Sunday, 28 August 2011
KEMATIAN ANEH ANNA LINDH
Skandinavia adalah wilayah utara Eropa dimana penduduknya dikenal sangat ramah di samping kesan ketenangan dan kesejukan yang melekat di dalamnya. Namun di tengah-tengah ketenangan tersebut secara diam-diam di sana tengah terjadi "perang dingin" antara kekuatan rakyat kebanyakan, yang didukung diam-diam oleh sebagian kalangan intelektualnya, melawan elit penguasa jahat zionis yahudi. Perang tersebut berbentuk dukungan nyata rakyat terhadap perjuangna Palestina yang dijawab dengan pembunuhan-pembunuhan dan serangan teroris oleh para konpirator yahudi. Kita baru saja menyaksikan aksi terorisme oleh seorang agen zionis Anders Behring Breivik di Norwegia yang menewaskan puluhan pemuda-pemudi Partai Buruh pro-Palestina dan anti-Israel. Namun itu bukan yang pertama. Pada tahun 2003 kita menyaksikan serangan teroris yang tidak kalah mengejutkan yang menewaskan menlu Swedia Anna Lindh.
Anna Lindh adalah kandidat kuat perdana menteri Swedia saat ia dibunuh secara brutal di tengah keramaian di siang hari bolong, pada tgl 11 September 2003 (lagi-lagi bulan September, seperti sengaja dipilih untuk memberi pesan tertentu).
(Berkaitan dengan serangan teroris Norwegia). Dan Anna Lindh adalah seorang politisi pendukung perjuangan Palestina dan sangat anti-Israel.
Pembunuhan brutal atas Anna Lindh, dengan cara ditikam berulangkali oleh "orang gila" pada saat berbelanja di mall sementara para pengawalnya menghilang begitu saja, adalah pembunuhan politik ketiga atas tokoh-tokoh politik Swedia penentang agresi Israel di Palestina. Dan seperti biasa media-media massa besar, mengaburkan fakta sebenarnya dengan menggembar-gemborkan pembunuhan tersebut dilakukan oleh orang-orang neo-Nazi.
"Anna Lindh memberikan pengaruh yang lebih besar bagi sejarah bangsa Palestina dibandingkan kekuatan-kekuatan politik besar dunia seluruhnya," kata Hanan Ashrawi, politisi, akademisi dan anggota tim negosiasi Palestina dengan Israel, tidak lama setelah pembunuhan Anna.'
Pembunuhan Anna, yang disusul kemudian dengan pembunuhan atas utusan khusus PBB di Irak, Sergio Vieira de Mello, memberikan pukulan terhadap perjuangan rakyat Palestina dan Irak. "Keduanya menyuarakan dengan lantang perlunya peran PBB yang lebih kuat dan serius di Irak dan Palestina ,” tulis Bouthaina Shaaban, seoranga menteri Syria di koran Daily Star Lebanon.
Berikut adalah sikap-sikap politik Anna yang sangat jelas dan tegas mendukung Palestina dan anti-Israel.
• tgl 3 april 2002 menyerukan Uni Eropa untuk mengurangi hubungan dengan Israel.
• menyerukan presiden George W. Bush untuk menolak memberikan dukungan kepada PM Israel Ariel Sharon.
• menegaskan bahwa satu-satunya penyelesaian perdamaian Timur Tengah adalah dengan menghentikan pendudukan Israel.
• memainkan peran aktif dalam menentukan kebijakan politik Uni Eopa yang berbeda dengan Amerika dalam hal dukungan kepada Presiden Palestina Yasser Arafat.
• menegaskan pentingnya Arafat sebagai partner dalam proses perdamaian Timur Tengah, menolak tuduhan Israel dan Amerika bahwa Arafat pendukung teroris.
• menolak dengan tegas serangan terhadap Irak.
• menolak semua intervensi terhadap negara berdaulat tanpa dasar hukum internasional yang kuat.
. menyerukan penghapusan seluruh senjata pemusnah massal di seluruh kawasan Timur Tengah termasuk Israel.
