Friday, 10 February 2012

AS SADR RAYAKAN PENARIKAN PASUKAN AMERIKA DARI IRAK


Meski agak terlambat karena pasukan tempur terakhir Amerika telah hengkang dari Irak pertengahan Desember tahun lalu, Sayyed Muqtada as-Sadr dan pengikutnya secara resmi merayakan penarikan pasukan Amerika, hari Kamis (9/2).

Puluhan ribu pengikut as-Sadr, pemimpin muda Shiah paling berpengaruh di Irak, membanjiri jalanan kota Sadr City, kawasan di sebelah utara Baghdad yang dinamakan sesuai nama ayahnda Muqtada, Mohammed Sadiq al-Sadr, yang tewas dibunuh oleh tentara Saddam Hussein bersama dua saudaranya tahun 1999.

"Pasukan perlawanan telah membuat pasukan penjajah ketakutan, sehingga mereka hengkang setelah kalah bertempur," kata Muqtada dalam pidato yang disiarkan melalui layar raksasa yang dibentangkan di hadapan para pengikutnya. Kebiasaan Muqtada dan para pemimpin Shiah lainnya seperti Nasrallah di Lebanon berpidato melalui layar lebar adalah untuk menghindari ancaman pembunuhan musuh-musuh mereka.

"Parukan Amerika telah berubah dari tentara pembebas, seperti mereka katakan, menjadi tentara penjajah. Mereka bekerja untuk memecah belah dan menghancurkan stabilitas bangsa. Penjajah tidak akan pernah membawa kedamaian dan keamanan ke Irak, namun Anda dan hanya Anda sekalian," kata Muqtada.

"Ya, ya untuk persatuan. Ya, ya untuk perdamaian. Ya, ya untuk perlawanan," teriak para pengikut Muqtada.

Dalam kesempatan tersebut Muqtada juga menyerukan pemerintah untuk segera melepaskan para pejuang Irak yang masih ditahan aparat keamanan pemerintah.

Muqtada, dalam usianya yang relatif masih muda (40-an tahun) telah menjadi salah satu pemimpin paling berpengaruh di Irak, dan tidak diragukan lagi ia bakal menjadi pemimpin paling berpengaruh Irak di masa mendatang. Semuanya berkat sikap tegasnya menentang penjajahan Amerika atas Irak yang tidak bisa dibantah telah menjadi faktor utama ditariknya pasukan Amerika. Pasukannya telah terlibat dalam pertempuran-pertempuran sengit melawan tentara Amerika dan pasukan pemerintahan boneka Irak. Ia baru menghentikan perlawanan setelah dibujuk Iran tahun 2008, kemudian mengasingkan diri untuk memperdalam agama di kota suci Shiah Qom di Iran. Dua tahun kemudian ia kembali ke Irak untuk mengikuti pemilu.

Kini ia menjadi bagian dari koalisi pemerintahan PM Nuri Nur Maliki setelah partai yang dibentuknya memperoleh suara yang cukup signifikan dalam pemilu Irak beberapa waktu lalu.

Dalam peringatan penarikan pasukan Amerika tersebut di atas, ribuan anggota milisi bentukan Muqtada (Mahdi Army), berpawai membawa bendera Irak dan mendapat sembutan meriah pendukung Muqtada yang berkumpul di pinggir-pinggir jalan.

"Tidak, tidak bagi Amerika. Tidak, tidak bagi Israel," teriak para anggota milisi.



Sumber: almanar.com.lb; 9 Februari 2012

No comments:

Post a Comment