Tuesday, 24 July 2012

DI BALIK TIRAI "OPOSISI" SYRIA (2)



Add caption


SYRIAN OBSERVATORI FOR HUMAN RIGHTS (SOHR) 

Jika kita melihat berita di media-media tentang pelanggaran kemanusiaan oleh pemerintah Syria maka ada satu sumber berita yang selalu muncul: Syrian Observatori for Human Rights.

"Pimpinan Syrian Obervatori for Human Rights mengatakan kepada VOA (Voice of America) bahwa pertempuran dan pemboman telah menewaskan setidaknya 12 orang di Provinsi Homs," demikian salah satu berita yang bersumber pada (SOHR).

“Pasukan pemerintah Syria membom Provinsi Aleppo dan Deir Ezzor sementara pada hari Minggu sebanyak 35 orang tewas di seluruh negeri, di antara mereka adalah 17 rakyat sipil, demikian informasi yang diberikan Direktur SOHR Rami Abdel Rahman kepada AFP melalui telepon." Tulis media barat lainnya (AFP).


Memiliki nama yang "pas", SOHR tampak sebagai sumber yang kredibel dan fair, sementara masyarakat tidak tahu dan tidak mau tahu siapa sebenarnya SOHR. Dipimpin oleh Rami Abdel Rahman, seorang pedagang baju di Coventry Inggris.

“When he isn’t fielding calls from international media, Abdulrahman is a few minutes down the road at his clothes shop, which he runs with his wife.” Tulis "Reuters" tentang sosok Rami Abdel Rahman bulan Desember tahun lalu.

Sebenarnya Rami sama sekali tidak melakukan pengamatan apapun terhadap kondisi di Syria. Ia dan lembaganya hanya "buatan" inteligen barat (M16, CIA, Mossad) yang dipinjam namanya untuk tujuan mendeskreditkan pemerintah Syria. Saat namanya ditulis media-media massa, ia masih asyik menjual baju bersama istrinya.



RADWAN ZIADEH

Ia adalah direktur hubungan luar negeri SNC. Seperti Kodmani ia memiliki CV yang mengesankan. Ia adalah pejabat senior di US Institute of Peace (USIP), lembaga kajian yang didanai oleh pemerintah Amerika. Di lembaja kajian ini ia bergabung bersama para mantan pejabat penting departemen pertahanan dan Dewan Keamanan Nasional. Ketua USIP adalah Richard Solomon, mantan penasihat Kissinger di Dewan Keamanan Nasional.

Pada bulan Februari lalu Ziadeh bergabung dalam satu kelompok elit orang-orang berpengaruh dalam kebijakan luar negeri Amerika yang mengeluarkan petisi mendesak Presiden Obama untuk melakukan intervensi di Syria. Rekan-rekan Ziadeh yang menandatangani petisi di antaranya adalah  James Woolsey (mantan direktur CIA), Karl Rove (mantan penasihat presiden George Bush Jr), Clifford May (anggota Committee on the Present Danger) dan Elizabeth Cheney (mantan kepala Iran-Syria Operations Group, Pentagon).

Ziadeh adalah organiser yang tidak pernah lelah bekerja, seorang yang menjadi penghubung beberapa kelompok berpengaruh di Amerika. Ia juga memiliki koneksi kuat hingga London. Pada tahun 2009 ia diangkat sebagai anggota tamu Chatam House dan pada bulan Juni tahun lalu ia berkesempatan mempresentasikan pandangannya tentang Syria dalam sidang panel Chatam House  bertajuk “Envisioning Syria’s Political Future”, bersama mitra-mitranya di SNC seperti Ausama Monajed dan Najib Ghadbian.

Pada tahun 2008 Ziadeh menghadiri pertemuan para oposan Syria yang diadakan di kantor pemerintahan Amerika di Washington, dalam satu event yang bertema  “Syria In-Transition“. Pertemuan tersebut disponsori oleh Democracy Council, sebuah LSM Amerika serta Movement for Justice and Development  (MJD), LSM lainnya asal Inggris. Event ini sangat istimewa bagi MJD hingga ketuanya langsung Anas Al-Abdah beserta pejabat-pejabat tinggi lainnya, rela terbang jauh dari Inggris ke Washington.

“The conference saw an exceptional turn out as the allocated hall was packed with guests from the House of Representatives and the Senate, representatives of studies centres, journalists and Syrian expatriats [sic] in the USA,” tulis MJD dalam situs resminya mengenai event itu.

Even dibuka dengan "keynote speech" oleh James Prince, pimpinan Democracy Council. Ziadeh berada di panel yang dipimpin oleh Joshua Muravchik (ultra neo-conservatif yang mengkampanyekan serangan ke Iran dengan bukunya yang ditulis th 2006 “Bomb Iran”). Topik diskusi tersebut adalah “The Emergence of Organized Opposition”. Duduk di samping Ziadeh sebagai panel adalah Direktur Public Relations MJD, orang yang nantinya menjadi mitranya di SNC, yaitu Ausama Monajed.



NAJIB GHADBIAN

Ghadbian disebut oleh "Wall Street Journal" sebagai penghubung awal antara pemerintah Amerika dengan kelompok oposisi Syria di pengasingan.

"An initial contact between the White House and NSF [National Salvation Front] was forged by Najib Ghadbian, a University of Arkansas political scientist,” tulis "Wall Street Journal" tahun 2005.

