Tuesday, 11 September 2012

Al Qaida dan Tragedi WTC, Konspirasi Paling Kotor (Reposted)


Keterangan gambar: Pemimpin Al Qaida dengan latar belakang kain bergambar simbol Israel.


Sampai lima tahun yang lalu, saya masih seorang "liberal idiot", yang percaya dengan cerita tentang teroris Al Qaida yang menghancurkan menara kembar WTC di New York tahun 2001, yang masih suka ikut demo sambil membawa bunga, suka melakukan "malam renungan" dengan lilin menyala di tangan, serta menyukai acara "Oprah Wimfrey Show" dan "Penganugerahan Oscar" (bila dilanjutkan mungkin saja saya juga menjadi pendukung Barack Obama serta pengagum Sri Mulyani). Saat itu saya, sarjana dari kampus elit di Indonesia, sudah melewati periode hidup sebagai wartawan senior di dua media massa berbeda dan telah menghadapi kehidupan rumah tangga dengan satu orang anak. Saat terjadinya Tragedi WTC, saya baru selesai membaca buku "By Way of Deception" karya Victor Ostrovsky, buku terbaik tentang Mossad dan tipu dayanya. Pun demikian, saya masih percaya semua omongan George W Bush tentang Al Qaida dan peranannya dalam Tragedi WTC.

Saya baru mulai terdorong untuk berfikir lebih kritis tentang Tragedi WTC, setelah seorang teman yang adalah seorang wartawan senior, dalam sebuah percakapan di Masjid Agung, Medan, nyeletuk tentang tragedi WTC: "Bohong semua itu. Itu hanya alasan untuk menguasai sumber minyak di Kaukasus."

Bagaikan sumbatan di dalam pipa yang dilepaskan sehingga mendorong seluruh air di dalam pipa mengalir, demikian pula celetukan teman itu mendorong pikiran saya untuk berfikir secara simultan. Pikiran pertama saya adalah: mengapa sistem pertahanan udara yang sangat canggih sama sekali tidak bereaksi atas serangan udara yang dilancarkan teroris? Saya ingat betul bagaimana Uni Sovyet tahun 1960-an, dengan sistem pertahanan udaranya yang masih jauh lebih sederhana dibandingkan Amerika tahun 2000-an, mampu menembak jatuh pesawat mata-mata U2 Amerika yang terbang jauh lebih tinggi dan lebih cepat dibandingkan pesawat-pesawat jet komersial yang menabrak Gedung WTC.

Kemudian saya berfikir, bukankan Osama bin Laden adalah agen CIA yang sangat boleh jadi masih tetap menjadi agen rahasia CIA, dan dalam tragedi WTC menjalankan peran sebagai tersangka pelaku demi menjustifikasi kebohongan tragedi WTC dan kebijakan "War on Terror" Amerika?

Lalu pikiran saya mengalir terus dan satu per satu menemukan berbagai alasan untuk mempercayai bahwa tragedi WTC adalah pekerjaan dinas intelegen Amerika sendiri, salah satunya adalah fakta bahwa menara kembar WTC jatuh seperti gedung yang roboh karena "pemboman terukur" yang menjadi teknik standar untuk meruntuhkan gedung pencakar langit tanpa merusak gedung-gedung di sekitarnya. Jika pun ada sebuah gedung pencakar langit yang roboh karena kebakaran, dan faktanya tidak pernah terjadi hal demikian, mestinya robohnya gedung itu ke samping karena tidak mungkin besi-besi penopang gedung mencapai titik muai secara bersamaan.Selanjutnya, seiring berjalannya waktu, semakin banyak bukti-bukti yang saya dapat tentang kebohongan tragedi WTC dan "industri terorisme" yang digelar Amerika dan diikuti negara-negara bonekanya seperti Indonesia. Misalnya saja rekaman CCTV yang menunjukkan sebuah rudal penjelajah (dilihat dari ukurannya) yang menghujam gedung Pentagon. Bukti lainnya adalah ditemukannya meterial super thermite di dalam reruntuhan gedung WTC. Material inilah yang menjadi penyebab reruntuhan gedung WTC terus terbakar hingga berbulan-bulan dan membuat besi-besi pilar memuai hingga mencair. Hal terakhir ini tidak mungkin bisa disebabkan oleh bahan bakar pesawat yang cepat terbakar habis, bahkan mungkin dalam hitungan detik setelah terjadi ledakan saat pesawat menabrak gedung.

