Tuesday, 3 August 2010
Kesenjangan Ekonomi Model Amerika
Tulisan ini merupakan fenomena kesenjangan ekonomi di dunia “ekonomi bebas” di seluruh dunia yang mentabukan campur tangan pemerintah dalam urusan ekonomi dan membebaskan swasta sebebas-bebasnya untuk menumpuk kekayaan dan menguasai sumber-sumber ekonomi publik, tidak terkecuali Indonesia. Di kalangan elit Indonesia, bahkan yang berasal dari kalangan agama, berpesta dengan berliter-liter wine dan alunan musik orkestra adalah hal biasa. Tulisan ini dicuplik dari tulisan Paul Craig Roberts, seorang mantan asisten menteri Amerika dekade 1980-an, di sebuah blog independen berjudul “Let Them Eat Cake”
-----------
Bukan hal yang aneh bagi kalangan menengah atas yang jumlahnya semakin berkurang, untuk menghabiskan $20,000 atau $30,000 (sekitar Rp200 juta hingga Rp300 juta) untuk pesta pernikahan mereka. Namun bagi para selebritis, jumlah sebesar itu tidak cukup untuk membayar pakaian dan bunga.
Saat pemusik kontri Keith Urban menikahi artis Nicole Kidman pada tahun 2006, pesta pernikahan mereka menghabiskan biaya $250,000 (sekitar Rp 2,5 miliar). Jumlah sebesar itu termasuk sedikit untuk pesta pernikahan para selebritis. Saat raja real estate Donald Trump menikahi model Melania Knauss, pernikahan mereka menghabiskan biaya $1,000,000. Pernikahan Madonna dengan sutradara Guy Ritchie, Tiger Woods dengan Elin Nordegren, serta Michael Douglas dengan Catherine Zeta-Jones menghabiskan biaya hingga $1.5 juta.
Tom Cruise dan Katie Holmes menghabiskan biaya $2,000,000.
Kini kita sampai pada pernikahan putri mantan presiden Bill Clinton, Chelsea Clinton, yang menikah dengan bankir Mark Mezvinsky pada tgl 31 Juli lalu. Pernikahan ini menghabiskan biaya $3,000,000. Menurut laporan London Daily Mail, total biaya sebenarnya yang ditanggung bahkan mencapai $5,000,000. Tambahan $2,000,000-nya adalah biaya keamanan kenegaraan untuk melindungi keluarga mantan presiden dan menteri luar negeri (Hillary Clinton) serta tamu-tamu penting seperti presiden Perancis dan Italia, mantan perdana menteri Inggris serta para tamu dari kalangan selebritis seperti artis dan penyanyi Barbra Streisand, sutradara Steven Spielberg, host tv terkenal Oprah Winfrey, pengelola CNN Ted Turner, dan Denise Rich, istri pengusaha kaya teman Bill Clinton yang melarikan diri ke Swiss karena mengemplang pajak.
Namun sebelum memberikan penilaian atas pameran kemewahan di masa kelesuan ekonomi seperti sekarang, marilah kita berfikir sejenak, darimana seorang lelaki sederhana yang kemudian menjadi gubernur dan presiden Amerika mendapatkan kekayaannya untuk bisa membiayai pesta jutaan dolar tersebut? Darimana ia mendapatkan uangnya setelah delapan tahun pensiun sebagai presiden? Dengan siapa, atau lebih tepatnya kepada siapa, ia bekerja selama ini?
Saat para tamu undangan pernikahan Chelsea Clinton mencicipi kue pernikahan seharga $11,000 dan mengagumi karangan bunga senilai $250.000, Lisa Roberts di Ohio tengah berjuang keras untuk membuat dapur umum yang dikelolanya terus berasap demi menghidupi 3,000 penduduk setempat yang kehilangan pekerjaan karena perusahaannya dihancurkan oleh ulah spekulatif para bankir, pekerja paruh waktu asing, serta perang Afghanistan-Irak yang tidak memberikan keuntungan apapun bagi rakyat Amerika. Orang-orang itu kini tinggal di dalam mobil van atau tenda-tenda kumuh di pinggir kota, sementara yang masih bisa tinggal rumah harus berdesak-desakan rata-rata dua sampai tiga keluarga per-rumah.
Menurut laporan koran lokal, The Chilicothe Gazette, Lisa Roberts kini harus mengurangi jatah ransum hingga separuh agar semua orang bisa mendapatkannya. Theresa DePugh, salah satu penduduk yang kelaparan akhirnya memimpin rekan-rekannya melakukan protes atas kondisi ekonomi yang kini mereka alami, dengan cara menulis di piring keras mereka pesan kepada Presiden Barack Obama yang baru saja mendapatkan persetujuan Kongres untuk menambah alokasi biaya perang Afghanistan $33 miliar, yang henya menguntungkan para pedagang dan pembuat senjata serta penyandang dananya.
Menurut laporan koran Inggris, Guardian, berdasarkan laporan pemerintah Amerika, saat ini diperkirakan terdapat sebanyak satu juta anak-anak Amerika yang mengalami kekurangan gizi, sementara tentara Amerika menghabiskan miliaran dolar membunuhi anak-anak Afghanistan dan Irak. Guardian juga menambahkan bahwa berdasarkan laporan Departemen Pertanian Amerika tahun 2008, sebanyak 50 juta rakyat Amerika (1/6 dari populasi Amerika) tidak bisa memenuhi kebutuhan makanan minimal. Menteri Pertanian Tom Vilsack bahkan memperkirakan kondisi tersebut semakin memburuk tahun ini.
Saat ini di Amerika, satu dari enam orang hidup dari “food stamps”, alias makanan jatah yang disediakan pemerintah untuk orang-orang miskin yang didapatkan dengan menukarkan kupon. Negara super power yang menghabiskan triliunan dolar untuk mengejar kekuasaan dunia dan triliunan dolar lainnya untuk menalangi bank-bank yang kolaps karena salah kelola, ternyata memiliki 22% rakyat yang menganggur dan hampir 17% lainnya hidup dari makanan pemberian.
Fenomena ini sama dengan keadaan Romawi menjelang keruntuhannya dimana orang-orang kaya hidup super mewah sementara sebagian besar rakyatnya menderita kelaparan. Tapi manusia tidak pernah mau belajar dari sejarah.
No comments:
Post a Comment