Thursday, 2 December 2010
Zionis dan Kontroversi Masjid di "Ground Zero"
Hari Raya Idhul Fitri lalu media-media massa diwarnai dengan berita "panas" mengenai kontroversi pembangunan masjid di lokasi Tragedi WTC yang disebut sebagai "ground zero". Berita-berita itu menjadi bertambah besar karena tak kurang dari presiden Barack Obama merestui rencana pembangunan itu serta aksi balasan orang-orang kristen yang berencana membakar Al Qur'an. Dalam berita-berita tersebut kita sering mendengar nama Feisal Abdul Rauf sebagai penggagas pembangunan masjid tersebut. Nama itulah yang akan kita bicarakan dalam artikel ini.
Bagi mereka yang memiliki sedikit kecerdasan, bukan "liberal idiot" pengagum Barack Obama dan pembela Sri Mulyani serta pemirsa setia "Oprah Wimfrey Show", rencana pembangunan masjid di ground zero adalah sebuah keanehan, sebagaimana anehnya dokumen-dokumen rahasia dinas inteligen Amerika bocor ke Wikileaks. Bagaimana mungkin tiba-tiba saja orang-orang Islam mendapat kehormatan besar diijinkan membangun masjid di tempat paling sakral di Amerika? Dan bagaimana mungkin orang-orang yahudi pemegang hak leasing kompleks WTC dan pemerintah Amerika yang mengidap Islamphobia, tiba-tiba saja berbaik hati memberikan kompleks WTC untuk dijadikan masjid besar? Orang-orang yang memiliki sedikit kecerdasan, termasuk pemilik blog ini, tentu berfikir, isu pembangunan masjid di ground zero adalah sebuah operasi lain untuk menimbulkan sentimen anti-Islam di antara masyarakat Amerika. Analisa ini semakin klop dengan adanya isu tandingan berupa pembakaran Al Qur'an oleh seorang pendeta Terry Jones. Baik Rauf maupun Jones, keduanya hanya pion untuk membenturkan Islam dengan Kristen dengan zionis yahudi sebagai pemenangnya.
Artikel ini bersumber dari artikel menarik berjudul "Park51: A Zionist PSYOP" yang ditulis Jonathan Azaziah di situs www.maskofzion.com dan telah diforward di situs incogman.net.
Media massa Amerika dan barat menyebut Feisal Abdul Rauf sebagai seorang intelektual Islam yang bisa menjembatani hubungan Islam Kristen khususnya di Amerika. Kenyataannya adalah jauh dari itu. Rauf adalah seorang pemuja kapitalisme yang memiliki hubungan dekat dengan elit penguasa, inteligen, zionis yahudi serta orang-orang yang perhatian hidupnya adalah mencari keuntungan dengan mengorbankan umat manusia.
Jauh dari nilai-nilai Islami yang melarang praktik riba, Rauf adalah pembela yang gigih sistem ekonomi ribawi. Menurutnya Islam justru mengalami keterbelakangan karena terlambat menerapkan sistem ekonomi ribawi. Tentu saja itu adalah klaim yang memalukan. Dengan menerapkan nilai-nilai moral dan kehormatan, perbankan Islam terbukti lebih berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat dibanding perbankan konvensional. Salah satu contoh konkritnya adalah Iran (Islamic Banking by Mohamed Ariff, University of Malaysia). Sebaliknya "kekuatan yang telah membuat dunia Islam terbelakang" sebagaimana klaim Rauf, lebih tepat disematkan kepada Amerika, negara yang pemerintahannya secara teknis sudah bangkrut karena terlilit hutang dan untuk menjalankan fungsinya harus mengandalkan pinjaman berbunga ganda.
Feisal Abdul Rauf sangat bangga dengan gelar sarjananya yang diraih di Columbia University, aktifitasnya sebagai fans tim bisbol New York Giants, serta pengalamannya bertugas di Irak sebagai tentara Amerika. Columbia University adalah universitas zionis yang memiliki hubungan kerjasama dengan Ben-Gurion University di Negev, Israel, universitas yang didirikan di tanah jarahan Palestina dan menjadi kontributor utama program nuklir ilegal Israel. New York Giants adalah asset berharga milik keluarga Tisch yang sangat zionistis. Tetua keluarga ini, Preston Robert Tisch, baru saja mendapat penghargaan George Young Award dari United Jewish Appeal. Sementara tentara Amerika adalah yang bertanggungjawab atas pembunuhan 1.5 rakyat Irak selama pendudukan mereka sejak tahun 2003 sehingga tidak ada kebanggaan sedikitpun yang bisa didapatkan seorang veteran tentara Amerika di Irak kecuali kehinaan sebagai pembunuh rakyat sipil.
