Tuesday, 18 August 2009

Komunisme di Balik Regim Obama


“Obama learned his lesson well. I am proud to see that my father’s model for organizing is being applied successfully beyond local community organizing to affect the Democratic campaign in 2008. It is a fine tribute to Saul Alinsky as we approach his 100th birthday.” (L. DAVID ALINSKY)


Apakah Barack Obama adalah satu produk dari sebuah konspirasi besar komunisme yang dibentuk untuk menguasai Amerika? Jawabnya, ya! Dan berikut ini adalah fakta-faktanya.

Untuk membuka jaringan labirin ini kita harus memulainya dengan sosok yang bernama George Soros (George Schwartz. Catatan blogger: yahudi seringkali menyembunyikan nama aslinya untuk menyembunyikan latar belakang etnisnya, atau untuk menyembunyikan sejarah masa lalunya yang hitam. George Soros adalah sosok yang oleh PM Malaysia Mahathir Muhammad sebagai konspirator terjadinya krisis moneter Asia Timur tahun 1997).

"Soros telah teridentifikasi sebagai tangan kanannya keluarga Rothshild. Bisa dimengerti kalau dirinya dan juga Rothschild tidak menginginkan fakta ini terbuka ke publik. Hubungan Soros dengan jaringan keuangan global keluarga Rothschild bukanlah hubungan yang biasa atau sekedar kebetulan," kata William Engdahl, seorang jurnalis, sejarahwan dan peneliti ekonomi, dalam satu artikel yang ditulisnya tahun 1996.

Lebih jauh Engdahl menulis, "Sejak pertama Soros membangun perusahaan investasi miliknya tahun 1969, ia berhutang budi pada keluarga Rothschild."

Soros melalui LSM-nya, Open Society Institute (OSI), menggelontorkan $300 juta setiap tahunnya kepada organisasi-organisasi dan LSM liberal-demokrat-sosialis, termasuk MoveOn.org. Adapun di Indonesia Soros membentuk Tifa Foundation yang dipimpin oleh Suciati, istri almarhum Munir, sebagai LSM payung yang bertugas menyalurkan dana ke LSM-LSM liberal-demokrat-sosialis di Indonesia.

Menurut analis politik Anton Chaitkin, Soros jugalah yang telah membuat Barack Obama mampu tampil sebagai presiden Amerika mengalahkan lawan-lawan politiknya. Ia menulis, "Barack Obama mendapatkan sponsorship khusus dari Soros dalam kampanye untuk menjadi anggota senat tahun 2004. Setelah kemenangannya, Obama kemudian menemui Soros di rumahnya."

Lebih jauh Chaitkin menulis dalam artikel online-nya “Soros Runs British Foreign Office Coup Against U.S. Elections” mengungkapkan, “Pada tgl 4 Desember 2006, dua tahun setelah menjadi senator, Obama menemui Soros di kantornya di New York untuk membicarakan jabatan yang lebih tinggi bagi Obama. Pertemuan dihadiri juga oleh para miliuner mitra Soros. Dengan dukungan Soros, Obama pun segera mengumumkan pencalonannya sebagai presiden."


Saul Alinsky

Pada tgl 19 Juni 2008 Michele Obama, sang istri Barack Obama berpidato, "kita akan merubah tradisi dan sejarah kita." Kemudian pada tgl 25 Agustus tahun yang sama Michele berpidato, "kita semua dikendalikan oleh pemikiran sederhana bahwa dunia seperti apa adanya dan tidak perlu kita ubah. Kita memiliki kewajiban untuk berjuang mewujudkan dunia seperti yang kita inginkan."

Michele yang bersaudara sepupu dengan seorang pendeta yahudi kulit hitam mengutip apa yang dikatakan oleh Saul Alinsky, seorang komunis eksteyahudi dari Chicago yang telah menulis buku "Rules for Radicals".

Salah satu patron Alinsky adalah banker walstreet Eugene Meyer yang menjadi gubernur bank sentral Amerika Federal Reserve th 1930-1933. Meyer juga pemilik koran terbesar Amerika, The Washington Post yang menjadi promotor Alinsky melalui artikel berserinya yang berjudul ‘The Orderly Revolution’.

Untuk mengimplementasikan rencana pengambil-alihan Amerika, sebuah jaringan rumit harus dibentuk yang tangan-tangannya menjangkau seluruh aspek kehidupan masyarakat. Salah satu jaringan yang mereka gunakan adalah Tides Foundation, dimana Soros menyumbang $13 juta antara tahun 1997-2003. Didirikan oleh aktifis anti-perang berdarah yahudi, Drummond Pike pada tahun 1976, yayasan bebas pajak ini memainkan banyak fungsi, termasuk money laundering. Menurut pengamat sosial politik Ben Johnson dalam tulisannya di majalah Front Page Magazine bulan September 2004, organisasi itu “memungkinkan figur-figur terkenal untuk membiayai organisasi-organisasi ekstremis sekaligus mencuci uang mereka melalui Tides Foundation.”

