lipat. Di Nepal, upaya-upaya kami telah memberikan salah satu hasil terbaik dalam konservasi harimau sehingga mendorong kenaikan populasi harimau di dunia," kata Leondaro di Caprio, seorang aktifis konservasi harimau yang telah menyumbang lebih dari Rp70 miliar untuk kegiatan ini. Bulan lalu Di Caprio mengunjungi Sumatera untuk melihat upaya konservasi Harimau Sumatera.
Selain Di Caprio, Presiden Rusia Vladimir Putin juga dikenal sebagai konservasionis harimau yang serius. Di bawah kepemimpinannyalah maka program konservasi Harimau Amur mengalami kemajuan signifikan. Dengan dukungan Amur Tiger Center dan WWF, pemerintah Rusia menangani wilayah konservasi Harimau Amur seluas 150.000 km persegi di Siberia.
"Kuncinya adalah dukungan politik yang kuat. Di negara-negara seperti Rusia dan India, kami melihat hasil yang sangat memuaskan," kata Mike Baltzer, pemimpin WWF Tigers Alive Initiative.
“Namun di Asia Tenggara (termasuk Indonesia) dimana dukungan politiknya lebih rendah, kami menghadapi krisis. Negara-negara ini akan kehilangan harimau jika tidak melakukan aksi-aksi nyata segera," tambahnya.
Di Asia Timur perburuan liar harimau masih menjadi kegiatan ilegal yang marak karena tingginya permintaan daging dan bagian-bagian tubuh harimau.
Menurut WWF, pada tahun 1940-an jumlah Harimau Amur di dunia hanya tinggal sekitar 40 ekor. Namun nasibnya jauh lebih baik daripada Harimau Jawa dan Harimau Bali serta Harimau Kaspia, yang punah hanya beberapa tahun yang lalu karena lemahnya komitmen pemerintah negara-negara habitat mahluk eksotis ini.(ca)
Harimau..makhluk Allah.. perlu ada untuk keseimbangan alam semesta..namun tidak boleh terlalu banyak kerana akan mengancam nyawa manusia..
ReplyDelete