Dalam upayanya menempatkan dirinya sebagai warga Amerika yang baik, ia telah mendorong hal-hal yang menghancurkan nilai-nilai kemasyarakatan Amerika: mental konsumtif, mendukung perang ilegal di Afghanistan dan Irak, menghadiri acara-acara yang digelar para zionis di universitas-universitas dan yayasan-yayasan, serta segala bentuk obsesi tak terbatas yang didorong oleh bisnis hiburan dan permainan yang mengalihkan perhatian masyarakat dari persoalan riel.
Rauf berusaha mencitrakan diri sebagai orang yang berjuang melawan ketidak-adilan. Untuk itu ia terlibat dalam sebuah proyek inteligen zionis yang diperasikan oleh Mossad, CIA dan lembaga-lembaga lobi yahudi yang disebut dengan Park51, yang disamarkan dengan proyek pembangunan Islamic Center di ground zero. Proyek ini sebenarnya bertujuan untuk mengancurkan kekuatan Islam, pendukung Palestina dan para penentang zionis. Dan seandainya Rauf adalah penentang ketidakadilan tentu ia tidak akan membantu CIA dan FBI melakukan upaya ‘counterterrorism’ paska tragedi WTC yang merupakan perbuatan inteligen Amerika sendiri. Di antara tindakan FBI melakukan aksi ‘counterterrorism’ adalah membubarkan aksi demonstrasi menentang Perang Irak dan membela hak-hak rakyat Palestina.
Rauf juga memiliki hubungan dengan para pejabat deplu Amerika. Menlu AS pada pemerintahan George "Dubya" Bush, Condoleeza Rice misalnya pernah mengirim Rauf keliling Timur Tengah selama tahun 2006-2007 untuk mengkampanyekan kebijakan pemerintah Amerika, termasuk menghadiri konperensi di Qatar, negeri yang menjadi basis pangkalan militer terbesar Amerika di Timur Tengah.
Rauf juga menjadi salah seorang anggota dewan penasihat dari Council on Foreign Relations (CFR), sebuah lembaga kajian politik luar negeri yang sangat berkuasa atas kebijakan politik luar negeri Amerika. Bagi peminat "teori konspirasi" lembaga ini adalah salah satu yang paling menjadi perhatian. Didirikan sebagai bagian dari konspirasi rahasia "Round Table Plan", untuk menyebarluaskan prinsip-prinsip globalisasi melalui aparat pemerintahan dan instusi keuangan global. Lembaga ini didirikan dan dibiayai oleh Lord Nathan Rothschild dari keluarga bankir global yahudi, Rothschild. Sejarah mencatat bahwa keluarga Rothschild adalah pendiri sebenarnya negara Israel. Adalah putra Lord Nathan Rothschild, Lionel Walter Rothschild, yang membuat dokumen pendirian negara Isael di Palestina yang dikenal dengan ‘Balfour Delcaration’.
Rauf duduk sebagai anggota Religious Advisory Committee CFR bersama beberapa tokoh zionis lainnya, termasuk Madeleine Albright (mantan menlu AS, yahudi lesbian yang pernah berkata "kehancuran yang dialami rakyat Irak adalah pantas"), Ruth Messinger (ketua American Jewish World Service), David Saperstein (Direktur Religious Action Center of Reform Judaism), dan Rabbi Arthur Schenier (presiden kehormatan Religious Zionists of America, ketua kehormatan American Section of the World Jewish Congress, anggota dari Executive Committee of the Conference of Presidents of Major Jewish Organizations). Semua nama tersebut di atas memiliki hubungan dekat dengan para tokoh pemerintahan Israel, bahkan sebagaimana para tokoh zionis lainnya diduga kuat memiliki kewarganegaraan ganda, Amerika dan Israel sekaligus.
Nama lainnya yang menjadi anggota Religious Advisory Committee CFR adalah Jim Wallis (pendiri Sojourners Magazine). Rauf telah menjalin hubungan kerja yang cukup lama dengan Wallis. Meski awalnya Wallis membantah hubungan dirinya dengan gerakan zionisme, ia akhirnya mengaku bahwa surat kabarnya mendapat bantuan dana dari George Soros, salah satu tangan kanan keluarga Rothschild. Soros adalah penyandang dana J Street, organisasi sosial yang mengklaim sebagai pejuang HAM namun mendukung aksi ilegal embargo ekonomi atas Iran dan pendudukan Israel atas Jerussalem. Soros dikenal kuat sebagai penjahat ekonomi yang pernah dijatuhi hukuman karena praktik "insider trading" di Perancis sehingga membangkrutkan Bank of England (47), serta mendorong terjadinya krisis moneter di Asia Timur tahun 1997 (sasaran utama sebenarnya tidak lain adalah Indonesia).