Namun bukti paling gamblang adalah rekaman runtuhnya gedung WTC 7, gedung 47 tingkat (di Jakarta termasuk gedung tertinggi), meski tidak pernah terkena hantaman pesawat atau bahkan sekedar hantaman reruntuhan gedung kembar WTC. Runtuhnya gedung ini sama sekali tidak disebutkan dalam laporan resmi penyidikan pemerintah Amerika menyusul tragedi tersebut, pun tidak pernah disebutkan di media-media massa. Berani bertaruh, sebagianb besar Anda pun tidak pernah mendengar hal ini.

Dan setelah itu pun semua, bukti-demi bukti mengalir tanpa henti yang semuanya semakin menguatkan keyakinan saya bahwa tragedi WTC adalah sebuah "inside job" atau "false flag". Mulai dengan berita tentang tertangkapnya lima agen Mossad yang tengah merekam peristiwa tragedi WTC (Dancing Israelis), pemilik hak leasing gedung WTC berdarah yahudi yang mendapatkan asuransi miliaran dolar, operator bandara-bandara Amerika yang ternyata perusahaan swasta milik warga Israel, Menhan Donald Rumsfeld yang membuat pernyataan sehari sebelum tragedi bahwa triliunan dolar anggaran pertahanan Amerika tidak bisa dipertanggungjawabkan penggunaannya, keberadaan Benjamin Netanyahu dan Ehud Barak di Jew York pada saat terjadinya tragedi WTC, juru bicara Al Qaida yang ternyata adalah seorang yahudi putra seorang tokoh zionis Amerika, hingga baru-baru ini beredar video tentang orang nomor dua Al Qaida, Ayman al-Zawahiri, yang berpidato dengan latar belakang gambar simbol "bintang Daud" Israel. Memang benar kata pepatah lama bahwa kebohongan membongkar kebohongannya sendiri.

Kini marilah kita "nikmati" drama lawakan tidak lucu yang bernama "Serangan WTC". Menurut keterangan pemerintah Amerika, serangan ini dilakukan oleh sekelompok teroris Arab. Dengan bersenjatakan pisau "cutter" dengan mulus mereka menguasai empat pesawat jet komersial yang tengah mengudara. Kemudian dengan "modal" kursus singkat belajar pilot pesawat kecil, para terosis melakukan manuver yang tidak bisa dilakukan para pilot jet komersial paling profesional sekalipun. Secara ajaib mereka bahkan berhasil menghindar dari sistem pertahanan udara Amerika yang paling canggih di dunia. Kemudian secara simultan mereka menghantam menara kembar WTC dan Gedung Pentagon. Satu pesawat lagi jatuh di Pensylvania, dikabarkan karena adanya perlawanan "yang sangat terlambat" dari puluhan penumpang terhadap beberapa terosis bersenjata pisau cutter yang secara ajaib lolos dari proses screening di bandara.

Kemudian hanya sekitar satu jam setelah menerima hantaman pesawat, dua menara kembar WTC runtuh dengan cara yang ajaib, disusul sekitar enam jam kemudian Gedung WTC 7 yang juga runtuh meski tanpa pernah mendapatkan serangan.

Lebih ajaib lagi, semua operasi teroris yang bahkan tidak pernah terbayangkan penulis cerita film "Mission Impossible" itu, demikian menurut keterangan resmi pemerintah Amerika, dirancang dan digerakkan dari dalam sebuah gua di Afghanistan. Dan seakan masih kurang ajaib, Osama bin Laden yang dikabarkan sebagai sang sutradara di dalam gua, selama bertahun-tahun berhasil mengelakkan diri dari pengejaran aparat keamanan Amerika dan sekutu-sekutunya. Tidak hanya itu, ia masih bisa dengan leluasa mengeluarkan pernyataan-pernyataan pers.

Coba tebak, apa pernyataan pers terakhir Osama bin Laden? Ia berkampanye tentang "Global Warming", bisnis baru para penguasa dunia di balik layar. Dengan isu ini negara-negara di dunia diharuskan melakukan kebijakan "pencegahan pemanasan global" dengan menggunakan dana pinjaman lembaga-lembaga keuangan internasional yang harus dikembalikan oleh rakyat seluruh dunia melalui pajak yang mereka bayarkan. Meski isu ini secara sains masih mengandung kontroversi, secara efektif berhasil mengeruk kekayaan seluruh masyarakat di dunia demi keuntungan bankir-bankir internasional yahudi. Sementara Al Gore, orang yang dijadikan aktor untuk memainkan bisnis ini, cukup mendapatkan beberapa juta dolar yang baru-baru ini digunakannya untuk membeli sebuah mansion mewah.

Mungkin setelah Osama menjadi jubir kampanye "Global Warming", Al Gore tidak lagi dibutuhkan, dan suatu saat mengalami kecelakaan misterius yang merenggut nyawanya. Di jaman kemudahan informasi seperti sekarang ini, hal itu bukan lagi sebuah "teori konspirasi".

No comments:

Post a Comment