Pengaruh Swedia bagi perdamaian Timur Tengah adalah "secara konstiten bersifat konstruktif, positif, dan manusiawi dengan dasar budayanya yang jujur, adil dan damai. Namun sayangnya figur-figur baik di Swedia mengalami tindakan kekerasan yang membawa kematian. Kematian-kematian itu merupakan suatu tragedi, dan dalam skala lebih luas bagi bangsa Swedia maupun dunia, adalah kerugian yang sangat besar," tambah Ashrawi.
Pada hari yang malang itu Anna Lindh dan seorang kawannya pergi ke pusat perbelanjaan Nordiska Kompaniet (NK), beberapa blok dari gedung Parlemen, untuk membeli aksesoris yang akan digunakannya dalam acara debat di televisi tentang penggunaan mata uang Euro. Lindh adalah pendukung penggunaan mata uang Euro.
Meski tidak ada tokoh kuat penentang Euro, jajak pendapat sebelum September 2003 menunjukkan sebanyak 53% kaum wanita Swedia menolak Euro dan hanya 29% yang mendukung. Setelah kematian Lindh, setelah menjalani operasi selama 6 jam untuk menyelamatkan nyawanya, suara yang mendukung Euro bertambah meski tidak sampai memenangkan penentuan pendapat (referendum). Pada akhirnya rakyat Swedia menolak Euro dengan suara 56%, berbanding 42% mendukung Euro.
Presiden (tidak pernah dipilih rakyat) Uni Eropa kala itu, Romano Prodi, menyesalkan digunakannya referendum dalam penyelesaian isu-isu krusial di Uni Eropa. Kekalahan Euro di Swedia, kata Prodi, "lebih buruk dari perkiraan saya." Namun faktanya adalah dalam referendum-referendum yang diadakan di berbagai negara Eropa tentang penggunaan Euro, semuanya menolak.
TERJADINYA PEMBUNUHAN
Pada saat terjadinya pembunuhan atas Lindh, secara aneh para pengawalnya diam-diam menghilang begitu saja. Hanna Sundberg, seorang saksi mata mengatakan kepada Associated Press bahwa seorang laki-laki mengejar Lindh di eskalator dari lantai dasar ke lantai pertama hingga ke dalam toko "Filippa K".
"Ia (Anna) jatuh di lantai dan laki-laki itu menikamkan pisaunya ke perutnya. Ia terduduk di lantai dan tampak seorang laki-laki tinggi, mengenakan penutup kepala, memukulnya. Namun saat orang itu berlari, ia membuang sebuah pisau," kata Sundberg. Saat Sundberg berlari hendak menolong Anna, ia berteriak, "Tuhan, ia telah menikam perut saya!" tutur Sundberg.
Penyerang tersebut berhasil lolos dari kejaran petugas keamanan.
Pada mulanya terdengar laporan bahwa Anna mengalami luka serius, namun tidak "mengancam jiwa" kala ia menjalani operasi di Karolinska Hospital. Para dokter mengatkan Anna mengalami luka serius di hatinya dan mengalami pendarahan dalam.
Pusat perbelanjaan di mana Anna mengalami penyerangan dimiliki oleh perusahaan "department store" Hufvudstaden yang telah berumur 100 tahun dan didirikan oleh Josef E. Sachs. Keamanan di tempat itu dilayani oleh perusahaana jasa Duty Security. Michael Lorenz, pemilik Duty Security, menolak memberikan keterangan kepada wartawan tentang sistem keamanan yang dijalankannya. Ia juga menolak memberi alasan mengapa aparat keamanannya gagal menangkap pelaku meski pusat perbelanjaan tempat kejadian dilengkapi dengan sistem keamanana canggih.