Menurut Johnson, dengan komisi 10% atas jasa pencucian uang yang diterima, Tides Foundation mampu menyumbang jutaan dolar beberapa organisasi dan figur ekstremis seperti pembunuh polisi Mumia Abu-Jamal, LSM MoveOn.org serta siapa saja yang memperjuangkan hak aborsi dengan jaminan namanya tidak akan dikaitkan dengan organisasi dan individu tersebut.

Selain Drummond, eksekutif Tides Foundation lainnya juga berdarah yahudi seperti senior vice president Gary Schwartz, dan executive vice president Ellen Friedman. Drummond juga telah membantu Wade Rathke, salah satu pimpinan ACORN (organisasi sosial-politik kulit hitam Amerika) yang terkena masalah keuangan.

Barack Obama memulai karier politiknya sebagai trainer di ACORN yang saat ini tersandung masalah hukum di 14 negara bagian karena penipuan surat suara. Mentor Obama di organisasi ini adalah Gerald Kellman, teman dekat Saul Alinksy. Adapun penyandang dana utama Obama, menurut Clarice Feldman dari American Thinker, adalah apa yang disebutnya “Gang of Four”— Soros, Peter Lewis, Stephen Bing and Herbert dan Marion Sandler. Semuanya jutawan yahudi.


Marilyn Katz

Salah satu pendukung utama Obama Marilyn Katz, lagi-lagi yahudi, direktur keamanan SDS (Students for a Democratic Society) yang mengajarkan taktik gerilya melawan polisi. Sosoknya mirip dengan teman Obama lainnya, William Ayers dari Weather Underground, organisasi anarkhisme lainnya. Katz menjadi salah satu pengumpul dana sumbangan bagi kampanye Obama. Ia juga menjadi ketua delegasi dari Illinois dalam konvensi nasional partai Demokrat tahun 2008.

Tides Foundation mengontrol Apollo Alliance, sebuah LSM payung berbasis di San Francicso yang memiliki idiologi "pemerintah adalah solusi final atas semua masalah ekonomi dan sosial”.

Apollo Alliance didirikan untuk mengkoordinasikan elemen-elemen dan organisasi-organisasi "kiri" maupun partai-partai hijau. Apollo juga menjadi salah satu konseptor kebijakan stimulus Barack Obama.

Van Jones, pembantu Obama yang terlibat dalam aksi kerusuhan rasial di Los Angles tahun 1992 mengatakan tentang Apollo Alliance: "penyatuan terbesar dari gerakan-gerakan progresif kiri.”

Van Jones, yang dijatuhi hukuman penjara 10 tahun karena aksinya dalam kerusuhan tahun 1992 itu pernah memberikan pengakuan kepada media massa. "Setelah hukuman itu dijatuhkan, maka saya adalah komunis."

Jaringan komunisme di sekitar Obama semakin lengkap dengan adanya SEIU (Service Employees International Union) yang menjadi think tank dari program socialized health care Obama. Andy Stern dan Anna Burger yang menjadi pemimpin tertinggi SEIU, keduanya adalah yahudi sekaligus kroni dari George Soros. Wakil mereka Gerald Hudson juga yahudi.

Orang yang mendorong program stimulus untuk beberapa media massa adalah yahudi Robert Borosage dari Institute for America’s Future (juga penerima donor dari Soros). Sedangkan yang mengawasi program stimulus untuk sektor perumahan dan industri tidak lain adalah Barney Frank, yahudi lain yang menjadi ketua House Financial Services Committee. Terakhir orang-orang terdekat Obama tentu saja adalah Axelrod, Lawrence Summers dan Rahm Emanuel yang semuanya adalah yahudi. (Rahm Emanuel adalah warga negara Amerika berkewarganegaraan ganda karena yang bersangkutan juga warga negara Israel, bahkan pernah berdinas di angkatan perang Israel. Orang tua dan saudara-saudaranya tinggal di Israel).

Semua hal yang agak rumit dan membingungkan ini menjadi jelas dengan adanya pengakuan dari tokoh teori pendidikan David Solway. Pada tgl 7 Juli lalu ia membuat pengakuan, "Kami orang yahudi adalah orang-orang yang licik. Memang menyakitkan mengakui hal ini, namun ini kenyataan yang harus diterima... Cara terbaik membuat Amerika bangkrut, melemahkan kemauannya untuk hidup, membuatnya menghancurkan diri sendiri, adalah melakukan segala yang kami mampu untuk membawa Barack Obama ke gedung putih."

No comments:

Post a Comment