Organisasi-organisasi zionis lainnya dimana Rauf terlibat di dalamnya di antaranya dalah Aspen Institute. Pendek kata Rauf adalah orang yang sehari-harinya bergelut dalam proyek-proyek zionisme. Ia adalah seorang zionis Arab. Boleh taruhan, masih ada hubungan kekerabatan dengan Osama "CIA Man" bin Laden, keluarga kerajaan Saudi serta imamnya para pengikut jemaah salafi-wahabi, Wahab. Bukti nyata bahwa kerajaan Saudi Arabia dan orang-orang wahabi adalah pendukung zionisme adalah bercokolnya pangkalan militer Amerika di tanah haram (diharamkan untuk segala kemusrikan dan kemaksiatan). Padahal wasiat terakhir Muhammad Rosulullah adalah mengusir orang-orang kafir dari tanah haram.
TERSANGKA SEPERTI BIASANYA
Mengikuti uang. Inilah jargon yang sangat manjur dalam menggambarkan setiap isu-isu global. Park51 tentu saja mengikuti jargon ini juga. Proyek ini diperkirakan akan membutuhkan biaya hingga $150 juta, semuanya berasal dari organisasi-organisasi dan perusahaan yang terkait dengan gerakan zionisme.
Tempat dimana Park51 akan dibangun telah dijual kepada Soho Properties, dimana Rauf menjadi salah satu investornya, oleh keluarga Pomerantz, penguasa bisnis real-estate New York City yang juga mitra bisnis keluarga Milstein. Kedua keluarga yahudi itu bersama-sama memiliki pabrik cat Burlington di dekat ground zero. Kedua keluarga juga aktif dalam gerakan zionisme. Tahun lalu Monroe Milstein menyumbang $125,000 untuk Israel.
Cordoba Initiative, sponsor resmi proyek Park51 diawasi oleh dewan pengawas yang anggotanya termasuk R. Leslie Deak, mantan pejabat CIA pendukung zionisme, Rabbi Joy Levitt, Rabbi Brad Hirschfield, dan John Edwin Mroz dari CFR. Bersama Rauf orang terakhir ini aktif di LSM One Voice Movement, sebuah organisasi zionis yang mengkampanyekan "solusi dua negara" untuk memecahkan pertikaian Israel-Palestina. Anggota dewan pengawas One Voice Movement di antaranya adalah pejabat Mossad, bankir zionis, anggota parlemen Israel, kolaborator Palestina dari Partai Fatah dan kaki tangan keluarga Rothschild dan Bronfman.
Organisasi lainnya yang digunakan Rauf untuk mendukung proyek Park51 adalah America Society for Muslim Advancement (ASMA). ASMA dibiayai oleh yayasan-yayasan zionis seperti Carnegie Corporation of New York, Rockefeller Brothers, Rockefeller Philanthropy, Rockefeller Brothers Fund, Global Fund For Women, William and Mary Greve Foundation, The Sister Fund, The Russell Family Foundation, Danny Kaye and Sylvia Fine Foundation, Graham Charitable Foundation, Deak Family Foundation, Henry Luce Foundation, The Elizabeth Foundation, The Ms. Foundation and Hunt Alternatives. Yayasan-yayasan itu sebenarnya sama sekali bukan sebuah "charitable foundations", mereka adalah alat pencuci uang sekaligus penghindar pajak yang efektif.
ZIONIS MENGONTROL DUA KUBU
Dialektika Hegel yang terkenal adalah ‘thesis, antithesis, synthesis'. Dalam kata lain dialektika ini bisa disebut 'Problem, Reaction, Solution. Dialektika ini telah lama digunakan sebagai taktik oleh para zionis untuk menguasai dunia. Mungkin bahkan Hegel hanya menulis kembali apa yang telah difahami oleh orang-orang yahudi sejak lama. Hegel sendiri adalah seorang yahudi.
Mereka telah menggunakan permainan ini saat membagi dunia dalam dua kubu yang bertentangan, kapitalisme dan komunisme agar terbentuk solusi berupa masyarakat "liberal idiot". Dalam konteks proyek Park51 ini zionis juga menciptakan dua kubu yang bertentangan untuk meraih tujuannya dari perseteruan tersebut. Kubu pertama yang diciptakan adalah apa yang digambarkan media massa sebagai kubu anti-Islam dan kubu kedua adalah pendukung toleransi dan persatuan antar agama. Kedua kubu dipenuhi dengan gembong-gembong zionisme.