Saat ini Ghadbian menjadi anggota sekretarian umum SNC, dan juga menjadi dewan penasihat dari Syrian Center for Political and Strategic Studies (SCPSS), lembaga kajian Syria berbasis di Washington yang didirikannya bersama Ziadeh.




AUSAMA MONAJED

Bersama dengan Bassma Kodmani dan Ziaeh, Ausama (terkadang ditulis Osama) MOnajed adalah salah satu jurubicara penting SCN. Ada beberapa lainya tentu saja karena SNC adalah kelompok yang sangat longgar keanggotaannya termasuk menampung kelompok Ikhwanul MUslimin (Muslim Brotherhood).

Ada juru-juru bicara lain dengan karier politik panjang seperti George Sabra dari Syrian Democratic People’s Party. Ada juga penulis Michel Kilo. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa Monajed bersama Kodmani dan Ziadeh adalah para juru bicara yang paling menonjol.

Monajed sering muncul sebagai komentator TV. Dan ia tidak pernah sungkan untuk berbicara dengan gaya hiperbola-nya. "Kita melihat di layar-layar kaca setiap hari penduduk sipil dibantai, anak-anak dibantai dan para wanita diperkosa," komentarnya dalam wawancara di televisi BBC beberapa waktu lalu.

Dan saat berbicara kepada "Al Jazeera" tentang "kondisi sebenarnya di lapangan", ia mengatakan, "milisi pendukung Bashar al Assad telah memperkosa para wanita, membantai anak-anak dan membunuh orang-orang tua."

Baru-baru ini ia menulis di blog "Huffington Post" Inggris tentang "mengapa dunia harus melakukan intervensi di Syria", "bantuan militer langsung", dan "bantuan militer asing". Sebuah pertanyaan yang cukup fair bisa dilakukan: siapa Monajed yang telah menyatakan diri mewakili seluruh rakyat Syria?

Monajed adalah pendiri sekaligus sebagai direktur "Barada Television", satu saluran televisi pro-oposisi Syria yang berbasis di Vauxhall, London Selatan. Pada th 2008, beberapa bulan setelah menghadiri konperensi tentang pergantian pemerintahan di Syria, Monajed diundang makan malam oleh George W Bush, bersama-sama beberapa tokoh oposan di pengasingan lainnya termasuk oposisi Rusia yang juga mantan juara dunia catur, Garry Kasparov.

Pada saat itu pemerintah Amerika mengenal Monajed sebagai direktur humas "Movement for Justice and Development" (MJD), LSM Inggris yang berjuang untuk "perdamaian dan demokrasi" di Syria.

Tahun lalu "Washington Post" menulis artikel menarik berdasar bocoran kawat diplomatik Amerika yang dipublis oleh "Wikileak". Artikel tersebut adalah tentang gelontoran dana oleh deplu Amerika kepada MJD. Menurut laporan tersebut, Barada TV memiliki afiliasi dekat dengan MJD, jaringan para pelarian Syria yang berbasis di London. Kawat-kawat diplomatik Amerika menunjukkan bahwa deplu Amerika telah menggelontorkan dana $6 juta kepada kelompok itu sejak tahun 2006 untuk mengoperasikan televisi kabel dan kagiatan-kegiatan lain di Syria."

Jubir deplu Amerika mengomentari artikel tersebut mengatakan bahwa, "Mencoba mempromosikan sebuah transformasi menjadi proses yang demokratis dalam masyarakat itu (Syria) adalah tidak melanggar norma maupun hukum internasional."

Saat ditanya tentang gelontoran dana itu MOnajed mengatakan "tidak bisa mengkonfirmasi" adanya dana dari pemerintah Amerika kepada "Barada TV". Dan ia bersumpah tidak menerima sesen-pun dana tersebut.

Namun keterangan menarik diberikan oleh Malik al Abdeh, pemimpin redaksi "Barada TV" yang mengatakan bahwa televisinya tidak memiliki hubungan langsung dengan pemerintah Amerika. Tentu saja karena Malik adalah salah satu pendiri MJD, penerima langsung dana $6 juta deplu Amerika. Selain itu ia juga saudara kandung Direktur MJD Anas Al-Abdah. "Barada TV" tidak perlu menjadi penerima langsung untuk mendapat bagian darinya.

Namun setidaknya Malik al Abdeh mengakui bahwa "Barada TV" mendapat gelontoran dana dari NGO Amerika "Democracy Council", yang bersama MJD menjadi sponsor acara "Syria In-Transition Mini-Conference" tahun 2008.

Democracy Council mencatat deplu Amerika sebagai salah satu donatur mereka. Cara kerjanya demikian: Democracy Council bertindak sebagai penyalur dana pemerintah Amerika yang berasal dari program “Middle East Partnership Initiative”, dengan mitra-mitra lokal seperti Barada TV.

Washington Post menulis: "Beberapa kawat diplomatik dari kedubes Amerika di Damaskus mengungkapkan bahwa tokoh-tokoh oposan dalam pengasingan menerima dana dari deplu melalui program Middle East Partnership Initiative. Menurut kawat diplomatik, deplu menggelontorkan dana kepada tokoh-tokoh oposan melalui Democracy Council, sebuah NGO yang berbasis di Los Angeles.”

Lebih jauh laporan itu menyebutkan bahwa pada tahun 2009 Democracy Council menerima dana senilai $6.3 juta dari deplu untuk menjalankan "program terkait Syria" yang diberi nama “Civil Society Strengthening Initiative”. Salah satu konsep dalam program itu adalah Barada TV yang dipimpin oleh Monajed.


(bersambung)


No comments:

Post a Comment