Tuesday, 7 February 2012

PEMBANTAIAN DI SYRIA DILAKUKAN TERORIS ASING


(TEMUAN TIM ISPEKSI LIGA ARAB YANG DISEMBUNYIKAN)


"Sesungguhnya sebagian dari orang-orang badui di sekitar Madinah, juga sebagian orang-orang Madinah, sungguh keterlaluan dalam kemunafikan" (QS At Taubah: 101)


Betapa munafiknya organisasi orang-orang Arab ini (Liga Arab). Menutup mata terhadap nasib rakyat Palestina yang selama 60 tahun terusir dari tanah airnya sebagai pengungsi dan sisanya hidup di negeri jajahan Israel, plus harus menerima aksi-aksi kekerasan Israel setiap hari. Dan jangan lupa, rakyat Gaza masih diblokade Israel. Mereka juga menutup mata saat Israel berkali-kali menyerbu Lebanon hingga menimbulkan ribuan korban jiwa warga sipil. Namun kini mereka dengan "gagah berani" melakukan intervensi terhadap sauraranya sendiri, Syria, satu-satunya negara Arab yang masih berani melawan Israel. Demikian vulgarnya intervensi tersebut hingga mereka berani menuntut presiden Syria untuk mengundurkan diri dan meminta Syria menerapkan sistem "demokrasi". Negeri-negeri orang-orang badui yang melarang para wanita menyetir mobil ini berani menggurui Syria, negeri yang sudah memiliki parlemen sejak tahun 1930-an, soal demokrasi.

Memang tidak semua orang Arab berwatak badui munafik. Rakyat Lebanon dan Syria sudah berperadaban tinggi sejak masih berada dalam kekuasaan Yunani dan Romawi. Demikian pula rakyat Mesir. Namun tidak demikian dengan bangsa-bangsa Arab barui gurun seperti Saudi, Qatar dan negara-negara Teluk yang tergabung dalam Gulf Cooperation Council (GCC), yang juga mendapat julukan sinis sebagai Gulf Counter-revolution Club). Dan sialnya, seiring melemahnya pengaruh negara-negara Arab modern seperti Libya, Mesir dan Syria karena konflik sosial politik internal, Liga Arab kini praktis dikendalikan oleh negara-negara Arab badui itu yang telah menjadi "orang-orang kaya baru" karena minyak.

Terkait dengan konflik Syria, negara-negara badui itu sangat keras menyuarakan pergantian kekuasaan di Syria. Pemimpin Qatar bahkan dengan lantang menyuarakan agar Liga Arab mengirimkan pasukannya ke Syria. Seandainya saja Liga Arab mengirimkan tentaranya ke Palestina, tentu Palestina sudah merdeka dari jajahan Israel.

Lalu episode pengiriman tim ispeksi Liga Arab pun berlangsung untuk memantau perkembangan di Syria setelah terjadinya tarik ulur politik yang intensif antara kekuatan-kekuatan internasional seputar Syria, 1 blok mendukung pemerintah Syria (Rusia, Cina, Iran, Irak, plus sebagian ekuatan politik di Lebanon dan Palestina) dan blok lainnya menuntut pergantian kekuasaan Syria (Amerika-Israel, Eropa dan negara-negara Arab badui). Namun terjadi banyak keanehan ketika tim inspeksi ini bekerja. Ketika kepala tim inspeksi, seorang jendral militer dari Sudan, mengisyaratkan keadaan di Syria "cukup menjanjikan", tiba-tiba tim ini ditarik. Namun setelah mendapat banyak kecaman karena penarikan itu, tim inspeksi pun dikirim kembali untuk tugas yang diperpanjang selama 1 bulan. Namun kembali secara tiba-tiba negara-negara Arab badui menarik wakilnya dalam tim inspeksi sehingga tim ini pun gagal melanjutkan tugasnya. Dan seolah tidak pernah berhenti melakukan kejutan, negara-negara Arab badui itu mendesakkan resolusi Liga Arab yang meminta presiden Syria, Bashar al Assad untuk mengundurkan diri. Dan perkembangan terakhirnya sebagaimana kita ketahui baru-baru ini, resolusi PBB yang menyuarakan suara Liga Arab itu gagal setelah diveto oleh Rusia dan Cina.

