Friday, 28 August 2009
PENGARUH YAHUDI DI INDONESIA
Pada bulan September 2005 lalu Presiden SBY tersudut oleh rumor yang menyebutkan adanya pertemuan antara menlu Indonesia dengan menlu Israel di New York di sela-sela agenda sidang umum PBB. “Tidak ada yang gelap, karena, sekali lagi, kita ingin membantu perjuangan bangsa dan rakyat Palestina,” kata Presiden SBY.
Namun Presiden SBY tidak pernah menjelaskan agenda dan hasil-hasil pertemuan tersebut. Ia juga tidak menjelaskan hubungan pertemuan tersebut dengan keputusannya membatalkan rencana kunjungan ke Palestina yang sudah diumumkan sebelum pertemuan itu. Lagipula peranan apa yang diharapkannya dapat dimainkan oleh Indonesia dalam proses perdamaian Israel-Palestina? Kekuatan-kekuatan besar dunia seperti Amerika, Rusia dan Uni Eropa saja tidak dapat berkutik di bawah ketiak Israel dalam konteks proses perdamaian Timur Tengah.
Di sisi lain akhir-akhir ini publik dikejutkan dengan berita tentang adanya penjualan senjata buatan Pindad yang diselundupkan ke Filipina oleh para pedagang senjata gelap Israel.
Dua kisah di atas hanya sepenggal fakta dari fenomena kuatnya pengaruh Yahudi di Indonesia. Hal itu boleh saja dibantah mengingat selama ini secara resmi kebijaksanaan politik luar negeri Indonesia menganggap Israel sebagai musuh. Namun fakta paling sederhana seperti ketergantungan Indonesia kepada lembaga-lembaga keuangan internasional yang notabene dimiliki Yahudi adalah fakta yang tidak bisa dibantah tentang betapa kuatnya pengaruh Yahudi di Indonesia.
Berikut ini adalah fakta-fakta tentang adanya hubungan Indonesia-Israel:
1. Adanya hubungan dagang resmi antara Indonesia-Israel yang disahkan melalui SK Menperindag tahun 2001.
2. Hadirnya delegasi resmi Israel pada sidang World Tourism Organization di Bali tahun 1993.
3. Adanya pertemuan antara Presiden Soeharto dan Perdana Menteri Israel Yitzak Rabin di Jakarta tahun 1993.
4. Adanya kunjungan delegasi Kadin Indonesia ke Israel tahun 2006 yang direstui oleh Wapres Jusuf Kalla.
5. Adanya pertemuan antara Menlu Hasan Wirajuda dengan menlu Israel Silvan Shalom di New York tahun 2005.
6. Keanggotaan (mantan) Presiden Gus Dur dalam Yayasan Shimon Peres.
7. Pengangkatan Henry Kissinger (dedengkot yahudi internasional) sebagai penasihat Presiden Gus Dur.
8. Kepemilikan aset-aset nasional oleh Yahudi baik langsung maupun tidak langsung di beberapa perusahaan swasta strategis seperti SCTV, TEMPO, INDOSAT, BHAKTI INVESTAMA dll.
9. Adanya peralatan-peralatan militer milik TNI buatan Israel.
10.Adanya beberapa sinagog atau rumah ibadah Yahudi di beberapa tempat di Indonesia yang masih eksis sampai sekarang.
Namun fakta-takta tersebut di atas hanya sebuah fenomena gunung es atas pengaruh Yahudi di Indonesia. Pengaruh Yahudi di Indonesia sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan mencakup bidang yang sangat luas hingga mencapai level kekuasaan tertinggi di negeri ini. Beberapa fakta dan situs sejarah, organisasi-organisasi dan figur-figur terkenal hingga simbol-simbol kenegaraan ternyata adalah Yahudi, atau di bawah pengaruh Yahudi.
Penulis akan sedikit membahas tentang simbol negara sebagai bentuk pengaruh Yahudi karena hal ini merupakan esensi dari pengaruh Yahudi terhadap sebuah negara. Pengaruh Yahudi di Amerika misalnya dapat dilihat dari gambar mata uang dollar dimana simbol “bintang Daud” berada di atas simbol “burung elang botak” yang merupakan maskot Amerika asli.
Adapun simbol negara “burung Garuda” juga dapat ditelusuri asal-usulnya sebagai simbol Yahudi. Pemilihan simbol “burung Garuda” sendiri sebagai lambang negara adalah sebuah kontroversi karena hanya ditentukan oleh segelintir orang saja tanpa memperhatikan aspirasi mayoritas rakyat Indonesia. “Burung Garuda” memang ada dalam mitologi Hindu yang pernah menjadi agama mayoritas Indonesia di masa lalu, namun pada masa kemerdekaan, Hindu tidak lagi memiliki pengaruh yang signifikan.
Agama Islam sendiri sebagai agama mayoritas rakyat Indonesia setelah era Hindu juga tidak mengenal simbol “burung Garuda”. “Burung Garuda” juga tidak pernah benar-benar ada karena hanya sebuah mitos, berbeda dengan burung elang botak yang merupakan binatang asli Amerika. Karena bukan simbol asli bangsa Indonesia maka tidak ada lain simbol “burung Garuda” mengadopsi simbol-simbol kebudayaan asing yang memang memuja-muja simbol “burung mirip Garuda”, yaitu Yahudi yang gerakan Fremasonry-nya sangat berpengaruh sampai saat ini.
