Sunday, 28 June 2009
Mengapa Nixon Diimpeach?
Pada bulan Februari 1973 Israel menembak jatuh pesawat penumpang sipil milik meskapai penerbangan Libya yang secara tidak sengaja memasuki wilayah pendudukan Israel. Insiden itu menewaskan seluruh penumpang dan awaknya yang berjumlah 114 orang dan menimbulkan kemarahan masyarakat dunia kepada Israel, termasuk Amerika.
Atas tindakan "bodoh" tersebut Presiden Amerika saat itu, Richard M. Nixon mengungkapkan kekecewaannya kepada sahabatnya, pendeta evangelical Billy Graham, dan menyatakan tidak akan lagi memberikan dukungan kepada Israel. Tidak hanya itu, ia bahkan merencanakan untuk membangkitkan sentimen anti-semit di Amerika.
“Dengan tindakan ini, mereka kehilangan seluruh dukungan dukungan yang mereka dapatkan selama ini. Kitalah satu-satunya kawan mereka sekarang. Oh (peristiwa ini) sangat menyedihkan," kata Nixon.
Selanjutnya terjadilah sebuah percakapan antara Nixon dan Graham yang pada saat itu apalagi dalam konteks saat ini, dianggap sangat anti-semit. Graham membeberkan kejahatan-kejahatan Israel, khususnya terhadap ummat Kristen. Graham yang saat itu berumur 54 tahun membeberakan rencana jahat Israel untuk mengusir orang-orang kristen dari wilayah yang dikuasai Israel serta upaya-upaya sistematis yahudi untuk memisahkan agama kristen dari kehidupan sosial masyarakat Amerika.
"Mereka menyerang langsung ke gereja. Ada gejala-gejala yang jelas dirasakan di wilayah-wilayah dimana mereka telah mendapatkan dukungan," kata Graham.
Nixon membalas, "Apa yang menjadi perhatian saya adalah jauh di dalam negeri ini terdapat perasaan sentimen anti-semit yang sangat tinggi dan yang harus dilakukan hanyalah membangkitkannya."
Selanjutnya Graham menyinggung tentang upaya sistematis yahudi menyebarkan pornografi. Ia juga menyinggung tentang "gereja setan" yang disebut-sebut dalam injil yang menurutnya merujuk kepada sinagog yahudi.
Kita semua mengetahui bagaimana Presiden Nixon jatuh dari kekuasaannya. Telepon pribadinya disadap, rekamannya dikirim ke koran milik zionis yahudi Washington Post, dipublikasikan, terjadi kampanye besar-besaran anti Nixon, Congress mengancam mengimpeach, Nixon pun mundur.
Inilah Amerika. Sebuah kejahatan besar yang mengancam keamanan nasional dan diancam hukuman mati (penyadapan telepon presiden) justru digunakan untuk menurunkan sang presiden dari kekuasaan yang diperolehnya secara demokratis. Ironi ini sama dengan tewasnya John F. Kennedy di hadapan mata ribuan rakyat Amerika dan hingga saat ini belum diketahui jelas motif di belakang pembunuhan keji tersebut.
(Catatan: Presiden Clinton dalam kesaksiannya pada kasus Monica Lewinski juga pernah mengeluh tentang penyadapan di kantornya yang tidak bisa dihentikannya).
Rekaman percakapan antara Nixon dan Graham yang sebenarnya merupakan dokumen rahasia negara ini baru-baru ini muncul di media-media massa dan menimbulkan kontroversi baru. Kali ini Billy Graham lah yang menjadi korbannya.
"Rekaman percakapan itu hanya memperkuat keyakinan kami mengenai sosok berpengaruh namun telah retak, yang sangat dalam terinfeksi perasaan anti-semit sehingga tidak lagi bisa merasakannya," kata Abe Foxman, Direktur Anti Defamation League, sebuah LSM yahudi Amerika yang sangat berpengaruh, merujuk kepada Nixon, presiden ke 37 Amerika yang dikenal anti-semit.
"Menarik juga informasi itu menyangkut anti-semitisme Billy Graham. ... Meski tidak pernah menyampaikan perasaan anti-semitnya secara terbuka, Billy Graham tidak dapat dipungkiri merupakan cerminan kepalsuan anti-semitisme klasik."
Melalui juru bicaranya Billy Graham membantah pernyataan tersebut. Kepada USA Today, Rabu (24/6) Billy Graham mengatakan dirinya tidak pernah memiliki perasaan anti-semit dan pernyataannya harus dilihat dalam konteks pembicaraan dengan presiden. Mengenai "gereja setan" Graham mengatakan hal itu tidak menunjuk kepada yahudi secara khusus, melainkan orang-orang yang tidak menjalankan nilai-nilai tradisi yahudi.
Kasus anti-semit yang menimpa Graham bukan yang pertama kali. Pada tahun 2002 (lagi-lagi) rekaman pernyataannya pada tahun 1972 yang dianggap berbau anti-semit muncul ke permukaan. Akibatnya Graham harus membuat pernyataan permohonan maaf secara terbuka kepada publik.
Apa yang dikatakan Billy Graham pada tahun 1972 itu? Hanyalah keluhan tentang dominannya pengaruh yahudi di media massa Amerika.
No comments:
Post a Comment