Kini kita kembali ke isu seputar tim inspeksi Liga Arab. Setelah selama sebulan melakukan pekerjaannya yang tidak benar-benar tuntas, tim beranggotakan 160 orang itu menyimpulkan kesimpulan yang mengejutkan: tidak ada tindakan represif yang dilakukan regim Bashar al Assad. Sebaliknya aksi-aksi kekerasan justru dilakukan kelompok-kelompok teroris yang berasal dari luar Syria.

Namun karena pengaruh negara-negara Arab badui, terutama Qatar yang saat ini menjadi ketua Liga Arab setelah "membeli" jabatan itu dari Palestina, laporan itu bagaikan tertelan bumi. Namun kebusukan tetap berbau busuk. Laporan itu bocor juga dan telah tersebar luas berkat internet. Dan inilah ringkasan dari laporan tersebut:

Tidak ada tindakan kekerasan terorganisir yang dilakukan pemerintah terhadap para demonstran sipil. Sebaliknya terdapat geng-geng bersenjata yang bertanggungjawab atas kematian ratusan warga sipil Syria dan lebih dari 1.000 aparat keamanan Syria (blogger memastikan geng-geng bersenjata itu di antaranya al Qaida, JI dan ekstremis-ekstremis Salafi teman-teman Umar Pathek yang dilatih oleh Mossad dan CIA dan didanai Saudi Wahabiah dan negara-negara Arab badui). Geng-geng bersenjata itu menggunakan taktik teror seperti membom kendaraan umum, membom kereta api pangangkut minyak, membom kantor-kantor pemerintah, serta membom jembatan dan pipa-pipa minyak.

Korban yang terjadi karena serangan pasukan Syria kebanyakan adalah anggota-anggota geng bersenjata.

Organisasi oposisi Syria yang bermarkas di Turki, Syrian National Council (semacam TNC di Libya) pada dasarnya adalah organ dari organisasi Ikhwanul Muslimin yang berafiliasi dengan pemerintah Saudi dan Qatar dengan Israel sebagai payung di belakangnya. Sedangkan sayap militer oposisi, Free Syrian Army, hanya sebagian kecil yang merupakan bekas tentara dan pejabat Syria yang membelot. Namun sebagian besar anggota mereka adalah kelompok militan asing yang dipersenjatai oleh negara-negara GCC, khususnya kelompok-kalompok Salafi.

Kini kita tahu mengapa Liga Arab menghentikan secara tiba-tiba tim inspeksi mereka di Syria dan memaksakan resolusi Liga Arab dan PBB untuk menggusur pemerintahan Bashar al Assad, tidak lain karena laporan tersebut di atas. Rusia sangat marah karena langkah Liga Arab ini, selain karena menghentikan kerja tim inspeksi bentukan sendiri, juga karena mengabaikan permintaan Rusia untuk menunda pembahasan resolusi PBB hingga menlu dan kepala inteligen Rusia bertemu presiden Bashar al Assad.

Kini situasinya berbalik, konspirasi jahat zionis internasional telah terbongkar. Negara-negara oposisi Amerika seperti Rusia dan Cina, plus negara-negara Amerika latin, Iran, hingga Pakistan, India dan Afrika Selatan, dengan tegas menolak intervensi asing terhadap Syria. Selain itu poros Uni Eropa-Turki-Amerika-Saudi GCC memiliki perbedaan agenda sendiri-sendiri atas Syria.



Sumber:
"Arab league monitors find slaughter in Syria the work of foreign-backed subversives-Exposed: The Arab agenda in Syria"; Pepe Escobar – Asia Times February 4, 2012 dalam thetruthseeker.co.uk; 7 Februari 2012

No comments:

Post a Comment