Pengaruh Yahudi di Indonesia dimulai pada abad 18 melalui gerakan perkumpulan rahasia Vritmetselarij atau Freemasonry yang berkembang di kalangan elit Indonesia baik di kalangan orang-orang Belanda maupun pribumi: pejabat, bangsawan, pengusaha, ilmuwan, seniman/sastrawan dan kalangan intektual lainnya. Gerakan tersebut selanjutnya berkembang menjadi beberapa cabang seperti Himpunan Theosofi, Moral Rearmemant Movement (MRM) dan Ancient Mystical Organization of Ancient Mystical Organization of Sucen Cruiser (Amorc) dan sebagainya.
Sebagaimana telah disebutkan dalam Protocol Zion, gerakan mason ini dimaksudkan untuk mengendalikan kalangan elit goyim (non-Yahudi) sehingga secara tidak sadar bekerja untuk mewujudkan misi Yahudi menguasai dunia. Gerakan ini berhasil memikat kalangan elit di Indonesia karena mengajarkan nilai-nilai idealisme seperti kebebasan, demokrasi, kemanusiaan, kesetaraan gender dan sebagainya. Apalagi setelah mereka yang menjadi anggota perkumpulan kemudian mendapatkan beberapa fasilitas dan kemudahan yang mampu mengangkat karier dan prestige mereka.
Di Indonesia gerakan ini berhasil membangun beberapa loji (loge) atau tempat perkumpulan seperti di Jakarta, Surabaya, Palembang, Semarang, Yogyakarta, Banda Aceh, Medan, Padang, Makasar dan sebagainya. Namun pembangunan loji di Pekalongan gagal karena resistensi masyarakat setempat yang menolak adanya ritual pemujaan setan yang dilakukan di loji.
Beberapa figur terkemuka yang terpengaruh dengan gerakan tersebut adalah Pangeran Ario Notodirodjo, DR Sutomo dan Raden Adipati Tirto Kusumo yang ketiganya adalah ketua perkumpulan Boedi Utomo; DR Radjiman Widiodiningrat yang menjadi Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia dan anggota BPUPKI; seniman terkenal Raden Saleh; Sultan Pontianak Abdul Rahman; keluarga Pakualaman dan Hamengkobuwono dll. Selain itu tokoh-tokoh nasional seperti H Agus Salim dan Achmad Subarjo mengaku pernah menjadi penganut theosofi.
Kembali ke soal lambang “burung Garuda”. Orang-orang yang merancang simbol “burung Garuda” sebagai simbol negara adalah Sultan Hamid II, Ki Hajar Dewantoro dan Muhammad Yamin. Ketiganya adalah pengikut gerakan Vrijmeselarij dan Theosofi. Sedangkan Presiden Soekarno yang menetapkan simbol “burung Garuda” sebagai lambang negara juga berada dalam pengaruh Fremasonry melalui ayahnya yang merupakan anggota Perhimpunan Theosofi Surabaya.
Penganut faham nasionalisme yang pernah menjadi komprador pemerintah pendudukan Jepang, membubarkan Masyumi, memenjarakan tokoh-tokoh Islam dan mengkhianati rakyat Aceh ini mengatakan: "Kami mempunyai sebuah perpustakaan yang besar di Surabaya yang diselenggarakan oleh perkumpulan Theosofi. Bapakku seorang theosof, karena itu aku boleh memasuki peti harta ini, dimana tidak ada batasnya bagi orang yang miskin. Aku menyelam lama sekali di dalam dunia kebatinan ini. Dan di sana aku bertemu dengan orang-orang besar. Buah pikiran mereka menjadi buah pikiranku. Cita-cita mereka adalah pendirian dasarku."
Saat ini pengaruh yahudi sangat kuat terasa di balik fenomena homonisasi dan pornografi serta pornoaksi yang banyak didorong oleh media massa nasional, terutama televisi. Anda mungkin mengira si SP adalah pemilik stasiun televisi M dan koran M, atau si CT pemilik stasiun televisi T, si DI pemilik jaringan koran terbesar di Indonesia J, atau si AB pemilik televisi O. Saya katakan, salah besar. Mereka tidak lebih dari "high paid professional", sebagaimana Donald Trump menjadi profesional bayaran dari Tibor Rosenbaum, Baron Edmond de Rothschild, William Mellon Hitchcock, Meyer Lansky dan David Rockefeller para pemilik Resort International, satu jaringan hotel dan tempat hiburan terbesar di dunia.
Pengaruh yahudi juga sangat terasa di kalangan Islam Liberal dan kalangan sosial demokrat Indonesia. Ketika Sydney Jones, pimpinan International Crisis Center, dicekal oleh pemerintah Indonesia semasa pemerintahan Presiden Megawati, beberapa tokoh Islam Liberal dan sosial demokrat ramai-ramai melakukan demonstrasi mendukung Sydney Jones. Di antara mereka adalah Nurcholis Madjid, Alwi Shihab, Gunawan Muhammad, T Mulya Lubis dll. Padahal, boleh bertaruh dengan menjilat pantat, Sydney Jones adalah agen Mossad/CIA. Dan sebagaimana tipikal orang yahudi, ia homoseks. Dalam sebuah wawancara dengan Tabloid Opini Sydney mengaku pernah berhubungan serius dengan seorang pria dan nyaris menikah. "Untung tidak jadi," katanya.
No comments:
Post a Comment