Saturday, 17 August 2013

"KERE MUNGGAH BALE" OPRAH-OBAMA

Orang Jawa memiliki istilah khusus untuk fenomena orang-orang yang mengalami goncangan budaya yang menimbulkan efek merusak atas ikatan-ikatan sosial budaya. Kere munggah bale, demikian istilah tersebut, menggambarkan seorang miskin tertindas yang tiba-tiba menjadi orang berkuasa, yang karena ketidak-siapan mentalnya cenderung menjadi orang jahat.

Mungkin istilah itu cocok untuk para tokoh Ikwanul Muslimin Mesir seperti Mohammad Moersi yang kepemimpinnya justru menimbulkan perpecahan negara. Seperti diketahui selama berpuluh-puluh tahun Ikhwanul Muslimin menjadi organisasi bawah yang ditindas pemerintah. Ketika akhirnya mendapat kesempatan menjadi penguasa Moersi dan teman-teman Ikhwanul Musliminnya justru menjadi musuh bagi sebagian besar rakyat Mesir lainnya. Namun contoh lebih nyata yang akan dibahas di sini adalah Oprah Winfrey dan Barack Obama.

Tentang Obama secara singkat saja saya (blogger) sampaikan bahwa baru-baru ini ia telah memerintahkan pemecatan seorang badut rodeo yang suka beraksi dengan topeng wajah Obama untuk bahan lawakannya. Kini badut tersebut harus hidup sebagai pengangguran bersama keluarganya yang menderita. Namun kasus yang dilakukan Oprah Winfrey menurut saya lebih menarik karena yang bersangkutan melakukannya secara terbuka, tidak seperti Obama yang melakukannya secara diam-diam.

Sebagaimana telah diberitakan banyak media massa, baru-baru ini Oprah Winfrey dalam satu acara "talk show" membuat tuduhan (yang menurut saya adalah palsu) tentang perlakuan rasialis oleh seorang pelayan toko suvenir di Swiss terhadapnya. Dalam pengakuannya Oprah menyebutkan bahwa seorang pelayan wanita kulit putih telah melakukan penghinaan rasial terhadapnya dengan menolak mengambilkan tas kulit yang hendak dibelinya karena Oprah dianggap tidak akan mampu membelinya.

"Saya mengenakan baju sederhana Donna Karan dan sepasang sandal sederhana. Namun tampaknya "The Oprah Winfrey Show" tidak disiarkan di Zurich. Saya tidak berdandan, namun jelas saya adalah Oprah Winfrey sepenuhnya. Saya pergi ke sebuah toko dan berkata kepada seorang pelayan wanita: ‘‘Excuse me, bisakan saya melihat tas di atas anda itu?" dan ia menjawab "tidak, itu terlalu mahal," kata Oprah dalam wawancara tersebut.

Menurut Oprah ia mengulangi permintaannya, dan kembali mendapat penolakan. Selanjutnya, dengan menahan jengkel, iapun meninggalkan toko tersebut.

"Saya bisa saja mengobrak-abrik barang-barang itu," tambah Oprah mengekspresikan kejengkelennya. Bagi seorang selebritis dengan kekayaan lebih dari $2 miliar seperti Oprah, tas seharga 24.460 poundsterling itu tentu tidak terlalu berarti nilainya.

Namun benarkah tuduhan itu? Atau hal itu justru menunjukkan adanya upaya sistematis untuk memarginalkan orang-orang kulit putih oleh orang-orang yahudi "pengusa kegelapan"? Saya lebih percaya yang kedua.

"Saya tidak tahu mengapa ia melakukan tuduhan itu?" kata pelayan wanita yang dituduh Oprah, dalam wawancara dengan koran mingguan SonntagsBlick. Wanita Italia yang tidak disebutkan namanya itu (Oprah juga tidak menyebutkan nama wanita tersebut dalam wawancaranya) bahkan mengeluh telah menjadi korban "kekuasaan" Oprah.

"Ia begitu berpengaruh dan saya hanyalah seorang pelayan toko," kata wanita itu.

Menurut wanita itu jika benar Oprah merasa dirugikan, ia semestinya sudah akan melaporkannya kepada Trudie Goetz, bosnya, pada hari pernikahan Tina Turner, keesokan harinya. Baik Oprah maupun Goetz adalah teman penyanyi rock ternama Tina Turner yang sama-sama hadir dalam pernikahan yang digelar di Zurich, Swiss tgl 21 Juli lalu.

Menurut wanita tersebut, sebagai seorang pelayan toko di Swiss, sopan santun telah menjadi darah dagingnya.

"Sopan santun adalah Alpha dan Omega dalama bisnis ini," katanya.

Namun demikian sang pelayan toko menyatakan kesiapannya untuk meminta ma'af kepada Oprah atas kesalah pahaman tersebut dan berhadap "mimpi buruk" yang dialaminya cepat berakhir.

Batapapun insiden yang melibatkan Oprah telah menjadi isu internasional hingga mengundang perhatian pihak berwenang Swiss. Presiden asosiasi pedagang Zurih Markus Hunig dan jubir Swiss Tourism Daniela Bar mengecam insiden tersebut dan menyatakan permohonan ma'af secara terbuka atas nama rakyat Swiss.



REF:
"Racist shop girl said I couldn't afford a £24,000 handbag, says billionaire Oprah Winfrey"; Allan Hall; Daily Mail; 9 Agustus 2013

No comments:

Post a Comment