Sunday, 8 January 2012

INILAH YG MENYEBABKAN AMERIKA HENGKANG DARI IRAK


Mengapa Amerika tidak bisa menempatkan pasukannya di Irak sebagaimana di Saudi Wahabiah maupun negara-negara Arab lainnya. Padahal Amerika sudah "berjasa membebaskan" rakyat Irak dari regim otoriter Saddam Hussein dengan pengorbanan besar, menghabiskan dana triliunan dolar dan kehilangan ribuan tentaranya. Tentu tidak ada makan malam gratis. Dengan nafsu serakahnya, Amerika tentu ingin bisa "menguasai" Irak, negeri kaya minyak yang sebelumnya menjadi ancaman Israel, melalui regim baru yang kooperatif dengan dukungan kehadiran pasukannya di sana. Keinginan Amerika mempertahankan kehadiran pasukannya di Irak tampak jelas dari dibangunnya kantor kedutaan mereka di Baghdad menjadi benteng raksasa yang bisa menampung ribuan pasukan.

Namun rakyat Irak, yang mayoritas penganut Shiah, menolak kehadiran Amerika yang telah menyengksarakan hidup dan menghancurkan negara mereka. Ketika kondisi telah cukup aman dan rakyat Irak mulai mempertanyakan kehadiran pasukan Amerika, Amerika masih cukup percaya diri dengan mengajukan opsi penarikan sebagian saja pasukannya dan mendesak diberikannya hak kekebalan hukum bagi pasukannya yang telah bertindak brutal. Namun mereka kecele, rakyat Irak tidak lagi memberikan kompromi.

Pada pertengahan tahun lalu, ketika kekuatan-kekuatan politik pemerintah mengadakan diskusi internal tentang keberadaan tentara Amerika, Muqtada al Sadr, pemimpin Shiah yang berpengaruh menolak mentah-mentah rencana pemerintah mempertahankan sebagian pasukan Amerika, meski hanya sebagai pelatih pasukan Irak.

"Mereka yang masih tinggal di Irak akan dianggap sebagai pasukan penjajah dan harus dihadapi dengan kekuatan senjata," demikian pernyataan Muqtada al Sadr.

Tidak hanya itu, ia juga mengecam pemerintah yang masih berkompromi dengan Amerika sebagai pemerintahan yang lemah.

"Pemerintahan yang menyetujui keberadaan pasukan asing, meski hanya sebagai pelatih, adalah pemerintahan yang lemah," tambah Muqtada.

Amerika dan pemerintahan PM Nur Maliki menyadari keseriusan pernyataan Muqtada. Mereka sudah merasakan kegigihan Muqtada dan pasukan Tentara Mahdi-nya melawan pendudukan Amerika. Meski hanya pasukan milisi tak terlatih, semangat mereka membuat pasukan Amerika dan pasukan Irak kerepotan menjinakkan Muqtada. Hanya karena bujukan Iran-lah, Muqtada akhirnya menghentikan perlawanan berdarahnya terhadap Amerika dan pasukan pemerintah dan mengasingkan diri ke Iran pada tahun 2008.

Namun MUqtada kini telah menjelma menjadi pemenang sebenarnya di Irak. Sikap konsistensinya menentang Amerika membuat ia menjadi tokoh paling populer di Irak. Ketika ia kembali ke Irak setahun kemudian, ia disambut dengan penuh semangat oleh para pengikutnya. Pasukan Amerika dan Irak pun tidak berani lagi menyentuhnya. Nur Maliki bahkan menawarkan imbalan strategis dalam pemerintahan kepada Muqtada.

Sikap keras Muqtada membuat Nur Maliki tidak memiliki pilihan lain kecuali turut menyuarakan penentangannya terhadap kehadiran pasukan Amerika. Maka pada tgl 18 Desember 2011 lalu, pasukan terakhir Amerika hengkang dengan muka tertunduk dari bumi Irak, meninggalkan benteng kedubes Amerika sebagai bangunan hantu. Untuk membalas dendam kekalahan menyakitkan itu, Amerika menyulut berbagai aksi pemboman yang menewaskan warga sipil. Dan untuk mendapatkan kompensasi jajahannya yang hilang, mereka menyulut kerusuhan untuk menumbangkan regim Syria.

No comments:

Post a Comment