Monday, 19 September 2011
PERSAUDARAAN MUSLIM DAN KONSPIRASI ZIONISME DI SYRIA
Keterangan gambar: Oposisi dan zionis dalam konperensi oposisi Syria di Paris, Juli 2011
Siapa bilang dikotomi Shiah-Sunni sudah lenyap? Di kancah politik Timur Tengah hal itu masih tampak jelas. Ketika rakyat Bahrain yang mayoritas Shiah melakukan aksi-aksi demo menentang regim penguasa Sunni, sesama negara Sunni di kawasan Teluk seperti Saudi Wahabiah, Kuwait, Uni Emirat, Qatar ramai-ramai mengirimkan tentara untuk membantu pemerintah Bahrain dan menindas rakyat Bahrain dengan kejam. Dan ketika sebagian rakyat Suriah yang mayoritas Sunni melakukan aksi-aksi demo menentang penguasa Shiah Alawiah, Iran dan kelompok Hizbollah yang Shiah diam-diam memberikan bantuan kepada regim Syria. Bedanya adalah ketika terjadi kerusuhan di Bahrain, baik Iran maupun Hizbollah tidak memberikan bantuan kepada pemberontak Shiah. Sebaliknya di Syria negara-negara dan kelompok-kelompok keagamaan Sunni aktif melakukan gerakan "makar". Yang paling aktif adalah Saudi Wahabiah, kelompok Salafiun, dan juga kelompok Persaudaraan Muslim. Ketiganya juga kini aktif bekerjasama dengan regim militer Mesir mencegah Mesir jatuh ke dalam pengaruh Iran-Shiah dengan cenderung "merapat" ke Amerika-Israel.
Sebuah dokumen yang ditulis tahun 2004 dan dikeluarkan untuk Dewan Penasihat Persaudaraan Muslim Syria mengungkapkan: "Partai Islam Irak menjadi mediator antara Amerika dengan kita...". Dokumen ini ditulis oleh Ali Sadr Eddin Al-Bayanouni, Sekjen Persudaraan Muslim Syria, bocor ke publik karena terjadi perselisihan pandangan antara anggota Persudaraan Muslim atas konflik politik yang saat ini semakin panas di Syria.
Ammar al-Kurbi, pimpinan National Organization for Human Rights Syria, mengungkapkan bahwa hubungan antara Amerika-Israel dengan kelompok oposisi Syria dimulai pada saat diadakan Konperensi HAM Internasional di Barcelona tahun 1998. Al-Kurbi menambahkan dalam konperensi para demonstrator Syria beberapa waktu lalu bahwa orang pertama yang menjadi pembuka hubungan dengan Israel adalah Rudwan Ziyadeh, pimpinan dari "Center for Human Rights Studies" di Damaskus.
Al-Kurbi mengungkapkan bagaiman kontak pertama itu terjadi. Saat di Barcelona ia dan Ziyadeh didekati oleh seseorang dari Israel yang menawarkan kerjasama dengan Israel dalam menjaga "perdamaian", maksudnya adalah menjalankan agenda-agenda zionisme, di Timur Tengah. Saat itu al-Kurbi menolak, namun Rudwan Ziyadeh tertarik untuk menerima. Sebagai imbalannya LSM pimpinannya diterima sebagai anggota International Federal Organization for Human Rights. Tidak hanya itu, Ziyadeh juga mendapatkan biasiswa untuk belajar di Amerika untuk selanjutnya menjadi sekutu utama Amerika di Syria.
Imbalan istimewa itu rupanya membuat Al Kurbi pun luluh. Selanjutnya ia bergabung dengan kelompok oposisi Syria yang tentu saja pro Israel-Amerika yang dimulai dengan keikut sertaannya ia dalam sebuah konperensi oposisi Syria dengan para zionis di Paris bulan Juli lalu yang dihadiri di antaranya oleh filsuf zionisme Bernard-Henri Levy, mantan menlu Perancis yang mendukung kuat invasi atas Irak, Bernard Kouchner, anggota angkatan pemuda partai Likud Israel, Frederick Ansel, serta mantan anggota parlemen Israel sekaligus penasihat menteri pertahanan Israel Alex Goldfarb.
Plot ini kemudian bertambah meluas dengan turut bergabungnya organisasi Persaudaraan Muslim yang dikoordinasikan oleh pemerintah Saudi. Selanjutnya komunikasi antara Persaudaraan Muslim dengan Amerika terus berlangsung sampai tahun 2003 saat Amerika menginvasi Irak. Selanjutnya di Irak muncul Partai Islam Irak yang merupakan sayap politik Persaudaraan Muslim Irak yang menjadi juru bicara kelompok-kelompok Sunni Irak dalam proses politik Irak yang keras paska pendudukan Amerika.
Dari dokumen yang bocor diketahui bahwa Persaudaraan Muslim Syria sengaja membentuk Partai Islam Irak dengan misi mempelajari kekuasaan di bawah bayangan pendudukan Amerika. Selain itu Partai Islam Irak juga diposisikan sebagai jembatan penghubung antara Amerika-Israel dengan Persudaraan Muslim.
Kedekatan Persudaraan Muslim dengan zionis Amerika-Israel memang memicu pertentangan antara anggota Persudaraan Muslim. Dan pertemuan di Paris menjadi pemantiknya, khususnya atas kehadiran Al-Drubi dalam pertemuan itu.
Sumber:
"Syria’s Brotherhood, Zionists, At Same French Table"; Nidal Hamadeh; almanar.com.lb; 18 Juli 2011
No comments:
Post a Comment