Kubu anti-Islam di antaranya adalah jurnalis neo-conservative Stephen Schwartz, senator Joe Lieberman dan Peter King, Richard Brodsky, anggota Congress pembela aksi Israel atas kapal kemanusiaan Mavi Marmara Steve Israel, Anti Defamation League, Simon Wiesenthal Center (kalau saja ada gelar "Penipu Terbesar dalam Sejarah" Simon Wiesenthal adalah kandidat terkuatnya. Dengan berpura-pura menjadi korban holocoust ia mengeruk keuntungan luar biasa tidak saja bagi pribadinya namun juga bagi gerakan zionisme), para aktifis ultra nasionalis Tea Party (saya sudah pernah menulis artikel di blog ini tentang upaya yahudi menginfiltrasi gerakan ini), penggerak Islamophobes Pamela Geller, dan Robert Spencer pemilik Jihad Watch (81). Baik Pamela maupun Spencer keduanya adalah "anak asuh" dari Aubrey dan Joyce Chernick, kakak beradik jutawan pendukung kuat zionisme.
Adapun pendukung Park51 di antaranya adalah walikota New York Bloomberg, American Jewish Committee, koran New York Times, tokoh zionis New York Jerrold Nadler, Manhattan Borough President Scott Stringer (88), mantan jubir George "Dubya" Bush Michael Gerson (90), J Steet (92), Senator Orin Hatch hingga koran penyambung lidah Israel Haaretz.
Sebagai tambahan, semua media massa barat yang secara eksklusif dimiliki oleh jaringan zionis internasional, secara non-stop memberitakan kontroversi pembangunan masjid di ground zero, mengeruk keuntungan miliaran dolar dari kontroversi itu sekaligus mengalihkan perhatian masyarakat dari persoalan sebenarnya, dan menanamkan kebencian terhadap Islam dan bibit pertentangan Kristen-Islam.
DI BALIK KEDOK TERRY JONES
Bersamaan dengan kontroversi pembangunan masjid di ground zero, satu operasi psikologis lainnya dilancarkan zionis, yaitu pembakaran Al Qur'an oleh pendeta Terry Jones dari Dove World Outreach Center, Gainesville, Florida.
Sementara berita tentang pembakaran Qur'an itu merambat ke seluruh dunia dan mendapat reaksi keras umat Islam dan non-Islam dari belahan bumi timur hingga barat, tak satupun suara kritis terdengar tentang konspirasi di balik itu semua, kecuali apa yang diserukan oleh para pemimpin Iran. President Iran Mahmoud Ahmadinejad mengecam rencana pembakaran Qur'an sebagai ‘konspirasi zionis melawan semua agama Tuhan’. Sementara pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Sayyed Ali Khameini menyebutnya sebagai ‘pertunjukan gaya baru gerakan anti-Islam yang digerakkan oleh zionisme dan pemerintah Amerika.’
Para aktifis mengecam pernyataan pemimpin-pemimpin Iran tersebut dan menyatakan "tidak semuanya adalah konspirasi yahudi". Mereka bahkan menyebut Ahmadinejad dan Khamenei sebagai "idiot". Tentu saja, berdasarkan analisis dari "orang-orang yang memiliki sedikit kecerdasan", para pengecam pemimpin Iran itulah yang idiot.
Terry Jones pada dasarnya adalah orang yang telah mengaku sebagai seorang "zionis yang menganggap Islam sebagai ajaran terkutuk karena Islam mengutuk Israel" (Terry Jones: A Clear And Present Danger, James Gundun, The Trench). Bukti bahwa Jones tengah memainkan peran yang disutradarai zionis terbongkar dari buku yang telah ditulisnya, "Islam Is Of The Devil". Penerbit buku ini adalah Creation House, anak perusahaan Strang Communications yang dimiliki oleh zionis kristen fanatik Stephen Strang yang merupakan direktur operasi Christians United for Israel.
Jelas sudah bukan Ahmadinejad dan Khamenei yang idiot, melainkan para pengecamnya itulah yang idiot.
Harusnya org2 yg punya sedikit kecerdasan seperti blog ini, berifikir. Apa susahnya pemerintahan Ahmaddinejad menghapus simbol2 simbol yahudi di negaranya? Masih adakah konspirasi Yahudi-Syiah yg telah terbangun dari awal lahirnya madzhab ini?
ReplyDeletesudah dijelaskan itu peninggalan shiah yg tidak diketahui oleh pemerintah sekarang. tolong berfikir lebih cerdas. Di indonesia pun masih banyak simbol-simbol yahudi yang bergentayangan dan Anda pun berdiam diri.
ReplyDeleteSemestinya minimal Anda buat blog seperti saya untuk membongkar itu semua.
sori salah ketik. peninggalan shah pahlevi antek yahudi.
ReplyDelete