Monday, 18 March 2013

PROPAGANDA TIADA HENTI

Setelah membaca postingan ini saya harap Anda tidak lagi menjadi orang-orang "idiot" yang membenarkan begitu saja berita-berita terorisme yang ditayangkan TVOne.

Mari kita mulai dengan menganalisa gambar di atas. Pada bagian atas gambar tersebut terdapat gambar Adam Gadahn, jubir Al Qaida, logo "As-Sahab", televisi milik orang-orang salafi-wahabi di bagian kanan bawah, serta logo "SITE" di bagian kiri atas.

Adam Gadahn adalah orang yahudi Amerika yang memiliki nama asli Adam Pearlman. Ya, ia berasal dari klan Pearlman yang dikenal sebagai yahudi zionis garis keras di Amerika. Kakeknya, Carl Pearlman bahkan pernah menjadi seorang direktur organisasi yahudi paling berpengaruh di dunia, Anti Defamation League (ADL). Ketika latar belakangnya terbongkar, Adam yang tadinya sering muncul di televisi menyampaikan aspirasi Al Qaida, tiba-tiba menghilang dan tidak pernah muncul lagi. Pemerintah Amerika pun memberikan alasan, yaitu Adam telah tewas dalam serangan militer Amerika. Namun boleh bertaruh, Adam kini tinggal dengan nyaman di Israel, menjadi pelanggan tetap rumah bordil yang menjamur di Israel dengan pekerja-pekerja seks-nya yang berasal dari Eropa Timur, atau klub kaum gay di Tel Aviv yang disebut-sebut sebagai ibukotanya kaum gay sedunia.

Adapun SITE adalah mesin propaganda zionis yang misi utamanya mengelabuhi masyarakat dunia tentang "proyek perang melawan terorisme" Amerika yang juga diikuti oleh pemerintah Indonesia. SITE Intelligece bersama mitranya IntelCenter merupakan sumber awal dari semua informasi tentang Al Qaida. Puluhan rekaman video yang menggambarkan para petinggi Al Qaida termasuk Osama bin Laden, Ayman Zawahiri dan Adam Gadahn tengah memberikan pernyataan, sebenarnya dibuat oleh SITE. Rekaman-rekaman video itu selanjutnya dikirimkan ke media-media mapan terkooptasi yahudi (sayangnya nyaris semua media massa besar di dunia adalah demikian halnya) dan disebarkan ke seluruh dunia.

SITE Intelligence dimiliki dan dioperasikan oleh seorang wanita yahudi Irak yang bermigrasi ke Israel, Rita Katz, yang ayahnya dihukum mati oleh Saddam Hussein karena menjadi mata-mata untuk Israel dalam Perang 6 Hari tahun 1967. Setelah kematian ayahnya, Rita dan ibunya lari ke Israel dimana ia kemudian masuk dinas militer sebagai anggota Israel Defense Force (IDF). Sangat boleh jadi beberapa anak Palestina menjadi sasaran tembakannya selama mengabdi pada "ibu pertiwi".

SITE merupakan sumber utama dari segala "informasi sampah" tentang terorisme Islam yang digunakan oleh dinas-dinas inteligen Amerika serta media-media massa zionis. Jika selama ini terorisme seolah identik dengan Islam, itu semua adalah akibat propaganda yang dibuat oleh SITE.

Dalam menjalankan SITE Rita Katz dibantu oleh Alan Kohlmann dan Joshua Devon. Kohlmann adalah pemilik media propaganda zionis lainnya bernama “global terror alert.com” atau Flashpoint Partners. Seperti Katz, Kohlmann sering menjadi narasumber acara-acara talkshow tentang terorisme Islam. Tidak hanya Islam yang mereka jadikan sasaran propaganda, para aktifis kulit putih yang yang sadar dengan kejahatan yahudi juga menjadi perhatian mereka. Kepada mereka itulah cap “White supremacist" atau “domestic terrorists” mereka sematkan.

Sementara IntelCenter dimiliki oleh Ben Venzke, seorang yahudi lainnya. IntelCenter merupakan bagian dari IDEFENSE yang dioperasikan oleh Jim Melnick, zionis yahudi laiannya yang pernah bekerja untuk dedengkot neocons Donald Rumsfeld. Mengingat Osama bin Laden asli telah tewas beberapa bulan sebelum Serangan WTC 2001, IntelCenter menggunakan beberapa orang yang berbeda untuk memerankan Osama bin Laden dalam video-video yang dipublikasikannya. Itulah sebabnya jika kita sandingkan video-video tersebut akan didapatkan Osama bin Laden dengan wajah dan janggut yang berbeda-beda. Dan setelah gambar Osama-Osama palsu terbongkar, IntelCenter menggantinya dengan rekaman audiotape tanpa gambar.

Kini kita kembali ke tahun 1970-an, ketika kata "holocoust" yang artinya pembantaian 6 juta yahudi oleh NAZI Jerman, belum pernah didengar oleh publik dunia. Adalah seorang yahudi penyuka anak-anak kecil (pedhopilia) bernama Frank Cohen yang menyembunyikan nama aslinya menjadi Frank Collins. Pada tahun 1979 ia memimpin gerakan NEO NAZI Amerika yang membuat publik Amerika gempar karena rencana aksi pawai melintasi perkampungan yahudi di Skokie, luar kota Chicago. Kala itu setiap hari media massa Amerika memberitakan rencana aksi tersebut dan istilah "holocoust" pun mulai terdengar. Untuk menambah ramai pertunjukan, dimunculkan pula para pengacara dari ACLU yang digambarkan sebagai "orang-orang gagah berani yang melawan kekuatan jahat para pengikut Nazi yang memanfaatkan kebebasan berbicara di Amerika”. Tentu saja publik Amerika kala itu tidak mengetahui bahwa ACLU pun adalah organisasi yang dibentuk oleh para zionis yahudi.

Baru-baru ini History Channel menampilkan film dokumenter berjudul “Nazi America: A Secret History” namun tak satu katapun muncul tentang "pahlawan holocoust" bernama Frank Collins. Pada tahun 1980 Collins yang bernama asli Franz Joseph Cohen dipenjara karena terbukti melakukan pelecehan seksual terhadap seorang anak kecil kulit putih. Selepas dari penjara tahun 1983, para pemimpin zionis Amerika memberinya peran baru sebagai seorang arkeologis. Ia dikabarkan menemukan harta karun peninggalan kebudayana kuno Mesoamerica berupa artefak-artefak kuno dan emas di daerah Winconsin. Meski secara ilmiah diragukan keotentikannya, isu tersebut berhasil menjadi sumber uang bagi para zionis melalui buku-buku dan karya-karya penerbitan lainnya. Dikabarkan Cohen telah dikenal sebagai seorang arkeolog terkenal yang sering menjadi narasumber di seluruh dunia. Namun jika nanti terjadi kasus pedhopilia oleh orang asing di Bali atau di wilayah Indonesia lainnya, boleh jadi pelakunya adalah ia.



REF
"Never-ending Jew PSYOPS on America"; Philip Marlowe; incogman.net; 9 Maret 2013

No comments:

Post a Comment