Wednesday 13 December 2017

RAND Corp: Amerika Bakal Kalah Perang Lawan Rusia atau Cina

Indonesian Free Press -- Amerika diprediksi bakal mengalami kekalahan dalam peperangan mendatang melawan Rusia atau Cina. Demikian analisis perusahaan/lembaga kajian terkemuka RAND Corporation seperti dikutip Press TV, 10 Desember.

Dalam laporan terakhir berjudul “US Military Capabilities and Forces for a Dangerous World,” lembaga yang berbasis di California-Amerika itu menyebut Amerika memiliki kelemahan dalam aspek pelatihan dan kesiap-siagaan perang dibanding Rusia di medan perang Eropa, maupun Cina di medan perang Taiwan.

"Berkat perkembangan pesat dalam teknologi selama beberapa tahun terakhir, Rusia dan Cina kini telah mencapai tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan Amerika, di beberapa bidang militer," tulis RAND dalam laporan setebal 190 halaman itu.


“Secara mengejutkan, penilaian dari laporan ini menunjukkan bahwa angkatan perang Amerika, dengan asumsi-asumsi yang nyata, kalah dalam peperangan mendatang, meski belanja militer Amerika mengalahkan dengan perbandingan 2.7:1 dan Rusia dengan perbandingan 6:1. Negara ini perlu melakukan perbaikan.”

Menurut laporan ini, meski Amerika telah mengirimkan sejumlah besar tentara dan peralatan perang senilai miliaran dollar ke wilayah Baltic (dekat perbatasan Rusia), aliansi NATO-Amerika tidak akan bisa bertahan dari serangan kejutan Rusia.

"Secara ringkas, kami bisa menyimpulkan, NATO akan mampu mempertahankan negara-negara Baltic dari serangan Rusia,” tambah laporan itu.


Melawan Cina di Taiwan

Dalam konflik yang mungkin terjadi melawan Cina di medan perang Taiwan, Amerika juga diperkirakan mengalami kekalahan.

RAND mengingatkan bahwa Amerika akan mengalami kesulitan untuk mempertahankan Taiwan dari serangan Cina karena Cina sudah mempelajari kekuatan dan kelemahan Amerika dan telah mengembangkan strategi yang efektif untuk mengalahkan Amerika di medan perang Taiwan.

Analisis-analisis tersebut diduga kuat telah mendorong pemeerintahan Donald Trump untuk mendongkrak belanja militer Amerika ke tingkat di atas $600 miliar setahun dan menjadi sebuah rekor.

Cina menganggap isyu Taiwan sebagai masalah serius dan mengingatkan Presiden Donald Trump untuk menghormati kedaulatan Cina atas Taiwan. Amerika telah menunjukkan sikap kurang respek terhadap Cina berkaitan dengan klaim Cina atas wilayah Laut Cina Selatan, dengan mengirim kapal-kapal perang ke wilayah yang diklaim Cina dengan dalih 'kebebasan berlayar'.

Namun, ketegangan keduanya semakin meninggi akhir-akhir ini setelah Congress menyetujui kapal-kapal perang Amerika dan Taiwan untuk saling berkunjung ke wilayah masing-masing. Menanggapi hal ini pejabat diplomat senior Cina, Li Kexin, mengatakan:

"Hari dimana kapal perang Amerika berlabuh di Kaohsiung, akan menjadi hari dimana Cina menyatukan Taiwan dengan kekuatan senjata.”(ca)

2 comments:

  1. Jelas kalah, militer Amerika perang dilandangi napsu, uang dan kepentingan politis. tak ada semangat membela kebenaran dan kemanusiaan..

    ReplyDelete


  2. Test · Post
    Post title
    Posting as Mariatan Publish Save Preview Close
    ComposeHTML

    Link


    7Asiabet.com Merupakan Agen Bandar Taruhan Judi Bola Poker Online Terbaik

    Promo dari 7Asiabet.com sangat banyak dan menarik, diantaranya :

    1. Bonus Deposit 100% Member Baru (Sportsbook)

    2. Bonus Deposit Harian 5ribu

    3. Bonus Turn Over Poker 0.3%

    4. Bonus Turn Over Casino 0.8%

    5. Cashback Mix Parlay 100%

    6. Cashback Sportsbook 15%

    7. Bonus Referal 2.5%

    (Semua Promo yang Kami sediakan Syarat dan Ketentuan berlaku)

    Informasi Lebih Lanjut mohon Hubungi Livechat 24jam

    BBM 7Asiabet : DCBD13B3

    WA 7Asiabet : +855 81437992



    Agen Bola

    Judi Online

    Judi Bola

    Agen Judi




    Cerita Dewasa

    Cerita Sex

    Cerita Hot

    Cerita Basah

    Film Sex

    Film Semi

    Berita Sex

    Bokep



    Prediksi Bola

    Prediksi Togel

    Berita Bola

    Livescore
    Post settings
    Labels
    Schedule
    Permalink
    Location
    Options

    ReplyDelete