PRO PALESTINA, ANTI-ISRAEL
Anna Maria Lindh adalah "bintang bersinar" dari partai berkuasa Swedia Social Democrat Party (SDP). Pada umur 46 tahun, Lindh adalah politisi yang cerdas dan telah berpengalaman selama 20 tahun dalam pemerintahan. Dengan semua kapasitanya itu ia dianggap sebagai kandidat kuat perdana menteri Swedia. Saat meninggal ia memiliki 2 putra remaja berumur 8 dan 13 tahun.
Sebagai menlu Swedia sejak 1998, misi politik utama Lindh adalah "meningkatkan hubungan antara negara-negara miskin dan negara-negara maju, mendukung kemerdekaan Palestina dan Kurdi," ungkap Olle Svenning, wartawan senior koran terbesar Swedia "Aftonbladet" yang juga sahabat dekat Anna Lindh.
Lindh dikenal sebagai pengkritik keras perdana menteri Israel Ariel Sharon atas kebijakan-kebijakannya yang brutal terhadap rakyat Palestina. Dalam sebuah wawancara, ia mengatakan, "Sikap kami adalah jelas dan tegas, yaitu:
• pemukiman Israel di Tepi Barat harus dibongkar,
• harus ada negara Palestina yang berdaulat,
• Israel harus meninggalkan daerah pendudukan di Tepi Barat dan Jalur Gaza,
• Israel harus menghentikan serangan-serangan dan pendudukan wilayah Palestina, dan
• semua itu harus dilakukan secepatnya."
Saat ditanya apakah ia mau mengadakan dialog dengan Israel yang dipimpin oleh Sharon, dengan tegas ia menolak. Menurutnya Sharon adalah sosok yang "kejahatannya tidak ada tanding di dunia modern."
Pada bulan Juni 2002, organisasi pemuda Demokrat Party mengajukan tuntutan kepada Sharon atas kejahatan-kejahatan dan pelanggaran-pelanggarannya terhadap hukum internasional. Pada saat itu Lind mendukung tuntutan tersebut dengan mengatakan, "ada kemarahan dan kesedihan karena pemerintah Israel bersalah dengan melanggar hukum internasional."
"Terkadang konflik Israel-Palestina membuat saya sangat marah hingga saya menendang kotak sampah di kantor saya, atau melempar sesuatu ke segala arah," tutur Anna suatu ketika kepada media. Anna menggambarkan Sharon sebagai seorang "maniak" dan mengatakan di hadapan media massa bahwa ia secara pribadi memboikot barang-barang buatan atau yang berasal dari Israel.
Anna juga mengkritik keras presiden Amerika George W. Bush yang telah "mengabaikan" Yasser Arafat. "Saya sangat khawatir dengan sikap Amerika ini. Pendapat yang menyamakan Arafat dengan teroris adalah tidak tepat dan bodoh. Itu adalah hal yang sangat membahayakan. Bertentangan dengan seluruh proses perdamaian, dan hanya akan mengantarkan kepada peperangan di Timur Tengah," katanya.
Dalam suatu acara makan malam dengan para menlu Uni Eropa di Riva del Garda, Italia, beberapa hari sebelum kematiannya, anna menyalahkan Amerika dan Israel atas kegagalan proses perdamaian Timur Tengah yang berbuntut pada dengan mundurnya PM Palestina Mahmoud Abbas akibat berselisih dengan Yasser Arafat.
Kematian Anna Lindh adalah pembunuhan politik tingkat tinggi ketiga yang dialami Swedia, dan ketiganya akibat ketegasan menentang sepak terjang zionisme Israel. Sebelumnya pada tahun 1948 utusan khusus PBB di Palestina, Count Folke Bernadotte, ditembak dengan brutal oleh kelompok teroris Israel di Jerussalem. Kemudian pada tahun 1986 PM Olef Palme dibunuh saat berjalan kaki bersama istrinya usai menonton film di sebuah bioskop. Kala itu Palme tengah berupaya memberikan pengakuan diplomatik kepada organisasi perjuangan Palestina PLO.
Sumber:
"The Strange Death of Anna Lindh", Christopher Bollyn, americanfreepress.com; 26 September 2003
No comments:
Post a Comment