Friday, 15 March 2013

MALI, PERANG UNTUK EMAS ROTHSCHILD

Berbagai teori muncul terkait petualangan negara-negara barat saat ini di Mali. Yang pertama menyebutkan petualangan tersebut dimotivasi oleh persaingan Inggris dan Perancis untuk menarik minat India membeli pesawat-pesawat tempur mereka (Inggris dengan Typoon dan Perancis dengan Rafale). Yang lainnya menyebutkan sebagai aksi pengalihan perhatian publik dari masalah ekonomi yang tengah dihadapi negara-negara barat. Namun teori ini sangat menarik perhatian saya, terutama karena tidak pernah disebut-sebut oleh kebanyakan analis dan karena menyangkut kepentingan Rothschild. Alasan itu adalah karena emas keluarga Rothschild.

Keterlibatan negara-negara barat dalam petualangan militer di Mali adalah cukup mengherankan banyak analis termasuk saya (blogger). Mali adalah negara kecil dan miskin yang tidak "menarik perhatian". Mali juga bukan negara penghasil minyak selain juga tanahnya kurang subur. Namun tidak begitu jika diperhitungkan kekayaan emasnya. Mali adalah negara produsen emas terbesar ketiga di Afrika setelah Afrika Selatan dan Ghana dan sebagian besar perusahaan tambang emas yang beroperasi di Mali dimiliki oleh keluarga Rothschild.

Perancis memulai petualangannya di Mali pada tgl 11 Januari lalu dengan melakukan serangan udara (menggunakan pesawat tempur Rafale) terhadap pemberontak "Islam" yang tengah bergerak maju ke wilayah selatan negara itu yang kaya emas, dimana perusahaan-perusahaan tambang milik Rothschild berada. Tiga hari kemudian PBB menyatakan dukungan terhadap aksi Perancis tersebut. Tgl 16 Januari Perancis menerjunkan pasukan daratnya. Amerika juga memberi dukungan pada aksi Perancis namun menolak menerjunkan pasukan daratnya karena menentang regim Mali yang merebut kekuasaan melalui kudeta.

Keseriusan Amerika melibatkan diri dalam petualangan di Mali dinyatakan oleh Menhan Leon E. Panetta yang mengatakan, "Kami khawatir bahwa setiap saat Al Qaida bisa mendirikan basis operasi di Mali."

Baik Amerika maupun Perancis selalu berteriak-teriak tentang terorisme di Mali yang menjadi alasan mereka menerjunkan diri dalam petualangan perangnya. Namun hal itu adalah satu "sandiwara" belaka karena teroris yang mereka perangi di Mali adalah orang-orang yang sama yang mereka bantu di Libya dan Syria.

Tiga perusahaan tambang emas terbesar di Mali, AngloGold Ashanti, Randgold, dan IAMgold adalah perusahaan yang langsung maupun tidak dimiliki keluarga Rothschild. Pada tahun 2003 lalu saja produksi ketiganya mencapai 233 ton emas yang nilainya mencapai $14 miliar atau hampir senilai Rp 140 triliun. Diperkirakan angka-angka tersebut telah membengkak beberapa kali lipat saat ini.

Pemimpin AngloGold Ashanti adalah Russell Philip Edey. Ia juga adalah wakil presiden NM Rothschild Corporate Finance Limited sekaligus presiden dari sebagian besar perusahaan yang dimiliki NM Rothschild. Menurut laporan perusahaan, secara global AngloGold Ashanti mengelola 20 tambang emas di 10 negara dengan total produksi 433.000 kg emas senilai $6,6 miliar pada tahun 2011.

Randgold adalah perusahaan lainnya yang dimiliki keluarga Rothschild. Salah seorang eksekutifnya, Christopher Lewis Coleman adalah Direktur Independen pada Randgold Resources Ltd. sejak tahun 2008. Coleman juga menjabat sebagai Managing Director pada Rothschild, Co-Head of Banking pada NM Rothschild & Sons Ltd., sekaligus Chairman pada Rothschild Bank International Ltd.

Sementara itu IAMgold adalah perusahaan tambang Kanada yang juga dimiliki oleh N.M. Rothschild sejak April 2008.

Sebuah laporan tentang dampak penambangan emas di Mali menyebutkan, "Para investor melihat Mali sebagai lingkungan yang sempurna untuk mengeksploitasi sumber daya alam tanpa harus bertanggungjawab atas hak-hak manusia, kemakmuran bangsa atau penghargaan terhadap lingkungan. Kebudayaan Mali menyebutkan bahwa "emas dimiliki oleh iblis" dan menurut tradisi ini emas tampak saat iblis bergembira dan menghilang iblis marah."



REF:
"France Fights for Rothschild Gold"; thetruthseeker.co.uk; 19 Januari 2013


1 comment: