Indonesian Free Press -- Kecurigaan telah merebak di berbagai penjuru dunia tentang peran Amerika dalam penyebaran Coronavirus terutama setelah dua negara musuh Amerika, yaitu Iran dan Cina, menjadi korban terparah wabah virus ini. Namun, tuduhan langsung oleh otoritas kedua negara sangat dihindari sebelum bukti-bukti kuat dimiliki demi menjaga stabilitas politik.
Maka ketika panglima Tentara Pengawal Revolusi Iran (IRGC), lembaga paling prestisius di Iran, menyebut bahwa Coronavirus adalah senjata biologi Amerika, ini tentu adalah masalah yang serius. Iran, misalnya, bisa meminta PBB untuk melakukan penyelidikan. Namun, sebelum hal ini terjadi pun sudah cukup untuk menjadi perhatian publik global.
Seperti dilaporkan Russia Today Jumat (6 Maret) Panglima IRGC Jendral Hossein Salami menuduh Amerika telah menciptakan senjata biologis Coronavirus untuk menyerang Iran dan Cina.
“Kemungkinannya bahwa virus ini adalah produk senjata biologi yang dibuat Amerika untuk menyerang Cina dan kemudian Iran dan seluruh dunia,” kata Hossein Salai, Kamis.
Ia pun mengungkapkan tekad Iran untuk melawan serangan tersebut dan mengembalikan serangan ke Amerika jika benar Amerika lah pihak yang menciptakan wabah ini. Meski demikian Salain tidak menyebutkan bukti-bukti tuduhannya itu.
Sementara itu Kepala Organisasi Pertahanan Sipil Iran Jendral Gholam Reza Jalali, mengatakan pada hari yang sama mengatakan bahwa media-media massa yang membesar-besarkan wabah ini turut andil bagi munculnya kecurigaan publik bahwa wabah ini adalah serangan biologi terhadap Cina dan Iran. Meski demikian ia menambahkan bahwa untuk membuktikannya diperlukan penelitian laboratorium dan studi terhadap genom virus.
Iran menjadi salah satu negara korban Coronavirus (Covid-19) terbesar di luar Cina dimana wabah ini bermula. Sampai hari Kamis lalu ororitas Iran mengumumkan jumlah korban terjangkit virus mencapai 3.513 dengan jumlah meninggal mencapai 107 jiwa. Dari jumlah itu sebanyak 15 orang meninggal dalam waktu 24 jam terakhir, kata Menkes Iran Saeed Namaki.
Untuk mengurangi dampak virus pemerintah Iran telah menutup semua sekolah dan universitas sampai tahun ajaran baru mendatang yang dimulai tanggal 20 Maret.
Berbeda dengan negara-negara lain, wabah virus ini banyak menimpa figur-figur penting di Iran. Pada hari Selasa media-media Iran melaporkan Kepala Layanan Gawat Darurat Nasional Iran terpaksa harus menjalani perawatan setelah terpapar virus maut ini.
Sebelumnya 23 anggota parlemen Iran juga dinyatakan positif mengidap penyakit ini. Pada awal wabah ini menjangkiti Iran, Wakil Menteri Kesehatan Iran juga dinyatakan terpapar virus. Mohammad Mirmohammadi, anggota dewan penasihat Pimpinan tertinggi Iran bahkan harus kehilangan nyawanya karena penyakit ini. Ia bergabung dengan tokoh-tokoh penting lainnya yang meninggal di antaranya seorang diplomat senior dan seorang anggota parlemen.(ca)
Wuhan dijadikan pusat penelitian Genetical power, Uyghur jadi kelinci percobaan tp gagal. saat Military World Games di Wuhan Oktober 2019, dilakukan pencurian data hasil penelitan Wuhan, tp bocor dan menjadi wabah Covid 19
ReplyDelete