Indonesian Free Press -- Rusia untuk pertama kalinya menggunakan negara di luar Suriah sebagai basis serangan terhadap pemberontak Suriah. Pada hari Selasa (16 Agustus), sejumlah pesawat tempur SU-34 dan pembom strategis TU-22M3 tinggal landas dari pangkalan udara di Iran dalam misi serangan udara di wilayah Suriah.
Seperti laporan Associated Press pada hari yang sama, Kementrian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa pesawat-pesawat tersebut melancarkan serangan di wilayah Aleppo, Deir Azzour dan Idlib. Misi tersebut berhasil menghancurkan lima gudang senjata besar, kamp-kamp latihan dan tiga pos komando pemberontak Suriah.
Associated Press tidak menyebutkan dari pangkalan udara mana pesawat-pesawat Rusia itu tinggal landas. Namun kantor berita Rusia Sputnik News menyebutkan pangkalan udara itu berada di wilayah Hamadan. Ini merupakan perkembangan yang menarik, menunjukkan semakin eratnya kerjasama Iran dan Rusia sekaligus menunjukkan pengaruh Rusia yang semakin dominan di Timur Tengah.
Sputnik News menyebutkan keinginan Rusia untuk memiliki pangkalan udara permanen di Iran. Disebutkan dalam laporan itu bahwa para politisi Rusia tengah berusaha meratifikasi perjanjian dengan Iran bagi penempatan kekuatan udara Rusia di Hamadan.
"Sama dengan ratifikasi perjanjian dengan Suriah bagi penempatan kekuatan udara kita, ratifikasi dengan Iran mungkin diperlukan. Dewan Federasi saya rasa siap untuk membuat keputusan ini," kata Senator Viktor Ozerov kepada media Rusia RIA Novosti.
Minggu lalu Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim surat kepada parlemen bagi ratifikasi perjanjian dengan Suriah bagi penggelaran kekuatan udara di negara itu. Rusia dikabarkan ingin meningkatkan status pangkalan udaranya di Suriah menjadi pangkalan yang lebih besar dan representatif.
Kapal Perang Rusia Serang Pemberontak di Aleppo
Kantor berita Iran Fars News, hari Senin (15 Agustus) melaporkan bahwa kapal-kapal perang Rusia melancarkan serangan terhadap pemberontak Suriah di Aleppo dengan menggunakan rudal-rudal jelajah.
"Kekuatan laut Rusia di Laut Tengah menyerang para teroris yang berada di akademi militer di Aleppo," tulis laporan itu.
Mengutip keterangan pejabat militer, ini adalah pertama kalinya kapal-kapal perang Rusia melancarkan serangan rudal jelajah ke wilayah Aleppo. Namun belum ada laporan tentang dampak dari serangan ini.
Sementara itu pasukan Suriah dan sekutu-sekutunya berhasil mengepung kompleks akademi militer yang direbut pemberontak dalam upaya mereka untuk memecahkan kepungan pasukan Suriah terhadap para pemberontak yang berada di wilayah timur Aleppo.
"Para teroris kelompok Jeish al-Fatah telah terjebak di kompleks akademi militer tanpa jalan keluar. Lebih daria 15 kendaraan militer kelompok ini sejauh ini berhasil dihancurkan dengan serangan udara maupun artileri,” tulis laporan itu.
"Pasukan Suriah telah merebut kembali empat gedung di akademi militer. 35 anggota Jeish al-Fatah telah tewas dalam pertempuran di antara Proyek 1070 dan Sekolah al-Hikmah,” tambah laporan ini.(ca)
Dg bgtu masive ny srangan Rusia cs ke basis teroris, Amerika ttp saja msh bersikeras menyuplai logistik mereka..
ReplyDelete