Indonesian Free Press -- Dari blog DR Henry Makow:
Sekitar seribu tahun lalu ketika Islam berkembang pesat di Timur Tengah, sebagian besar orang-orang yahudi tersingkir dan mengungsi ke India untuk mencari rumah baru.
Di India, pada abad 19, muncul gerakan Freemason yang dipimpin Swami Vivekananda dan Dayananda Saraswati, yang bersama beberapa anggota Freemasons yahudi lainnya membentuk satu 'sekte' Hindu, atau lebih tepatnya menyamar sebagai sekte Hindu, meski sama sekali bukan Hindu demi bisa diterima masyarakat, bernama "Arya Samaj."
Dipengaruhi lagi oleh Madam Blavatsky dengan gerakan Theosophical Society-nya (gerakan ini juga sangat berpengaruh di Indonesia saat itu), "Arya Samaj" mempercayai Tuhan yang satu, berbeda dengan kepercayaan banyak dewa dalam Hindu, metransformasikan hari raya Chanukkah ke dalam Diwali, festival obor dan cahaya yang terjadi pada hari yang sama.
Dalam festival ini, berbeda dengan kepercayaan vegetarian dalam tradisi asli HIndu, para pemakan daging memupuk obsesi kekayaan, kekuasaan, pendidikan, dan dominasi militer.
Dalam "Arya Samaj", satu-satunya dewa yang boleh dipuja adalah dewa berbentuk gajak, "Ganesh," yang menjadi simbol kemakmuran, kesejahteraan, pendidikan, dan kekuasaan materi.
Saat ini, anggota-anggota sekte Arya Samaj Punjabi menguasai seluruh aspek di negeri: seluruh sektor industri termasuk Bollywood, militer, media massa, perbankan, budaya dan hiburan hingga dunia politik. Mahatma Gandhi dan Jawarlahal Nehru adalah tokoh-tokoh paling terkenal, namun juga Rabindranath Tagore, Jiddu Krishnamurti, Radakrishnan, dan Raj Tata. Para pemimpin gerakan kemerdekaan seperti Ramprasad Bismil, Bhagat Singh, Shyamji Krishnavarma, Bhai Paramanand dan Lala Lajpat Rai dan juga Sri Aurobindo dan Subhash Chandra Bose juga dipengaruhi oleh sekte ini.
Kini, mayoritas politisi kelas atas India adalah pengikut sekte ini, termasuk Atul Bihar Vajpayee dari partai penguasa BJP. Di dunia bisnis ada Tata Enterprises yang dijalankan oleh Ratan Tata, pengikut setia ajaran Arya Samaj. Ia secara efektif menjalankan seluruh negeri, termasuk perusahaan-perusahaan internasionalnya seperti British Steel yang kini bernama Tata Steel.
Yang lainnya, termasuk Arun Sarin yang menguasai Vodofone India. Salah satu keturunannya mengganti namanya menjadi "Faqir Sarin" untuk mengelabuhi orang-orang Islam, lainnya lagi menjadi Jizyah untuk mengelabuhi para 'dhimmis' atau orang-orang yang tidak berkeyakinan.
Keluarga Sarin ini membangun banyak kuil Arya Samaj dimana mereka melakukan ibadah pemujaan setan Kaballah Yahudi, meski bagi kebanyakan penganut Hindu mereka adalah pengikut Hindu yang setia.
The learned elders of the Arya Samaj Temple, were all high level Freemasonic Jews, and the higher one rose in this Temple, the more knowledge, information and "light" were provided.
Hanya para petinggi sekte ini yang mengetahui bahwa kuil dan pemujaan mereka adalah Kabbalis Yahudi, sama seperti Ordo Jesuits di Eropa, Donmeh di Turki, Mormon di Amerika, dan Wahhabi di Saudi Arabia.
Betapa keyakinan Hindu sebenarnya sangatlah absurd, karena hingga saat ini pun orang-orang HIndu tidak mengetahui bahwa nama Hindu sebenarnya bukanlah nama agama, melainkan nama sebutan untuk semua orang-orang India, yaitu orang-orang yang tinggal di sekitar Sungai Indus. Nama agama ini, jika merujuk pada bentuk keimanan, seharusnya adalah Wedais.(ca)
No comments:
Post a Comment